Jane or Patricia?- 5

1.8K 246 35
                                    

TAMBAHKAN KE READING LIST BIAR TAU KALAU AUTHOR FAV KALIAN INI UPDATE :V

BACA! JANGAN DISKIP KALAU ENGGAK MAU TERSESAT.

Hei teman-teman, maaf baru sempat menyapa kalian sekarang. Apa kabar? Sehat, kan? Oh iya seberapa % kalian penasaran dengan cerita ini?

Oh iya, aku mau ngucapin terima kasih banyak buat temen-temen yang udah berkenan memberikan masukan untuk ceritaku.

Aku juga mau ngasih informasi kalau latar cerita ini sudah diganti ya. Bukan di Indonesia lagi, apa lagi Yogyakarta hahaha. Makasih loh yang udah ngasih aku saran. Sedikit cerita sebenarnya aku enggak mau publish malam ini karna mau revisi bab-bab yang lalu dulu, tapi aku pikir sepertinya kalian sudah tidak sabar buat baca bab berikutnya kan? Ayo ngaku. Jadi revisi sambil jalan ya.

Buat pembaca baru jangan kaget kalau bab awal-awal latarnya di Yogyakarta eh sekarang tau-tau udah di Paris aja wkwk. Itu karena aku ganti setting cerita ya temen-teman.

HAPPY READING JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR.

HAPPY READING JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini Apartemenmu?" Dari balik kaca mobil Freen memperhatikan Apartemen yang ukurannya hanya sebesar garasi rumahnya. Freen masih tidak habis pikir, bagaimana bisa manusia tinggal di tempat sekecil itu?

"Iya, kenapa?"

"Sekecil ini? Enggak salah tempat, kan?"

Lagi-lagi Jane mengambil napas panjangnya."Orang kaya sepertimu memang tidak pantas duduk bersampingan denganku."

"Memangnya kenapa?" Freen merubah posisinya menghadap ke arah Jane yang tengah bersiap-siap turun dari mobil.

"Aku belum memintamu untuk keluar dari mobilku, apa kamu tidak diajarkan sopan santun oleh kedua orang tuamu?" Kembali ucapan yang keluar dari mulut Freen membuatnya tidak berselera untuk berlama-lama berdampingan dengan manusia sombong itu. Buru-buru Jane mengambil ponsel miliknya yang masih ada di dalam dasbor. Untung saja Freen tidak benar-benar membawanya ke rumah, jika saja hal itu terjadi Jane pasti bingung akan bertingkah laku seperti apa jika bertemu dengan keluarga Renjana.

"Kalau begitu aku pamit masuk dulu, thank you buat tumpangannya." Jane berusaha membuka pintu mobil. Namun, sayangnya Freen masih mengunci pintu itu. Freen memalingkan wajah lalu tersenyum kecil.

"Freen," panggil Jane.

"Hm ...," Freen setengah berdeham.

"Buka pintunya, aku capek, pengin istirahat," ucap Jane, badannya terasa nyeri dibeberapa bagian, kepalanya juga masih terasa sakit, mungkin ia terlalu banyak minum ketika bersama Naren. Jane sama sekali tidak sempat menghubungi Meyko, ia pasti sangat mengkhawatirkan anak emasnya.

"Freen, kumohon buka pintu mobilnya."

"Kenapa kamu sangat cerewet sekali? aku tidak mungkin menyulikmu." Freen menjawab dengan nada ketusnya. "Sebenarnya, aku ingin memberikanmu tawaran. Dan aku yakin kamu pasti menyukainya."

JANE(FREENBECK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang