Semua karyaku tersedia dalam bentuk ebook, pdf, playbook dan juga tersedia di karyakarsa. Mampir ya, jangan lupa dukungannya. Akun karyakarsa-ku AokiRei sama dengan nama akun wattpadku. Yang mau pdf bisa kontak di no 081917797353
Jangan lupa tinggalkan jejak yah. Happy reading.
❤❤❤❤
Winter menghela nafas ketika melihat undangan yang terletak di atas meja. Satu bulan yang lalu ia menerima undangan itu dari Mrs. Harrison kepala rumah tangga di kediamannya, namun sampai saat ini tidak kunjung dibukanya.
Winter tahu pernikahan Brian dan Alma pasti sudah terjadi sekarang, tapi setiap kali melihat undangan itu Winter selalu merasakan rasa sakit yang sama. Hatinya seperti tertusuk belati yang tidak hanya membuatnya terluka tapi juga berdarah.
Winter memejamkan mata. Ia menarik nafas berkali-kali agar air matanya tidak mengalir keluar. Ia sudah bertekad untuk tidak menangis lagi. Ia sudah bertekad untuk menjadi wanita kuat. Apa yang menimpanya merupakan pelajaran yang tidak akan pernah Winter lupakan seumur hidup.
Winter meraih undangan tersebut dan dengan tangan bergetar ia membuka undangan tersebut, melihat kapan acara pernikahan Brian dan Alma berlangsung.
Kali ini Winter tidak lagi menahan air matanya. Ia membiarkan air matanya mengalir keluar dengan derasnya.
Untuk terakhir kali, pikir Winter.
Iya, Winter ingin menjadikan tangis ini sebagai yang terakhir kali ia menangisi Brian dan juga Alma. Setelah hari ini, tidak boleh ada lagi air mata jika nanti ia mengingat keduanya.
Tidak ingin berlarut-larut dengan rasa sedih yang dialaminya, Winter merobek undangan pernikahan Brian dan Alma lalu melemparkannya ke dalam perapian, menyalakan api, membiarkan api membakar kertas tersebut. Ia harus bisa melupakan semua yang telah terjadi seperti yang dikatakannya pada Brian.
"Winter, sayang, akhirnya kau mau menemuiku juga. Aku sangat merindukanmu."
"Jangan sentuh aku," Winter mengelak dengan cepat ketika Brian hendak memeluknya. "Aku menemuimu bukan untuk memuaskan kerinduanmu padaku tapi agar kau tidak lagi datang kemari."
"Kenapa? Tidakkah kau merindukanku juga?"
"Kenapa? Kau masih bertanya kenapa?" suara Winter meninggi. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa Brian mempertanyakan hal itu padanya. "Apa kau tidak sadar dengan kesalahan yang telah kau lakukan, Brian? Kau telah mengkhianatiku dengan adikku sendiri. Kau menghancurkan pernikahan kita. Lalu sekarang bisa-bisanya kau bertanya kenapa? Apa kau sudah tidak waras?"
"Tapi semua bukan sepenuhnya kesalahanku. Alma yang merayuku dan...."
"Dan kau menerimanya," balas Winter cepat. "Alma mungkin merayumu tapi kalian tidak akan berhubungan jika kau sebagai seorang pria yang telah menjadi seorang suami tidak memberi jalan bagi Alma untuk masuk. Kau yang telah berjanji pada Tuhan untuk setia padaku tapi kau sendiri yang mengkhianatiku. Yang lebih parah kau melakukannya dengan adikku. Apa tidak ada wanita lain selain Alma? Apa kau pikir aku tidak akan terluka mengetahui perselingkuhanmu dengan Alma? Aku manusia biasa, Brian, kau tahu aku sangat mencintaimu, aku tidak mungkin baik-baik saja setelah mengetahui apa yang telah kalian lakukan.."
"Maafkan aku. Aku berjanji akan berubah. Aku akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama tapi tolong maafkan aku. Aku tidak mencintai Alma. Hanya kau satu-satunya wanita yang aku cintai. Aku tidak sanggup jika harus kehilangan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW AFTER THE RAIN (BROKEN HEART SERIES #1)
RomanceCerita baru yah karena Don't Go series terakhir dari sequel of season series telah tamat jadi aku uat cerita baru. Semoga kalian sukaaa