Warm night - 4

1.8K 284 26
                                    

HAY TEMAN-TEMAN, AKU ENGGAK AKAN BOSAN BUAT NGINGETIN KALIAN UNTUK VOTE CERITA INI. SEMAKIN BANYAK VOTE AKU AKAN SEMAKIN SERING UPDATE JUGA.

WELLCOME BUAT KALIAN YANG BARU BACA CERITA INI, JANGAN LUPA FOLLOW DULU KARENA AKAN ADA BANYAK PART YANG DIPRIVATE. JANGAN LUPA JUGA TAMBAHKAN CERITA INI KE READING LIST KALIAN SUPAYA TAU KALAU AKU UDAH UPDATE BAB SELANJUTNYA.

TINGGALKAN KOMENTAR YANG LUCU-LUCU PLEASE:(

SAMPAI JUMPA DI BAB BERIKUTNYA.

###

Butuh beberapa detik bagi Jane memakai pakaian dalamnya. Ini adalah client pertamanya untuk hari ini. Untung saja kali ini bukan perempuan gila seperti Feraya. Jika saja setiap hari seperti ini mungkin Jane akan segera bisa melunasi hutang keluarganya. Hanya menemani clientnya mabok ia sudah bisa mendapatkan uang berkali-kali lipat lebih besar dari gajinya menjadi karyawan penjaga toko buku bekas.

"Cepat, pakai pakaianmu, jangan sampai niat baikku kamu sia-siakan," celetuk perempuan itu. Perempuan dengan potongan rambut come hair itu mulai mematikkan api pada rokok yang terselip dikedua jarinya.

"Kamu sebenarnya sangat cantik, tapi sayang ... aku sedang tidak ingin mengotori kemaluanku dengan lidah panjangmu itu. Dan kamu tau? aku pun tidak sudi sebenarnya berdua denganmu di kamar ini."

"Jika kamu tidak sudi, lalu untuk apa kamu menyewaku?"

"Dunia luar terlalu berisik untuk orang sepertiku, maka dari itu aku butuh perempuan jalang sepertimu untuk menetralkan kembali pikiranku yang kalut." Sebuah kamar hotel bintang empat itu menjadi saksi kehancuran hati Jane, entah sudah berapa kali ia menerima hinaan dari clientnya. Tapi mau bagaimana lagi? ini sudah menjadi risikonya.

Client yang bernama Naren itu memandangi wajah Jane untuk beberapa detik, sesekali ia tersenyum ketika teringat dengan tingkah lakunya setengah jam lalu. Ia sempat mengelucuti tubuh Jane. Namun, sayangnya, ia tidak bergairah sedikitpun. Dengan langkah mungilnya Jane menghampiri clientnya lalu melingkarkan kedua tangannya ke leher orang tersebut.

"Jika kamu tidak menerima permainan lidahku, bagaimana dengan ini?" Jane mendekatkan bibirnya.

"Jauhkan mulutmu dari bibirku, aku tidak biasa dengan bau alkohol seperti ini!"

"Hei! kamu yang memaksaku untuk meminum minuman haram itu."

Naren tertawa lalu berdiri, sesekali ia membuang asap rokok itu tepat pada wajah Jane.

"Kamu pikir pekerjaanmu ini tidak haram? hah? sekali lagi kamu bilang seperti itu, akan aku robek mulut sialanmu!"

"Buka mulutmu," pinta Naren.

"Untuk apa?"

"Buka saja, jangan banyak omong."

Jane tidak ingin berdebat lebih lama, ia menuruti apa yang dikatakan oleh Naren. Ia membuka mulutnya hingga membentuk huruf O. Naren membalikkan tubuhnya hingga posisi Naren membelakangi Jane kali ini. Dari posisi Jane berdiri ia tidak bisa lihat sama sekali apa yang dilakukan oleh Naren, hinggga sebuah kertas kecil berbentuk persegi tidak sengaja jatuh dilantai dan kini Jane tau apa yang akan dilakukan oleh perempuan itu.

"Sialan! perempuan gila ini ingin menjebakku," monolog Jane.

"Jane, Sayang. Ayo buka mulutmu, kita senang-senang malam ini. Tidak perlu takut ini hanya sebatang rokok biasa."

Naren semakin mendekatkan tubuhnya.

"Cih!" Jane meludah

"Kamu pikir aku tidak tau rencana busukmu? jauhkan benda itu dari hadapanku, Naren!"

JANE(FREENBECK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang