🏀 POIN BATTLE 🏀 : SELESAI

12 4 0
                                    

Penonton sangat ramai padahal hanya sekedar latih tanding biasa. Desas desus ASEAN kembali membuat klub lain penasaran ingin melihat apakah mereka pantas disebut legenda, atau hanya sampah biasa. Dalam pertandingan basket ini semakin memanas, membuatnya menjadi semakin seru.

“Aku sangat beruntung bisa menjadi pelatih kalian. Walaupun sudah jatuh dan kehilangan pemain inti, hanya tiga bulan berlatih menjadi pemain inti kalian sudah bisa meraih walaupun satu babak, dan sekarang adalah babak terakhir ambil itu dan kita akan bermain lebih serius dengan sekolah lainnya.” Mereka tersenyum dan mengangguk mendengar setiap kalimat dari Laos.

“Itulah gunanya masa muda.” Singa mengangguk dan menepuk bahu Indo dan Malay bersamaan.

“Sepertinya mereka akan mengejutkan kita, jika terdesak cobalah untuk menjadi angin topan,” ucap pelatih lawan sebelum melepaskan para pemainnya.

Suara teriakan kembali terdengar, ASEAN bertanding di kandang lawan. Laos bersama Singa meminta untuk menjadi lawan latih tanding team mereka, tentu saja disambut dengan baik oleh sekolah tersebut. Hal yang harus Laos lalukan juga adalah mengasah dan memberikan pengalaman lebih pada para pemain, mau inti ataupun cadangan.

Walaupun sedikit hancur karena sisa dari team inti yang selalu bermain bersama anggota lainnya bahkan sudah cocok harus diganti, itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beradaptasi kembali menjadi sebuah team.

Poin penting dalam permainan team adalah mengetahui anggotanya masing-masing mulai dari kemampuan, situasi dan sifat. Tentu saja selesai pertandingan ini Laos akan mengadakan camp pelatihan bertujuan untuk membuat mereka semakin memahami satu sama lain dan melatih mereka dengan berbagai hal lain.

Setelah dua menit istirahat tadi Phil diganti oleh Thailand yang merupakan anggota team cadangan. sebenarnya dia bisa menjadi pemain inti karena kemampuannya yang sangat hebat dalam mengecoh lawan, Laos menyadari hal itu ketika pertama kali ia membuat mereka bertarung satu sama lain. Tapi kemampuannya itu bisa membunuh temannya sendiri, menjadi senjata dua arah yang tidak bisa membuat pemiliknya terganggu. Untuk itu Laos melatihnya selama tiga bulan ini untuk menyempurnakan kemampuannya yang bisa menjadi kartu as kami, dan sepertinya berhasil walaupun tidak bisa dipakai lama karena semakin lama bermain semakin panas juga dia untuk berfikir lawan atau kawan. Jadi Laos menggantinya di lima menit terakhir untuk mengambil sedikit pengalaman bermain menggunakan caranya.

Penonton yang tadinya bersorak menyemangati teamnya, tiba-tiba mereka terdiam ketika melihat permainan team ASEAN. Laos menatap sekeliling mereka sibuk membicarakan apa yang dia lakukan, Laos mengangkat bahu dan membiarkan mereka berbicara. Yang perlu dia lakukan hanyalan memperlihatkan bukti.

“Laos kenapa kau menggantiku?” tanya Phil yang menunggu penjelasanku.

“Ah, itu karena staminamu sebentar lagi diambang batas, jika aku membiarkanmu terus bermain kau akan pingsan.” Laos mencoba menjelaskannya secara perlahan, sebenarnya semua anggota lain juga bingung kenapa harus Phil yang diambil karena masalah yang sebenarnya adalah cara bermain Indo dan Timor yang tidak sinkron.

“Aku tidak bisa membiarkan hal itu  karena akan membuat para pemain kita khawatir dan itu bisa membuat kacau situasi.” Laos berharap Phil mengerti apa yang ia lakukan, sebenarnya tingkat kekuatannya sangatlah rendah diantara pemain lainnya.

“Dan, aku juga tidak bisa membiarkan mereka bergantung pada dirimu. Itu juga akan berakibat fatal nantinya. Aku harap kau mengerti dengan apa yang ku putuskan. Dan satu lagi walaupun kita satu angkatan, kau harus tetap memanggilku pelatih saat apapun yang berhubungan dengan basket.” Laos tersenyum kesal kepadanya. Dia hanya mengangkat tangannya dan meminta maaf.

Ketika kami mengambangkan senyuman, Indonesia pencetak three poin andalan kami akhirnya mencetak poin dan selisih score berkurang menjadi empat poin.

Hanya empat poin kita bisa menyamakan kedudukan. Mereka semua terkejut dengan perlawanan yang sama tapi ternyata tidak sama. Bahkan pelatih lawan pun terkekeh pelan melihat perlawanan yang diberikan oleh ASEAN. Setidaknya itu membuat mereka senang. Baiklah mulai sekarang lawan akan lebih menjaga ketat pertahanan, Laos sudah memberi tahunya dan sekarang terserah kalian yang menjalaninya.

Dalam hal pass atau pengoper mereka semua cukup berpengalaman, Laos hanya perlu mengajarinya sedikit taktik untuk memudahkan dalam melalukan pass. Dan itu berjalan lancar. Terlihat sangat nyaman ketika mereka saling mengoper.

Dua menit terakhir benar-benar sulit untuk mencetak angka lagi, salah satunya jalan adalah dengan mencetak theree poin, tapi mereka menjaga Indo dengan sangat ketat. Singa yang sedang memegang bola tanpa berpikir panjang dia mencoba mencetak angka three poin, dia melompat dan lawan yang menjaga Singa ikut melompat, ternyata keliru Singa berusaha menggunakan fake lawan yang sudah melompat lebih tinggi dirinya, langsung terkejut ketika Singa tidak jadi melompat dan mengiring bolanya dengan sangat mudah. Dan pada akhirnya dia mencetak three poin, poin keberuntungan datang dan selisih angka hanya satu. Butuh enam poin lagi untuk menang.

Ketika bola sudah turun, salah satu lawan sudah ada di bawah ring langsung menggiring bola kearah ring ASEAN, hanya Singa yang bebas, dan penjagaan Indo mereka bagi untuk menjaga Singa sehingga tidak ada yang bisa keluar.

Satu pemain lawan yang tinggi sempat memblok beberapa shoot dari mereka, dia menghadang dua pemain ASEAN yaitu Timor dan Malay. Timor pun kembali dihadang oleh Ace mereka.

“Padahal sedikit lagi, mereka ternyata masih menyimpan stamina selama permainan, benar-benar sangat kuat. Keluar memamerkan gigi taringnya seolah ASEAN adalah mangsa yang empuk untuk dimusnakan.

Laos mendesis ketika mereka mencetak poin dan poin hingga score 25:20. Sayang sekali permainan sudah berakhir dan ASEAN hanya menang satu babak saja. Laos khawatir pada anggotanya. Teriakan para penonton kembali bersorak ria, karena sekolahnya menang. Mereka bertanding pada jam eskul dan siswa bebas untuk menonton acara ini seizin dari ketua ekskul dan beberapa dari sekolah ASEAN hanya tersenyum sembari meninggalkan lapangan.

Bahkan sekolah lain pun menonton pertandingan, karena ini adalah pertandingan yang sangat unik antara pecundang.

“ASEAN masih bisa berkembang, coba kau pikirkan hanya tiga bulan mungkin waktu yang terlalu singkat untuk melawan kami yang selama tiga tahun menghilang ternyata mereka menguatkan kemampuan, mereka mungkin tidak tahu bahwa lawannya dipastikan ikut pertandingan antar provinsi tanpa harus bertanding antar sekolah. Level mereka sangatlah berbeda, ditambah dengan pelatih seorang perempuan bahkan tidak mempunyai manager dia mengurus itu semuanya sangat berbeda bukan?” tanya seseorang kepada teman di sampingnya.

“Hm, kukira kau siapa ternyata seorang juara datang untuk membuang waktu melihat pertandingan ini,” sapa temannya diselingi oleh ejekan.

“Ah, ternyata UN pun iku menonton pertandingan yang membuang waktu ini, ditambah membawa semua anggotanya.” Mereka, ketua dua kubu basket sekolah elite, menyamar menjadi penonton untuk melihat kembali sekolah yang dulunya menjadi rival berat mereka, yaitu ASEAN.

“Kami hanya ingin melihat pelatih ASEAN saja, dan ternyata cukup menarik.” Ucapan demi ucapan tidak terdengar jelas, Laos menghampiri mereka yang masih terdiam dilapangan.










TBC

Jujur susah mau namatin, gak kek biasanya—juga lagi fokus bikin au fandom sebelah wkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Battle Point [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang