Bab 1. Bonding

108 11 2
                                    

Sedikit curhatan:

sorry lama up nya geeess!!! sumpah gw lagi di kejar deadline tugas kampus banyak bgt... mana harus bimbingan tesis dll. mohon doanya untuk kelancaran Tesis gw yak.

mengenai cerita, untuk kedepannya mungkin gw bakal kurangin intensitas untuk up, tapi gw bakal selalu usahain untuk terus up ceritanya. karena meski cerita ini pasaran mengenai mafia bla bla bla... etc. namun gw berusaha untuk membuat cerita ini sedikit berkualitas, karena cerita ini di dasari oleh seluruh pengetahuan gw sejak awal pendidikan hingga saat ini. jadi siapkan mentalnya, siapkan imannya.. hehehehe

satu lagi! di cerita2 sebelumnya gw cuma memeprbaiki typo, merubah beberapa diksi dan melakukan sedikit detailing kembali..

kek apa ae njiiirr.. tapi ya gitulah. gw berharap kalian menemukan pengetahuan2 baru dalam cerita ini.

yok lanjuuut!!!






ARTO Aviari. 7 Juni 2023. 13.10 WIB

Taman Aviari, sebuah ruang hijau indoor sekaligus taman yang berada di dalam gedung ARTO. Tempat di mana para pekerja melepas penat untuk sekedar bersantai, tidak terkecuali para member. Tempat itu sepertinya telah menjadi favorit mereka, selain karena sejuk, tempat ini juga ramai oleh kicau burung, gemericik air yang mengalir, bahkan pepohonan yang berbuah.

Seperti sekarang, terlihat sekumpulan member yang sedang berkumpul di tengah taman, tepat di bawah pohon beringin yang menjulang setinggi 17 meter, terdapat tempat duduk dan meja yang melingkari pohon itu.

....

" Del, buruan ke tempat Gue! ". Teriak Zee yang fokus pada gawainya

" Sabar Kak Zee, ini Gue ama Meng nyusul. Emang musuhnya berapa? ". Keluh Adel, namun tersembunyi kepanikan di sana.

" Ada tiga orang, Gue udah gak bisa kemana-mana ini ". Panik Zee, raut wajahnya yang menegang menjelaskan semuanya

" Noooo.. Kak Zee, jangan mati duluuu ". Ucap Marsha yang tepat berada di antar Zee dan Adel. Kekhawatiran itu tercetak jelas pada getir suaranya.

" Ayo meeeng.. Aku ke kanan, kamu ke kiri. Lagian Lu pake acara mati segala Tin! ". Adel tak kalah panik dengan mereka berdua.

Ketiganya terlihat sangat serius dan fokus menatap gawai mereka, kerutan di dahi mereka tercetak jelas, seolah gir-gir dalam otak mereka bekerja dengan sangat keras. Berpikir akan segala tindakan yang harus mereka ambil dan segala konsekuensi yang kemungkinan akan terjadi apabila salah mengambil langkah.

" Ya mana Gue tau! Gue ama Ajiji aja kaget tiba-tiba dirush! ". Elak kathrin yang merasa tak terima disalahkan oleh Adel.

" Lagian Lu pake segala looting nya kejauhan ". Protesnya berlanjut.

" Meeenngg... Deeelll.. mereka ngejar akuuu!!. Tidaaaak!! Aku knock ". Zee semakin panik melihat apa yang terjadi di dalam gawainya.

" Brooo.. bertahan Brooo!! ". Teriak Adel yang tak kalah paniknya.

" Kak Zee, jangan tinggalin kita, Kak Zee! ". Mohon Marsha dalam cemas pada Zee.

" Adel, my beloved broda, kayaknya, Gue gak akan bertahan lama. *Uhuk, uhuk* ". Ucap Zee dramatis, suaranya semakin melemah.

" Jangan ngomong gitu ah! Gue bentar lagi nyampe, Lu udah keliatan ". Sanggah Adel, raut kecemasannya tercetak semakin jelas pada wajahnya

" Gue bakal nyusul Atin di sana. *Uhuk, uhuk* ". Zee yang melihat raut wajah Adel semakin mendalami dramanya.

THE GODFATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang