1. Cabul

54 34 85
                                    


Assalamualaikum.

Gimana kabar? Semoga sehat selalu.

Up lagi nih. Ada yang nunggu? Semoga ya.

....

Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata. Jadi tolong bijak berkomentar.

Tandai Typo, tanda baca yang kurang tepat. Atau pemakain bahasa indonesia yang salah.

TERIMA KASIH.

....

Suasana tenang dengan langit mendung. Tempat dimana orang-orang mengubur manusia kaku yang tidak lagi bernyawa. Per-istirahatan terakhir manusia, rumah manusia yang sebenarnya.

Sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang berziarah. Di sini memang sangat tenang, akan ada saat nya seseorang yang sering berkunjung ke sini, akan menjadikan tempat ini. Rumah terakhir.

Altair masuk ke kawasan pemakaman, dengan bucket mawar putih yang tadi sempat IA beli. Rasanya sudah lama sekali IA tidak datang kesini.

Baru masuk beberapa langkah Altair merasa ada yang mengikutinya. IA masih bersikap santai dan tidak terjadi apa-apa. Tapi, saat IA jalan kearah lain seseorang itu masih saja mengikuti nya.

Karna merasa risih terus diikuti Altair memberhentikan langkah kakinya yang membuat punggung kokoh miliknya ditabrak.

"Stop ngikutin gue," ujar Altair tanpa melihat kebelakang, untuk sekarang IA sangat malas untuk meladeni orang-orang sekitarnya. Sekarang IA hanya ingin berkunjung ke rumah terakhir manusia, dan pasti juga akan menjadi tempat terakhirnya nanti.

"Gue? Gue ngikutin lo?" Terdengar suara perempuan tepat di belakang Altair. Sepertinya IA yang tadi menabrak punggung kokoh milik Altair.

"Menurut lo kalau ngak ngikutin trus apa? Buntutin gue?" Tanya Altair dengan nada sedikit emosi. Dipagi yang cerah ini, IA harus meladeni orang yang ingin bermain-main dengan nya? Perempuan pula.

"Pertama gue ngak ngikutin lo, dan kedua gue ngak buntutin lo," ujar perempuan tadi tegas, dipagi secerah ini, IA difitnah. Ayolah Fitnah lebih kejam dari pada nikung teman.

"Alah bacot lo,"

"Gue ngak ngikutin lo, manusia sombong," tekan Shanza pada kata 'sombong'.

Altair makin dibuat emosi, perempuan itu bahkan tidak tau IA siapa tapi malah memakinya sombong?

"Siapa yang lo sebut sombong?" Tanya Altair, sepertinya pagi ini akan rusak karna IA ribut dengan seorang perempuan. Dipemakaman pula, untung sekarang sepi. Jika sedang ramai, mungkin IA akan malu.

"Lo lah, gue ngomong sama lo. Minimal lo balik badan, songong lo." Shanza kesal, 'dasar cowok ngak punya etika' pikir Shanza.

Dengan emosi yang berusa Ia tahan, Altair balik badan dan menatap perempuan yang ada didepan nya.

"Gue udah balik badan, trus mau apa lo?" Tanya Altair dengan nada menantang, ah sial. IA lupa sekarang ia sedang berurusan dengan seorang perempuan. Mungkin jika yang berada didepan nya sekarang adalah laki-laki, IA siap untuk adu kekuatan.

"Ngak mau apa-apa sih," jawab Shanza polos, Altair terkekeh kecil mendengar jawaban Shanza.

"Ngapain lo ketawa?" Tanya Shanza marah. Sekarang IA kesal dan bisa-bisanya lelaki didepan nya tertawa? Menjengkelkan.

Two Unhappy WoundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang