🏀 POIN BATTLE 🏀 : LATIH TANDING

29 6 6
                                    

Latihan hari ini sangat menyenangkan, walaupun team Indo masih belum bisa mengalahkan kedua seniornya. Mereka benar-benar terhubung satu sama lain setiap gerakan, seperti memang sudah direncanakan.

“Baik junior-junior bodoh, kita harus berhenti sampai di sini karena hari sudah larut malam. Istirahat yang cukup karena jadwal kalian akan padat untuk latihan lagi!” Singa memberi pesan sebelum membubarkannya.

Benar. Selama satu bulan penuh mereka terus latihan dan latihan, hingga beberapa kali berhasil mengalahkan mereka dengan lengkapnya pemain yang terus masuk karena tertarik dengan keseruan mereka. Salah satunya Philippines yang dipercaya oleh Singapore untuk mengisi posisi small forward mereka.

Tidak hanya Phil, ada Vietnam dan Cambodia ikut bergabung menjadi cadangan poin guard dan center.

“Okay semuanya kumpul. Aku ingin membahas seputar latihan kita!” Singa memberi intruksi, tidak membutuhkan waktu lama mereka melingkar untuk mendengarkannya.

“Aku mempunyai kenalan yang cukup kuat dengan sekolah lain. Untuk membuat latihan kita efektif berjalan lancar, Laos menyuruhku untuk melakukan latihan tanding dengan sekolah itu. Tapi kita masih belum mempunyai seragam tanding dan seragam inti yang menandakan bahwa kita ini adalah klub basket Asean. Jadi aku berniat untuk membuatnya, apakah kalian bersedia?” tanya Singa setelah menjelaskan panjang lebar.

Semua yang ada di sana berseru pelan mengatakan setuju, Phil mengangkat tangannya ingin mengutarkan pendapat yang mungkin akan menyenangkan teman-temannya.

“Senior, keluargaku mempunyai toko baju di pusat kota yang dimana semuanya adalah produk hasil buatan kami sendiri. Aku mempunyai tawaran bagaimana jika seragamnya aku buatkan khusus untuk kalian?” kata Phil tersenyum ramah.

Mereka terkejut dan tersenyum senang. Tentu saja, begini kan jadi lebih mudah? Tidak disangka pria yang masuk beberapa minggu lalu ini dapat diandalkan juga. Walaupun beberapa minggu sebelum dia masuk ke dalam basket Asean, sempat Singa marahi karena seenaknya mencuri beberapa fasilitas ekskul basket untuk ekskul lain.

“Haha maafkan aku, sebagai gantinya aku akan bermain bersama kalian. Walaupun aku tidak terlalu bisa, tapi kalian bisa mengandalkan kebugaran tubuhku. Kalian membutuhkan pemain yang lincah dan agresif kan?” Dengan percaya dirinya pria rambut dominan biru itu tersenyum puas dengan permen di dalam mulutnya.

Singa mempersilahkan Phil masuk tentunya, karena mereka memang kekurangan anggota. Masalah posisi bisa diatur selama mereka lengkap.

Agenda latih tanding dengan sekolah lain akan dilaksanakan satu minggu kedepan sambil menunggu seragam resmi yang sudah Singa dan Laos desain ke toko baju Philippines. Mereka terpaksa harus melakukan ini karena sebentar lagi seleksi lomba untuk mengikuti kejuaraan musim panas akan dibuka.

“Ayo kalian lebih fokus, kita terbanting waktu! Indo dan Timor biasakan untuk terus bekerja sama dengan baik jika kalian tidak mau menjadi cadangan. Paham?!” Seperti biasa Laos, pelatihnya itu marah-marah. Walaupun begitu dia sangat perhatian dengan membuat jadwal, membuat beberapa makanan sehat, dan juga minuman penambah energi yang dia buat dari tanaman-tanaman herbal. Semua itu disarankan oleh kakaknya yang dulu seorang pemain basket terkenal di kota ini.

Satu minggu berlalu sangat cepat, dengan Jersey resmi berwarna merah pekat dipadu hitam dan putih dengan nama klub besar di depan dan belakang yang menampilkan nomor punggung mereka—tentu siap membantai sekolah sebelah, katanya.

____________________

Suara riuh menyelimuti lapangan olahraga, semua orang berteriak menyemangati para pemain yang fokus berusaha mencetak angka kedalam ring lawan diantara waktu yang terus menipis detik demi detik. Laos menatap fokus pada permainan mereka, bukan saatnya untuk panik, sebagai seorang pelatih di team sekolah ASEAN dia harus bisa mengatasi hal mendesak seperti ini. Score team basketnya tertinggal lima poin, ketika seorang Ace mereka memasukan bola basket ke ring dengan theree point. Harapan satu satunya adalah time out terakhir yang dimiliki ASEAN.

Pelatih lawan menatapnya sambil tersenyum ketika melihat tatapan tajam pada lapangan, seolah sedang membuat ruangan dan mempelajari semua taktik yang dilakukan lawan, begitu juga menganalisis kemampuan dan stamina para pemain ASEAN. Kekalahan memang sudah menjadi hal biasa dalam permainan, tapi itu sangat menyakitkan. Laos tidak ingin melihat mereka jatuh kejurang yang sama seperti tahun lalu, tapi karena itu juga dirinya ada disini untuk memperbaiki team basket.

Semua dia lakukan dari awal, mulai dari menawarkan diri untuk menjadi seorang pelatih, tentu saja tidak mudah mereka sedikit terkejut ketika Laos tiba-tiba ingin menjadi seorang pelatih. Memang tidak ada pengalaman menjadi seorang pelatih, tapi dia sungguh-sungguh mempelajari basket, dan ketika SMP Laos mengikuti ekskul basket dan mempunyai pengalaman yang cukup untuk membulatkan tekad menjadi seorang pelatih, membangun kepercayaan mereka kepadanya, mencari anggota baru, dan mulai bangkit.

Laos terus memperhatikan dan akhirnya menyadari bahwa alur permainan mereka adalah bergerak seperti angin, satu arah dan teratur. Sungguh terkejut ketika menyadari hal itu, team basket sekolah lawan yang menghilang tiga tahun sekarang kembali mengejutkan dengan alur permainannya. Begitu tenang dan membuat lawannya menikmati setiap alur permainan yang mereka buat, itu sungguh mengerikan. Maaf saja team basket ASEAN tidak boleh kalah disini, jika kalah pasti akan berbahaya bagi para pemain.

75 menit berlalu, selisih score mereka meningkat menjadi tujuh. Laos meminta time out, para pemainnya sudah kehabisan stamina dan ini waktu yang tepat untuk meminta time out sambil melancarkan serangan pada lawan.

“Maaf membuat kalian menunggu lama, aku sudah memikirkan cara untuk melancarkan serangan balik, tapi sebelum itu Phil kau akan diganti. Tidak usah bertanya alasannya nanti akan aku jelaskan. Sekarang alur permainan mereka adalah seperti angin, tenang dan teratur, membuat kalian tanpa sadar mengikuti jalan yang mereka siapkan untuk membuat stamina kalian cepat terkuras. Sudah bertahan sampai sekarang aku ucapkan terimakasih. Score lawan hanya membutuhkan delapan poin lagi untuk menang pertandingan ini, mereka menang dibabak pertama dan ketiga, kalah pada babak kedua, jika kita menang di babak ke empat ini akan ada pertambahan waktu jika itu terjadi ada harapan 50:50 untuk menang.”

“Yang harus kalian lakukan untuk membalasnya adalah menjadi batu, tidak peduli sekencang apapun angin, batu akan tetap teguh pada pendiriannya tidak akan ikut berpindah. Cukup lawan dengan apa yang kalian lakukan selama ini, jangan sampai terpengaruh pada angin itu dan buat lingkungan tanpa angin,” lanjut Laos. Dia menatap mereka satu persatu, wajah serius menginginkan  kemenangan dan wajah keraguan karena takut kalah campur aduk dalam diri mereka. Laos tersenyum dan menjulurkan tangan, mereka bingung apa yang kulakukan.

“Walaupun hanya latih tanding, kalian harus benar serius mengalahkan mereka. Karena ini adalah awal langkah kita memperkenalkan kembali ASEAN kepada para penonton!” Laos tersenyum penuh semangat.

Penonton sangat ramai padahal hanya sekedar latih tanding biasa. Desas desus ASEAN kembali membuat klub lain penasaran ingin melihat apakah mereka pantas disebut legenda, atau hanya sampah biasa. Dalam pertandingan basket ini semakin memanas, membuatnya menjadi semakin seru.


TBC

Berdebu sekali

Battle Point [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang