Admin / 17 Apr 2007
TAFSIR SURAT YASIN AYAT 12
إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَاقَّدُموا وَءَاثَارَهُمْ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُّبِينٍ
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). [Yasin : 12].Ayat yang tertera di atas, masih ada hubungannya dengan ayat sebelumnya yang berbunyi :
إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَـنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ
Sesungguhnya kamu hanyalah memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Rabb Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatNya. Maka berilah dia kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. [Yasin : 11].
Ada Dua Hal Yang Menyatukan Kedua Ayat Tersebut.
Pertama : Setalah Allah menceritakan kondisi orang yang mampu mengambil manfaat dari peringatan Rasulullah dan juga keadaan orang yang menutup telinga darinya (dalam ayat sebelumnya), maka dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa mereka semua akan hidup kembali setelah kematiannya, dan akan mendapat balasan sesuai dengan amalannya. Oleh karena itu, hubungan antara keduanya sangat jelas. Sebab ayat ini mengandung kabar gembira bagi orang mukmin yang menerima dakwah dan juga sekaligus berisi peringatan serta ancaman bagi orang-orang menentang.Kedua : Setelah Allah menceritakan tentang orang-orang yang mendustakan (ayat-ayatNya), sebenarnya penolakan itu libarati kematian. Jika Allah mampu menghidupkan jasad kasar orang-orang yang telah meninggal secara hakiki, tentu Dia juga mampu menghidupkan mereka yang meninggalsecara maknawi (dalam kekufuran. Maksudnya memberikan hidayah).
Tafsir Ayat
{ إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ الْمَوْتَى } artinya, sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati ... { إِنَّا } yang berarti Kami, adalah dhamir jamak (kata ganti jamak tunggal) yang mewakili lafzhul jalalah (Allah) yang satu. Berarti bentuk ini, pasti ditujukan sebagai ta'zhim (pengagungan kepada Allah).{ الْمَوْتَى } artinya, semua yang sudah mati, mencakup anak Adam dan lain sebagainya. Namun firman Allah selanjutnya { وَنَكْتُبُ مَاقَّدُموا وَءَاثَارَهُمْ } mengarah kepada orang-orang yang mukallaf (orang terkena beban syari'at) secara khusus. Para ulama berselisih pandangan mengenai bentuk seperti di atas.
Syaikh 'Utsaimin berpendapat : "Bisa disebutkan bahwa yang dimaksud orang-orang yang telah meninggal, yang bekas-bekasnya dituliskan. Ini dengan dasar firmanNya { وَنَكْتُبُ مَاقَّدُموا وَءَاثَارَهُمْ}. Mungkin ada orang yang berkata, perhitungkanlah keumuman dalam lafazh {الْمَوْتَى} yaitu setiap yang telah mati وَنَكْتُبُ dan Kami akan menuliskan apa yang ditinggalkan sebagian mereka, yaitu hanya orang-orang yang mukallaf saja.
Timbul pertanyaan, dalam firman Allah وَنَكْتُبُ مَاقَّدُموا وَءَاثَارَهُم yang berarti: Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan; Apakah yang menuliskannya itu Allah Azza wa Jalla atau para malaikat dengan titahNya?
Jawabannya, yang menuliskannya ialah para malaikat yang bergerak atas perintah dari Allah. Allah berfirman:
كَلاَّ بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ {9} وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ {10} كِرَامًا كَاتِبِينَ {11} يَعْلَمُونَ مَاتَفْعَلُونَ {12}