Chapter 11

1.5K 233 46
                                    

HAPPY READING DAN JANGAN LUPA VOTENYA.

THANK YOU.

ah iya aku lupa, kalau kalian ada yang menemukan sesuatu yang masih berbau Indonesia tolong maklumi ya. Karena belum sepenuhnya di revisi.

_______

"Sialan!" Jane dengan sengaja menjatuhkan tubuh Freen ke dalam kasur dan kembali posisinya kini berada di atas.

"Aku rasa 3.000 Euro tidak bisa hanya ditukar dengan kata maaf dan bermain monopoli saja, Sayang. Aku menginginkan seks denganmu." Jane berbisik dan seketika membuat Freen menelan ludahnya susah payah.

_____

Freen memalingkan pandangannya ke arah lain, ia berkesiap mana tahu Jane menghabisinya malam ini, atau mungkin Jane akan membunuhnya?

"Kenapa kamu tidak membalas seranganku, Freen? Hm ... sepertinya aku harus mengajarimu banyak hal." Jane semakin pandai memainkan jari telunjuknya, sesekali ia menelusuri leher Freen menggunakan lidah panjangnya.

"Jane, beristirahatlah, bukankah kamu sangat lelah malam ini?" Freen mengatakan hal itu dengan dada naik turun. Freen sungguh ingin menghabiskan malam yang panas ini bersama Jane. Namun, bukan sebagai jalang, ia menginginkan hal yang lain.

"Diamlah kamu, Freen. Aku sudah terlalu sering beristirahat, untuk saat ini aku hanya ingin bersenang-senang denganmu, seseorang yang sudah membayarku sangat mahal." 

"Bangunlah, Freen. Dan bantu aku untuk menyelesaikan tugas keparat ini." Jane membangunkan tubuhnya lalu merobek paksa gaun yang ia kenakan. Kembali Freen memalingkan pandangannya ke arah lain.

"Kamu sungguh jual mahal, Freen." Jane mengandalkan kedua tangannya untuk memegang pipi Freen, sehingga mau tidak mau Freen terpaksa melihat benda kenyal yang kini ada dihadapannya itu.

"Aku akan membuktikan ucapanmu yang katanya aku adalah gadis murahan, dan ya, sekarang aku menyerahkan tubuhku untuk menjadi budak seksmu, Freen!" Freen menoleh ke arah jendela hotel, ia sama sekali tidak tahu harus menanggapi tingkah laku Jane seperti apa. 

"Kamu sudah membeliku dengan harga 3.000 Euro, itu sangat tidak adil jika aku harus menemanimu bermain monopoli, Sayang. Sungguh, aku belum pernah menemui tamuku yang sangat jual mahal sepertimu."

"Jane, kamu sedang mabuk dan aku tahu itu. Lagi pula aku membelimu bukan untuk melayaniku, aku hanya ingin meminta maaf kepadamu, Jane. Tidak lebih dari itu."

Jane kembali duduk dipangkuan Freen dan jarak mereka sangat sempit, nafas Freen pun terdengar kasar. Bahkan ia sempat menelan ludahnya berkali-kali. Tubuh Jane yang saat ini tanpa di baluti sehelai benang pun membuatnya hampir kehilangan kesadaran. Tapi, Freen masih memegang teguh pendiriannya, ia ingin melakukan malam yang panas bersama Jane ketika Jane tidak lagi jalang, melainkan menjadi kekasihnya.

Hah? Freen benar-benar besar kepala. Oke baiklah, mari kita ralat, Jane mungkin akan berhenti menjadi jalang, tapi ia akan menjadi budak seks pribadinya, bukan begitu teman-teman? 

"Hentikan semua ini, Jane."

"Kenapa, Sayang? kamu tidak bergairah sedikit pun melihat tubuhku?" jawab Jane tidak semangat. Namun, Freen sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan konyol itu, jelas saja sebenarnya Freen tergoda dengan pemandangan yang ada di depannya. Aroma parfum yang khas membuat Freen semakin berfantasi, akan tetapi ia masih belum bisa melakukan itu. Jane tidak pernah kehabisan akal, ia membangunkan tubuhnya dan berdiri tepat di hadapan Freen, dengan sengaja ia meliuk-liukan tubuhnya hingga Freen pun semakin sering menelan ludahnya.

"Jane berhenti bertingkah bodoh seperti itu," pinta Freen.

"Tapi kenapa, Sayang?" Jane mendengkus memutar matanya malas.

JANE(FREENBECK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang