chapter 15

2.4K 273 34
                                    

WARNING‼️
Chapter ini cukup panjang ada sekitar 3000 kata. Jadi bacanya pelan-pelan aja.

Just info‼️
Mungkin aku akan fakum update diwattpad dulu untuk waktu yang cukup lama. Itu semua karena aku ingin menyelesaikan tulisanku dulu setelah itu baru aku update lagi.
So, follow akun wattpadku supaya enggak ketinggalan informasi.

Warning‼️ area 21+ jadi bijaklah dalam memilih bacaan❗️
See you di hari lain teman-teman.
Jangan kangen ya. Sehat-sehat kalian semua biar bisa berinteraksi lagi🥰

TUKAR 3000 KATA ITU DENGAN VOTE DAN KOMENTAR KALIAN YANG LUCU-LUCU😝

___

Seperti aktivitas hari-hari sebelumnya, Jane Patricia akan pergi ke sebuah toko buku bekas untuk bekerja. Dan pada sore ini Jane pergi ke tempat tersebut dengan menggunakan kendaraan umum, Metro. Begitu kendaraan umum yang ditunggunya datang Jane melangkahkan kakinya untuk masuk dan mencari tempat duduk kosong.

Jane bisa merasakan suasana metro yang terasa hangat dan sedikit kebisingan, ia juga bisa merasakan obrolan-obrolan ringan dari semua penumpang. Tidak jarang juga ia bisa mendengarkan suara derap langka dari seseorang yang memilih pindah dari tempat semula.

Setelah mendapatkan tempat duduk Jane mengambil novel yang akan menemani perjalannya selama beberapa menit ini. Sebelum memulai membaca Jane membuka kotak kecil berisi aerphone lalu memasangnya dan menyamarkan keributan dan kebisingan di sekitar. Jane tidak ingin konsentrasi bacanya buyar karena suara bising dari gerbong yang ia tumpangi. Setelah menemukan posisi nyaman Jane menyilangkan kaki kanannya dan benda kecil yang ia kenakan ditelinganya itu berhasil membungkusnya dalam ketenangan.

Musik jaz favoritenya mengalun merdu dari balik aerphone, setelah itu ia mulai membuka novel yang akan ia baca dan berhasil menggeser halaman utama. Jane sempat mengambil napas panjangnya sebelum akhirnya novel yang ia baca berhasil membenamkan dirinya. Jane mengedarkan pandangannya di sekeliling, suasana metro kali ini tidak terlalu ramai dari biasanya, masih banyak bangku-bangku kosong yang belum terisi, kemudian ia mengamati lampu neon yang ada di dalam gerbong yang berhasil menyinari dari setiap halaman yang ia baca.

Jane menyilangkan tangan kanannya dipangkuannya, kemudian ia menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi, sesekali ia tersenyum kecil begitu tubuhnya sudah menyatu dengan moment romantis dari novel yang dibacanya. Jane terperanjat begitu ada seseorang yang mengambil aerphonenya dengan sengaja, ia membuka matanya dan melirik ke arah seseorang yang tiba-tiba saja duduk di sampingnya. Entah sejak kapan orang itu mengikutinya, yang jelas, dia adalah orang dikenalnya.

"Sejak kapan kamu di sini?" Jane memutar 90 derajat tubuhnya. Sementara seseorang di sampingnya itu masih tidak menanggapi pertanyaannya, ia sedang menikmati musik yang mengalun merdu dari balik earphone. Melodi indah yang terdengar dari earphone itu menandakan bahwa keadaan semakin terasa nyaman.

Ia mengerutkan dahi begitu perempuan dengan stelan hitam itu tiba-tiba mengubah posisinya dan mengambil kembali earphone yang terpasang di telinga kanannya, kini, posisi perempuan itu setengah memeluknya dan tidak ada yang menyadari hal itu.

"Freen! kamu bilang akan memperbaiki semuanya, bukan? lalu kenapa kamu masih suka menggangguku?" tandas Jane. Freen terdiam, lalu melepas kaca mata hitamnya dengan kesan dramatis dan memberikan senyuman kikuk menyebar di wajahnya.

"Mengganggumu sudah jadi aktivitasku sekarang, Jane. Rasanya hidupku hampa jika tidak membuatmu marah padaku," jawabnya spontan.

Jane merasakan ada sesuatu yang aneh, antara marah, kesal dan lucu, tentunya hal itu semakin membuat Jane mengerutkan dahinya lebih dalam.

JANE(FREENBECK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang