5

639 106 19
                                    

eyo, enjoy!

ಠಿ_ಠಿ

Akhirnya setelah tantruman lamanya meminta sang Ayah mengijinkan Caine sekolah dan berhasil Edward membolehkan anaknya sekolah.

Sekarang keluarga Kalandra sedang melaksanakan sarapan pagi.

"Kepala Adek masih terasa sakit?" Tanya Shea kepada sang anak.

"Udah engga kok Ma," Jawab Caine dengan kebohongan sedikit. Sejujurnya kepalanya sedikit pusing, tapi kalau jujur pasti Papanya langsung melarang keras dia untuk pergi sekolah.

"Habiskan makananmu, berangkat bareng Abang." Ucap Marcel membuat Caine mengangguk.

"Abang Rion juga ikut?" Tanya Caine melirik Rion.

"Ngapain? Orang Abang bawa motor."

"Oh baguslah, jadi ga nyempitin mobil." Kata Caine lalu bersenandung ria.

Rion berdecak malas, "Bukannya kamu ya dek yang malah nyempitin? Kamu kan ndut," Ucapnya membuat si bayi melotot tajam.

"Ndut ndut ndut, ini normal!" Caine berkata sewot. Tidak terima dikatakan gendut.

"Pipi kamu tuh ga normal."

"Abang yang ga normal, rambut kok warna terong."

"Masalah?"

"Ungu jelek!"

"Udah udah, Adek cepetan tuh Abang udah mau berangkat." Tegur Shea. Heran setiap hari ada saja perdebatan dua putranya ini.

"Em," Caine melahap abis sepotong roti miliknya. Ia segera menghampiri Mamanya mengecup kedua pipi Mamanya, "Adek berangkat sekolah dulu ya Ma." Pamitnya.

Shea mengangguk, "Mama udah masukin bekal di tas, jangan jajan sembarangan." Patuahnya.

Caine mengangguk lalu menghampiri Papanya dan melakukan hal yang sama. "Papa cemangat kerjanya, biar nanti bisa beli dinosaurus di kebun binatang."

Edward terkekeh kecil dan mengangguk pelan. Pria itu mengecup kening Caine sebelum membiarkan anak itu pergi dengan kedua Abangnya.

__________

Cainen mencium pipi Abangnya, "Dadah Abang."

Marcell tersenyum tipis. Tangan diangkat mengelus surai halus milik Caine. "Belajar yang rajin." Ucapnya dibalas anggukan dari sang adik.

"Buruan, ga perlu pakai pamitan sama tu orang sok sibuk." Cibir Rion dibalas tatapan datar dari Marcel.

"Yaudah, sana masuk kelas."

Caine mengangguk semangat, lalu menarik tangan Rion untuk memasuki sekolah.

"Pelan pelan atuh, tangan gue ini entar putus dek!" Caine tidak peduli, tetap berlari sambil menarik tangan Rion.

Caine menoleh kearah Rion. "Kalo putus ya tinggal beli lagi, kan kita kaya wleee," Ujarnya lalu memeletkan lidah.

"Eh dikira— dek awas!"

Bruk

Rion dengan gerak cepat menangkap Caine yang hampir jatuh. Sedangkan orang yang ditabrak Caine terjatuh.

"Awss.." ringis Caine.

Rion membantu Caine berdiri. "Makanya kalo jalan liat depan."

Orang yang Caine tabrak juga langsung berdiri dan langsung pergi.

"Belum sempet minta maaf!" Kesal Caine melihat orang itu langsung melenggang pergi.

"Biarin, ini kamu jalan juga hati-hati." Peringat Rion kepada sang adik.

Kapan akur? (slow up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang