Bab 1.Gadis Karamel dan Rahasianya

98 10 2
                                    


PANDUAN MEMBACA:

" BLA BLA BLA " (sebuah percakapan)

' BLA BLA BLA ' (sebuah percakapan dalam hati)

" BLA BLA BLA " (sebuah percakapan dengan emosi)

" BLA BLA BLA " (bahasa asing)

' BLA BLA BLA ' (sebuah kutipan/pantauan khusus)

' BLA BLA BLA ' (sebuah quotes)

' DUAARR!! ' ( sebuah SFX)

[NOTE:] (Note dari penulis)

(Play music:) (sebuah backsound)

< BLA BLA BLA > ( jurus)





Sebelumnya......

" ....... Kami pergi dulu ya Ci, Fre. Bye Ayaaahh.. bye Sebaaass.. bye Bola Buluuuu ". Pamit Adel pada semuanya.

Setelah Adik-adiknya menghilang di balik pintu raksasa itu, Shani dan Freya kembali duduk pada sofa yang mereka tempati sebelumnya.

*****


Kini Shani dan Freya telah duduk di tempatnya semula, menatap Fatih dengan perasaan yang bertanya-tanya. ' Apakah Aku telah melakukan kesalahan? ' Pikir mereka yang gelisah. Kini pikiran mereka kembali riuh oleh spekulasi-spekulasi liar.

Mereka berdua yang memang masih baru mengenal Fatih selama dua minggu, benar-benar tak memahami jalur pikir Pria itu.

Sedangkan Fatih sendiri saat ini masih tidak berpindah dari tempatnya sejak awal. Ia terlihat sedang sibuk memakan kue sisa Putri-putrinya, entah milik siapa.

Shani yang melihat Fatih tampak menikmati makanan sisa Adik-adiknya, segera menegur Pria itu. " Mas! Jorok, ah! Kenapa gak ambil yang baru aja sih? itu kan masih banyak di meja! ".

Shani melihat Pria di hadapannya seolah tak memiliki table manner dengan memakan makanan sisa. Sedangkan Fatih, hanya memandang heran pada Adiknya, Adik yang hobi memprotes segala tindakan yang Ia lakukan.

" Sebas, Tolong! ". Pinta Shani pada Pelayan itu untuk mengambilkan sepotong kue yang baru.

Sebas yang mendengar permintaan dari Tuan Putrinya, mengangguk paham. Dengan cekatan, Ia berjalan ke sebuah lemari pendingin di ruang itu, tempat berbagai jenis kue disimpan.

Sementara Sebas menyiapkan potongan kue untuk Ia hidangkan. Atensi Shani sekarang terfokus pada Kakaknya yang masih sibuk memakan kue sisa Adik-adiknya dengan cuek.

Merasa sedang diperhatikan, Fatih mengangkat suara. " Apa? Eman-eman lho ini!! Emang mereka punya penyakit menular apa!? Enggak, kan!!? ". Ujarnya dengan ketus dan sinis pada Adiknya itu.

Ia kembali menikmati santapannya kembali dengan cuek. Fatih memang memiliki kebiasaan buruk untuk menanggalkan seluruh etiketnya jika bukan dalam keadaan formal. Fatih memiliki prinsip ' makanan tetaplah makanan '.

Sebagai orang yang pernah hidup dalam tradisi pesantren salaf, dengan uang saku yang pas-pasan, menjadikannya seseorang yang bukan pemilih dalam makanan. Mulai dari kulit semangka, nasi kering, nasi setengah basi, nasi garam, telah Ia rasakan semuanya, apalagi hanya kue sisa milik Putri-putrinya yang masih sangat layak untuk dimakan. Tentu saja akan Ia habiskan.

THE GODFATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang