3. Pengkhianatan

209 66 31
                                    


Semua karyaku tersedia dalam bentuk ebook, pdf, playbook dan juga tersedia di karyakarsa. Mampir ya, jangan lupa dukungannya. Akun karyakarsa-ku AokiRei sama dengan nama akun wattpadku. Yang mau pdf bisa kontak di no 081917797353

Jangan lupa tinggalkan jejak yah. Happy reading.


❤❤❤❤


"Mama," kata Winter lirih. Air matanya tidak kunjung berhenti mengalir membasahi kedua pipinya. Pengkhianatan Brian dan Alma membuat Winter sangat kecewa dan sekarang kekecewaannya semakin bertambah dengan fakta bahwa Camila mengetahui hubungan keduanya. Yang lebih parah, Camila tidak menyalahkan apa yang keduanya lakukan. Keberpihakan Camila terlihat dari wanita itu yang justru menghampiri Alma, bukan malah menenangkan dirinya.

Bukankah disini ia yang menjadi korban? Tapi kenapa Camila justru memeluk Alma? Ia yang butuh pelukan, ia butuh tempat atau seseorang untuk bersandar, tapi kenapa tidak ada yang berada di pihaknya?

Winter benar-benar merasa dunianya hancur. Camila yang selama ini dianggapnya ibu ternyata tidak membelanya. Wanita itu dengan begitu tenang justru berada di pihak Alma, tapi yang lebih menyakitkan lagi, Alma –adik yang selama ini sangat disayanginya– justru mengkhianatinya.

Tidak ada pengkhianatan yang paling menyakitkan di dunia selain pengkhianatan dari orang-orang yang dicintai setulus hati. Itulah yang kini tengah dirasakan Winter. Brian dan Alma adalah orang-orang yang sangat dicintainya. Keduanya merupakan orang-orang penting dalam hidupnya. Ia bahkan rela mengorban nyawa demi kebahagiaan keduanya, tapi apa yang ia dapatkan? Alih-alih balasan kasih sayang dari keduanya, justru pengkhianatan yang didapatnya.

Bukankah keduanya sangat kejam? Bagaimana bisa keduanya berpura-pura tidak memiliki hubungan dihadapannya? Bagaimana bisa keduanya memainkan peran dengan begitu apik dihadapannya? Entah ia yang terlalu mempercayai keduanya atau mereka yang memang terlalu pintar, yang pasti ia terlalu bodoh sehingga begitu mempercayai keduanya.

Winter menatap Brian dan Alma dengan tatapan kecewa. Jika tidak melihat penampilan Alma saat ini, Winter tidak akan pernah mempercayai apa yang tengah terjadi saat ini. Ia pasti akan berpikir jika semua ini adalah mimpi buruk yang ketika ia membuka kedua matanya, maka ia akan menemukan dirinya tengah berbaring di atas ranjang. Sayangnya semua ini bukan mimpi. Semua ini nyata.

"Benarkah apa yang Mama katakan itu, Alma? Apa benar kau tengah mengandung anak Brian?"

"Aku yakin sudah mengatakannya dengan sangat jelas."

Winter menatap Camila dengans sedih. Bahkan Camila tidak lagi menyebut dirinya mama saat bicara dengannya. Sebegitu tidak sukanya Camila padanya sampai-sampai Camila juga tidak berada dipihaknya padahal disini ia adalah korban. Disinilah ia-lah yang dikhianati, tapi kenapa Camila justru berdiri di samping Alma? Camila tidak hanya berdiri di samping Alma, wanita juga melingkari tangannya di bahu Alma.

Sikap Camila membuat Winter sadar bahwa ia benar-benar sendirian. Sudah tidak ada tempat untuknya di rumah ini.

"Alma tengah mengandung anak Brian, jadi suka tidak suka, kau harus berpisah dengan Brian."

Tatapan Winter beralih pada Alma. "Benarkah begitu, Alma? Benarkah kau tengah mengandung?"

"Iya. Aku tengah mengandung. Brian juga sudah mengetahui hal itu," balas Alma tanpa rasa bersalah. Winter harus mengerti kondisi dan yang paling penting Winter harus menerima kenyataan yang saat ini tengah terjadi.

RAINBOW AFTER THE RAIN (BROKEN HEART SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang