24. Siapa?

151 57 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semua karyaku tersedia dalam bentuk ebook, pdf, playbook dan juga tersedia di karyakarsa. Mampir ya, jangan lupa dukungannya. Akun karyakarsa-ku AokiRei sama dengan nama akun wattpadku. Yang mau pdf bisa kontak di no 081917797353

Jangan lupa tinggalkan jejak yah. Happy reading.

💗💗💗💗


Winter tidak mengingkari kata-katanya untuk kembali ke kastil. Ia tinggal disana bersama Blake dan Margareth seperti sebelumnya.

Ada yang berubah sejak ia kembali ke kastil yakni hubungannya dengan Blake yang semakin membaik. Tidak ada lagi perdebatan yang menyita tenaga. Kini mereka bahkan kerap kali menghabiskan waktu bersama, mendiskusikan banyak hal dan tentu saja bergulat dalam gairah yang sama besarnya.

Terkadang Winter heran dengan dirinya yang tidak pernah bisa menolak ketika Blake menyentuhnya. Bahkan tidak jarang dirinyalah yang memulai terlebih dulu. Ia akan merayu Blake, membangkitkan gairah Blake, membuat pria itu menyentuhnya.

Meskipun terkadang bersikap seperti seorang jalang, Winter tidak takut jika Blake berpikir macam-macam tentang dirinya. Ia juga tidak merasa malu jika harus memulai terlebih dulu. Blake selalu mengatakan bahwa tidak ada yang salah jika seorang wanita memulai terlebih dulu. Kalimat itulah yang membuat Winter tidak merasa takut maupun malu setiap kali ia menginginkan sentuhan Blake.

Hubungan mereka berjalan begitu alami dan menyenangkan. Tidak pernah sekalipun Winter merasa kecewa setiap kali dirinya dan Blake bersama. Perasaan yang sangat berbanding terbalik dengan hubungan pernikahannya bersama Brian sebelumnya.

Brian memang mencintainya begitupun dirinya. Ia mencintai Brian karena itulah ia memutuskan untuk menikah dengan pria itu. Sayangnya sepanjang menjalani kehidupan pernikahan bersama, tekanan dan perasaan tidak nyaman justru kerap kali Winter rasakan. Tidak jarang sikap Brian yang begitu dominan kerap kali membuatnya tertekan dan merasa diremehkan, tapi cintalah yang membuatnya bertahan. Winter terlalu mencintai Brian hingga membutakan akal sehatnya.

Terlepas dari sikap Brian yang terkadang membuatnya merasa tersakiti, sikap Camila-lah yang paling menyakitkan bagi Winter. Sejak awal Camila tidak pernah menyukainya namun cintanya pada Brian-lah yang membuatnya bertahan. Brian selalu meyakinkan dirinya jika suatu saat nanti Camila pasti akan bisa menerimanya dengan tangan terbuka.

Sayangnya hal itu tidak pernah terjadi. Ketidaksukaan Camila terhadap dirinya semakin parah ketika ia tidak kunjung hamil. Tidak jarang Camila melontarkan kalimat-kalimat yang menyinggungnya, bersikap dingin padanya bahkan memperlakukannya layaknya seorang pelayan. Namun Winter tetap bertahan. Brian menjadi alasan ia bertahan sejauh ini, dan pada akhirnya Brian jugalah yang menjadi alasannya untuk pergi.

Rasa sakit yang Brian ciptakan memberikan luka dan trauma mendalam bagi Winter. Rasa sakit itulah yang membuatnya berniat mengabdikan diri kepada Tuhan.

RAINBOW AFTER THE RAIN (BROKEN HEART SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang