Chapter 12

1.6K 268 27
                                    

BACANYA JANGAN DI SKIP SAYANG-SAYANGKU☺️

Aku mau minta tolong sama kalian buat follow akun wattpadku, kenapa begitu?
Yang pertama: dengan kalian follow akun author, kalian udah memberikan semangat untuk author cepat² melanjutlan cerita.
Yang kedua: dengan kalian follow akun wattpad author kalian akan mendapatkan notifikasi tentang karya-karyaku.
Yang ketiga: jika kalian follow akun wattpad author itu adalah suatu bentuk apresiasi karna kalian menyukai karya author.

Udah gitu aja, makasih.
Happy reading.

_____

"Jane! ini sudah tidak benar." Freen mendadak melepaskan kuncian pelukan yang dilakukan oleh Jane. Jane tidak tahu apa sebenarnya yang diinginkan oleh Freen. Ia seperti menarik ulur semuanya.

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya kamu inginkan, Freen. Kamu yang menarikku, tapi kamu juga yang memaksaku untuk mengakhiri permainan ini." Jane segera melepaskan kedua tangannya yang masih melingkar dileher jenjang perempuan tampan itu. Freen yang sama sekali tidak ada keberanian untuk mengatakan bahwa ia menyukai Patricia bukan Jane.

"Aku pernah bilang padamu, kalau aku tidak mungkin bisa melakukan seks dengan seseorang yang sama sekali tidak aku cintai." Bohong! Freen berbohong, itu adalah sebuah alasan klasik ia tidak melakukannya karena Jane belum resmi menjadi miliknya, bukan karena ia belum mempunyai rasa terhadap orang itu.

Jane mengangguk mengerti ia pun berjalan menuju nakas lalu mengambil tasnya, ia merogoh ke dalam tas dan mengambil benda pipih berlogo apple itu untuk menghubungi Meyko, rasanya ia sangat membutuhkan bantuan Meyko untuk membawakannya pakaian ganti. Entah sejak kapan Jane menjadi bodoh seperti ini, biasanya ia akan membawa baju ganti jika ingin bertemu dengan clientnya.

"Kamu menghubungi siapa?"

"Meyko."

"Untuk apa? duduklah di sini, aku tidak ingin kamu pergi. Temani aku tidur dan kita habiskan malam ini berdua."

"Menghabiskan malam tanpa seks maksudmu? Tidak, aku tidak bisa seperti itu. Bahkan kamu sama sekali tidak bisa memenuhi keinginanku." Sadar atas apa yang sudah diucapkan buru-buru Jane menutup mulut dengan kedua tangannya. Entah keinginan apa yang ia maksud, yang jelas Jane tidak bisa berdua di dalam kamar. Namun, tidak melakukan aktivitas seks sedikitpun. Seperti yang terjadi sebelumnya Jane tidak pernah merasakan orgasme ketika melakukan kenikmatan sesaat bersama mantan client-clientnya.

"Keinginan seperti apa yang kamu mau, Jane? katakan saja, barang kali aku bisa memenuhinya."

"Lupakan saja, Freen. Aku akan pulang bersama Meyko. Kamu sudah menyelesaikan transaksimu yang 3.000 Euro itu, kan?"

Freen mengangguk. "Tentu, aku sudah menyelesaikan semuanya sebelum aku sampai di tempat ini. Tapi, aku menginginkanmu malam ini, Jane. Kamu tidak perlu takut, aku tidak mungkin macam-macam, aku hanya ingin kamu menemaniku tidur, tidak lebih dari itu. Jika kamu tidak percaya, aku akan tidur di sofa."

"Tidak perlu berlebihan, Freen. Kamu tahu, baru kali ini aku menemukan orang aneh sepertimu. Kamu membayarku dengan nominal yang fantastis tapi kamu sama sekali tidak menyentuhku."

"Tunggu, lalu yang tadi apa?" Freen mengingatkan tentung ciuman panas yang terjadi beberapa saat lalu

"Ah itu belum apa-apa, Freen. Anggap saja itu bonus dariku."

"Jika aku menginginkan bonus yang lain, bagaimana?" Jane sejenak berpikir. Jane membuang jauh pikiran kotorannya, sangat tidak mungkinkan jika Freen menginginkan seks dengannya? ah sialan, Freen benar-benar jual mahal dan membuatnya penasaran, baru kali ini ada seseorang yang menolak berhubungan seks dengannya.

JANE(FREENBECK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang