7. Orang yang Berbeda

10 3 2
                                    

"Makasih ya," ucap Nidera kepada kesatria yang menolongnya tadi. Ia merasa bersalah karena telah melibatkannya dalam masalah barusan.

"Iya Nyonya, sama-sama," jawab sang kesatria dengan sopan. Ia pun mengajak Nidera berjalan memasuki portal Faberald yang nampak sangat besar dan kokoh.

Dengan senang hati, Nidera mengikuti langkahnya dan berjalan di sebelah kesatria yang menuntun kudanya itu.
Dalam keheningan diantara keduanya, Nidera pun bertanya, "Kamu Roy, kan?"

"Roy?" tanya kesatria itu heran.

Responnya sangat natural, sehingga Nidera sempat merasa kalau ternyata dia salah orang. Namun saat melihat wajah kesatria itu lagi, Nidera Kembali penasaran dan bertanya, "Iya, kamu Roy Hima, asistenya Rezha di kantor, kan? Kamu cuma ganti model baju sama lepas kacamata aja, iya kan?"

"Maaf Nyonya, sepertinya anda salah orang." Jawab kesatria itu berusaha agar tetap sopan kepada orang asing yang berjalan di sebelahnya. "Nama saya sendiri, Ezroy Feberald." Ungkap kesatria itu dengan tenang.

Nidera mulai merasa terguncang. Bagaimana bisa Roy berbohong selancar itu, dia nampak mengatakan yang sejujurnya. Apalagi saat dia menjelaskan kalau dia tidak pernah mengenal orang bernama Rezha sebelumnya. "Oh iya, ngomong-ngomong siapa nama anda?," tanya Ezroy ramah.

"Nama saya?.. nama saya Nidera Puspa Binta," kata Nidera yang tiba-tiba terputus karena dia teringat perkataan wanita yang ia temui saat petama kali terbangun di rumah reyot itu. Katanya Nidera akan tahu mengapa semua hal aneh itu terjadi padanya kalau dia tahu siapa dirinya sebenarnya.

Padahal Nidera yakin betul kalau dia tidak amnesia. Memangnya kalau memang dia amnesia dan melupakan jati dirinya, siapa jati dirinya sebenarnya. Dia bahkan masih ingat betul nama seluruh anggota keluarganya, bahkan nama rekan-rekan kantornya dan atasanya di kantor. Semua terasa sangat tidak masuk akal baginya.

Melihat Nidera yang nampak tengah berpikir keras, Ezroy pun bertanya, "Ada apa, Nidera?"

Nidera pun tersadar dari lamunan singkatnya, lalu dia berusaha mengalihkan topik dengan bertanya, "Oh, itu.. jadi, dimana rumah kamu, Ezroy?"

Kesatria muda itu pun manunjuk sebuah rumah sederhana di antara dua perkebunan yang cukup luas (walau tidak sampai satu hektar). "Ah! Itu, disana rumah saya!," kata Ezroy dengan yakin.

Mata Nidera pun berbinar, dia takjub akan keindahan rumah dan kedua kebun di sisinya. Rumah itu nampak sangat elegan walau sederhana, bahkah beberapa bata yang tersusun didindingnya nampak menyembul karena tidak sumetris. Lalu kedua kebun itu nampak sangat segar, sangat indah dipandang mata, bahkan dia yakin kalau keindahannya bisa menyejukkan hati yang panas.

Tak terasa, langkah mereka pun tiba di pekarangan rumah Ezroy. Saat itu, Ezroy langsung mengikat tali kekang kudanya di tempat khusus yang beratapkan pelepah daun palem di sudut pekarangan. Setelah yakin kalau ikatannya telah kencang, Ezroy segera melangkah menuju pintu depan diikuti Nidera yang melangkah beberapa hasta di belakangnya.

"Ezroy?!" suara seorang wanita tiba-tiba saja mengejutkan Ezroy dan Nidera. Mereka pun berbalik untuk melihat sosok wanita yang memanggil Ezroy barusan.

Seketika Nidera terpana pada wanita berambut coklat susu itu. Tatapannya sangat lembut dan wajahnya sangat cantik, seperti gadis pedesaan di eropa. Ditambah topi dan dress sederhana yang menjadi ciri khas eropa pada abad pertengahan.

"Oh, Aysel! Ku pikir kau ada di dalam," kata Ezroy sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kami dari kebun," jawab Aysel seadanya. Dia nampak menatap Nidera dengan penuh kewaspadaan.
Hingga muncul seorang gadis kecil yang berpenampilan mirip dengan Aysel. Dia berlari dari kebun sambil berseru, "Papa! Selamat datang!!"

The Magician of FLOWSLEE world Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang