chapter 7

1.5K 228 38
                                    

Chapter 7 ini spesial flasback kenapa Freen tiba-tiba bisa menyelamatkan Jane dari Feraya.
So, pelan-pelan bacanya, happy reading

VOTENYA JANGAN LUPA! VOTE NAIK, AKU USAHAKAN UPDATE SECEPATNYA.

***

Flasback on

Saat ini kota Paris baru saja turun hujan, hawa dingin semakin menyelimuti perempuan yang tengah memakirkan mobilnya di kawasan parkir apartement. Pandangannya lurus ke depan, memastikan apartement ini benar-benar tempat yang ia datangi kemarin malam.

Dari balik tirai tipis Freen sama sekali tidak menemukan keberadaan seseorang yang sedang dicarinya. Entah tingkah konyol apa yang sedang diperbuat oleh Freen, dan sejak kapan juga ia menjadi peduli kepada sesama manusia? "Ah, sial. Untuk apa aku mengembalikan novel ini? Sementara aku saja menginginkannya." Freen bermonolog sembari mengacak rambut panjangnya. Entah sejak kapan tingkah lakunya jadi berubah.

"Tapi ... setelah kupikir-pikir, sepertinya gadis gila itu sedang banyak masalah. Ah, sialan. Kenapa aku menjadi iba kepadanya? Sungguh, ini tidak lucu!" Freen memukul stir mobilnya cukup keras. Kemudian ia mengambil sebuah novel dari balik kursi penumpang. Freen memandangi sampul buku berwarna coklat keemasan tersebut. Bukan hanya jatuh cinta pada tokoh yang ada di dalam novel itu, Freen juga sangat menggilai kesan utama yang terpampang disampul novel.

"Sudalah, lagi pula aku sudah selesai membacanya. Sangat tidak lucu bukan kalau gadis gila itu sampai bunuh diri?" Freen pun turun dari mobil. Apartement sederhana ini memberikan kesan pertama yang istimewa untuk Freen. Meskipun Freen sempat mencela tempat tinggal Jane. Namun, sebenarnya tidak seperti itu. Freen hanya merasa rugi jika sehari saja tidak membuat Jane kesal kepadanya.

Sesampainya di dalam Apartement Freen langsung disugukan dengan sudut ruangan yang terlihat sangat bersih sofa berwarna netral pun tidak luput dari pandangan Freen. Kini, Freen berhasil berdiri di ambang pintu, tempat di mana Jane tinggal. Sebelum memencet bell Freen menarik napas panjangnya. Jantungnya berdetak tidak karuan, dan Freen sama sekali tidak peduli akan hal itu. Freen memencet bell untuk kesekian kalinya, ia membalikkan badan, mencoba menetralkan segala tingkah laku anehnya. Hingga suara pintu terbuka pun membuyarkan lamunannya.

"Cari siapa?" Suara itu terdengar asing, Freen membalikkan badannya. Freen semakin dikejutkan dengan penampakan seorang perempuan dihadapannya. Ia tertegun begitu melihat orang tersebut hanya menggunakan sehelai kain bra dan hanya menggunakan short saja.

Keyakinan Freen pun buyar, pikirnya. Mana mungkin seorang Patricia tinggal bersama orang seperti itu?

"Ah, sorry. Sepertinya aku salah kamar." Kilah Freen lalu buru-buru pergi dari tempat itu.

"Kamu mencari siapa? Jane? Wajahmu tidak asing bagiku."

Freen menghentikan langkah kakinya.
"Jane?"

"Iya, Jane. Perempuan yang kamu antar kemarin malam."
Oh, shit! Freen menemukan satu fakta yang baru diketahui olehnya.

"Dari mana kamu tau kalau aku mencari Patricia?"

"Jane sempat memperlihatkan fotomu kepadaku, jelas saja aku tau."

Kalimat yang keluar dari mulut seseorang di hadapannya itu seketika membuat bibirnya terangkat sedikit. Ah, apakah benar Jane menceritakan tentangnya? Sungguh, Freen sedang di atas awan kali ini. Lihatlah, pipinya memerah seperti kepiting rebus.

"Tapi aku mencari Patricia bukan, Jane," killah Freen

"Dia sedang tidak ada di sini, katakan saja ada perlu apa," jawab Meyko.

JANE(FREENBECK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang