1

1.1K 132 7
                                    

sebelum memulai alangkah baiknya baca bismillah agar cerita ini halal sedikit!

(◍•ᴗ•◍)

"Eh anjing! Ini siapa yang sembarang ngotorin meja gue sama bungkus jajan gini anjir," Misuh pria berambut ungu atau kerap kali dipanggil Rion melihat mejanya penuh dengan sampah berupa kotak susu, bungkus permen, dll.

"Yo nda tau kok tanya saya," sahut Gin di belakang Rion.

"Ih anjir, iya kotor banget anjir, kok bisa anjir. Kaga baca poster buang sampah pada tempatnya kali tu orang." Celetuk pemuda berambut pink bernama— Jaki  dan dibalas decakan dari Rion.

Rion mulai menatap ke seisi kelas membuat siswa/i yang lain langsung memalingkan wajahnya agar tak bertatapan dengan wajah datar Rion.

"Jujur atau gue alpain kalian sebulan. Siapa yang berani nyampahi meja gue?" Kata Rion dengan nada dingin dan mengintimidasi.

Mereka tentu langsung takut. Rion itu ketua kelas jadi sikapnya bisa kaya sok-sok an begitu.

Kalau mau alpa-in orang tinggal suruh sekertaris yang kebetulan temen satu genknya juga.

Tapi ini istilahnya jadi lu ketua kelas lu punya kuasa.

"Ga ada yang jawab?" Ucap Rion pelan. "Gue hitung sampe tiga kalau ga ada yang jawab gue alpain satu kelas."

"Sianying, masa iya gue juga di alpain gitu??" Ucap pemuda berambut abu-abu disamping Jaki bernama Krow.

"Iya anjir, cuma masalah sampah aja dibesarin anjir. Padahal tinggal buang aja tuh sampah anjir." Krow menggetok kepala Jaki membuat si empu meringis.

"Satu.."

"Dua.."

"Ti—"

"Ngapain sih Rion? Lagi belajar ngitung?" Suara terdengar sewot tapi lembut itu mengalihkan atensi semua orang.

Pemuda berambut merah memasuki kelas Rion di ikuti dua cewe dan tiga lelaki dibelakangnya.

"Rion Rion, gue lebih tua ye!" Sengit Rion menatap tajam Caine.

"Oh." Jawab Caine ogah-ogahan. Ia berjalan kearah meja Rion. "Ini sampahnya kenapa ga di buang?"

Rion berdecak sebal, "Bukan sampah gue. Sejenis binatang dengan sembarang ngotorin meja ora—"

bugh

"Astagfirullah! Adegan dewasa ini." Pekik Elya heboh— cewe berambut merah disebelah Key— cewe rambut biru sang sekretaris kelas.

"Mode bar bar nya keluar nih," Gumam Key melihat aksi wakil ketua OSIS tersebut.

"Anjir, anjir, anjir, jangan pisahin!" Jaki bergerak heboh sendiri.

"Goblok, bisa masuk BK sekelas lah dodol!" Decak Krow menggeplak kepala Jaki dengan ringan.

Caine memukul Rion yang sekarang posisinya sudah dibawah dia. Sedangkan Caine duduk tepat diatas badan Rion.

Rion berusaha menahan tangan Caine yang terus memukuli wajahnya.

Jangan tanya sakitnya seberapa!

Wakil OSIS satu ini kalau gebuk Rion memang ga pernah ada kata 'main main'.

Rion untung masih bisa menahan amarahnya. Kalau bukan adeknya udah dia gebuk balik nih bocah tomat.

"Kenapa sih!? Sakit!" Geram Rion.

Caine berusaha melepaskan cengkraman tangan Rion yang menahan kedua tangannya. "Siapa yang ngatain aku binatang tadi hah?!"

"Kapan gue ngomong anj— Oh? Jadi elu yang ngotorin meja gue!?"

Kapan akur? (slow up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang