K.D.F. 8

550 37 1
                                    

El berjalan menyusuri sebuah lorong penghubung antara kamar tempat dia tidur dengan ruang baca milik Celine.

"Mommy ohh Mommy tenapa entah cantit, matam mana Mommy tak tantit, atu juda tantit" El bernyanyi sambil sedikit menggoyangkan pinggulnya.

"Atu ohh atu, tenapa atu cantit, matam mana atu tak tantit, Mommy Juda tantit".

El terus bernyanyi hingga tiba di ruangan Mommy-nya. Disana dia melihat sang Mommy yang sudah tertidur sambil satu buku yang berada di atas dada sang Mommy.

Melihat itu jelas El cemberut "Hempph! El mau cucu, tenapa Mommy tidul cih?! Teluc itu butu napain dicitu? Maca dia cucu cama Mommy?".

"Ehh? Eman butu bica cucu ya?".

Tak lama El diam, dia pun langsung berteriak menangis, membuat Celine terlonjat kaget dan langsung melompat berdiri dari tempat dia tidur.

"HUAAAAA! BUTU JAHATTT! MOMMYY HUAAA!".

"Eh astaga!" Kaget Celine. Dia mengelus dadanya lalu berjalan mendekati anaknya.

"Kenapa sih Hem?" Ucapnya sambil mengecup pipi gembul sang anak.

"Hiks maca bu-butuna cucu cama Mommy? Hiks t-taskowksh" akhir kata tak terdengar jelas karena El langsung membenamkan wajahnya di belahan dada Celine.

"Tuh tuh lihat, basah baju Mommy sayang. Sini ingusnya dibuang dulu".

El mengangkat kepalanya dan membiarkan jari sang Mommy menjepit hidungnya agar dia bisa mengeluarkan susu kental manis miliknya, eh salah maksudnya susu kental asin.

"Ayo yang kuat, sayang. Keluarin semuanya ya? Mommy hitung sampai tiga" ucap Celine memberi aba-aba.

"One".

"Two".

"Thr-...".

"Srottt!".

Celine langsung membersihkan jarinya dengan sebuah tisu. Sedangkan El sudah sibuk menggaruk-garuk hidungnya yang terasa begitu gatal. Kadang-kadang jari telunjuknya yang mungil itu masuk ke dalam lubang hidungnya sambil mencari harta karunnya.

Melihat itu tentu membuat Celine tertawa, anaknya ini benar-benar memiliki tingkah yang begitu banyak. Anaknya ini selalu saja ada tingkahnya yang bisa membuat orang tertawa lah, marah lah, dan masih banyak lagi.

Setelah El mencongkel emasnya, dia lalu melihat jari telunjuknya dengan seksama, memperhatikan seberapa banyak emas yang dia dapatkan.

Ilustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi.

Setelah puas dengan mencongkel batu emasnya, El langsung melingkarkan kedua tangan berlemaknya ke leher jenjang sang Mommy.

"Mommy".

"Heum?".

"Mau temana?".

"Mau mandi lah! Kan El belum mandi siang, jadi mandi sama Mommy saja" jawab Celine yang sudah semakin dekat dengan kamar mandi.

El hanya diam mengikuti arus. Yang penting mandi, makan, susu dan tidur.

***

Makan siang kali ini Celine tak menyuapi El, malahan anaknya sendiri yang ingin makan sendiri. Katanya mau belajar mandili ehh mandiri.

Dikarenakan masih mengantuk, jadinya El makan sambil terkantuk-kantuk.

Celine membiarkannya, dia ingin lihat sejauh mana anaknya menahan kantuk.

Mulut El bergerak mengunyah makanannya, namun matanya tertutup dengan kepalanya yang sesekali terjatuh. Tak lupa dengan dua biji nasi yang menempel di dagunya. Tangan sebelahnya menahan bobot kepalanya dengan mulut yang terus mengunyah, sesekali dia mengigau yang semakin membuat Celine tertawa terbahak-bahak.

"Emh nyam, janan itumudhsnne" entah apa yang anak itu katakan, yang jelas dia sudah setengah tertidur dengan tangan yang masih bergerak memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Eoh? Mommy".

"Kenapa sayang?" Celine menoleh.

"Mommy fhdiwgnskje denan atu dilitu hekevs brshshe".

"Dasar! Gemes banget sih anak Mommy ini hemm?" Ucap Celine menahan kegemasannya. Perlahan dan penuh kehati-hatian Celine mulai mengangkat tubuh anaknya dan membawanya ke kamar untuk ditidurkan.

***

Malam hari dalam kamar, El sudah dari tadi bangun dengan Celine yang masih senantiasa tertidur pulas. Dia bahkan tak merasakan pergerakan El ketika El ingin bangun maupun turun.

Ceklekk!.

Pintu terbuka dan menampilkan seorang lelaki tinggi bertubuh kekar dengan stelan jas mulai berjalan mendekati seorang manusia krucil yang paling dia rindukan. Pelan-pelan dia mendekati tuyul itu yang sibuk dengan dunianya sendiri.

"Heh!" Ucap lelaki itu mengagetkan sang tuyul.

Dan, berteriaklah sudah sih tuyul itu, membuatnya panik karena takut akan amukan sang istri. Bisa berabe nanti dunia indahnya bersama istri tersintahh.

"HUWAAA! DADDY JAHAT! HUAAA MOMMYYYY!".

"Ehh? Jangan nangis sayang, nanti Daddy belikan mainan yang bany-...".

"ARTHUR!!!!".

To be continued...

Halow kawan! Mumpung ada waktu, jadi author up deh. Jangan lupa tinggalkan jejak ya! Dadah!.

Kesayangan D'angelo Family (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang