Dalam sebuah kamar, El nampak tengah sibuk dengan boneka beruang kesayangannya. Dia bermain dan mengoceh bersama boneka itu.
(Kamar El)
(Boneka kesayangannya El)
Ilustrasi
Boneka yang dia beri nama (Lulu) itu memiliki pakaian dan aksesoris tersendiri. Semua itu khusus untuk El, kedua orang tua Arthur yang memberikannya sampai jadilah boneka kesayangannya. Terlebih lagi itu adalah boneka pertama yang dia miliki.
Sebenarnya nama boneka itu adalah (Ruru) namun dikarenakan El tidak bisa mengucapkan huruf 'R' maka jadilah (Lulu).
El duduk di atas ranjangnya sambil berceloteh "Lulu let'c play!".
"Lulu Lulu, nanti cetelah Daddy pulan, tita peldi te Mall ya? Temenin El mau beli mainan balu" celotehnya.
"Cetelah dali mall El penen matan di lectolan chuci".
El pun terus berceloteh sampai dia kelelahan sendiri. Mengantuk tapi haus, tapi dia malas untuk berjalan keluar.
El tertidur terlentang menatap langit-langit kamarnya "Nantut, tapi auc, tapi El malac mau tulun. Dimana don?".
Terus berceloteh sendiri sampai El tak sadar akan masuknya sang Mommy ke dalam kamarnya. Wanita itu nampak memperhatikan sang anak yang masih berceloteh sambil bermalas-malasan.
"Tapi El penen Uyyu...dimana don?" Rengeknya lagi sambil mengucek matanya.
Celine yang melihat itu langsung mendekat dan mencegah tindakan anaknya itu "Eitss, no sayang. Jangan dikucek, nanti matanya sakit".
El sontak tersenyum lebar menatap Mommy-nya, akhirnya yang dia inginkan datang juga. Sontak dengan cepat dia langsung naik ke atas pangkuan Celine.
"El. Jangan begitu, nanti jika El jatuh bagaimana? Untung saja Mommy menahan El" tegur Celine dengan lembut.
Nampak El tidak menghiraukannya, mata anak itu nampak sudah sangat sayu. Kelihatan sekali jika anak itu sangatlah mengantuk.
"Uyyu mom, tambil tidul di atac Mommy" pinta anak itu.
Celine tersenyum dan membaringkan tubuhnya dengan El yang berada di atas tubuhnya. Kemudian dia membuka kancing kemejanya dan mengeluarkan satu buah dadanya. Dia pun memberikannya pada El.
"Kenapa? Katanya mau Uyyu?" Ucap Celine sambil menggesek-gesekkan nipple nya di permukaan bibir El yang nampak masih tertutup rapat.
El menggeleng "Dua-duana di buta, Mom".
"Banyak maunya ya anak Mommy ini" Celine mencubit ujung hidung anaknya, lalu mengeluarkan satu buah dadanya, membiarkan El bermain dengan sumber kehidupannya itu.
"Nah, sekarang tidurlah" Celine kembali mengarahkan nipple nya dan diterima oleh El.
El pun menyusu sambil menatap sang Mommy, sedangkan tangan satunya sedang bermain di payudara sang Mommy.
Celine hanya tersenyum, dirinya sudah terbiasa akan hal ini. Dia hanya mengelus kepala sang anak sambil sesekali bersenandung. Lama-kelamaan Celine pun ikut tertidur sambil memeluk tubuh anaknya.
***
Jam menunjukkan pukul setengah enam sore masih belum bisa membangunkan Ibu dan anak itu. Keduanya masih tertidur pulas sambil berpelukan. Mulut anak itu masih berada di nipple ibunya walaupun hisapannya sudah berhenti.
Ceklek.
Lelaki tinggi bertubuh kekar nan sangat tampan yang tak lain dan tak bukan adalah Arthur, masuk ke dalam kamar anaknya. Dirinya masih dalam stelan jas kantor yang berarti dirinya baru saja pulang dari perusahaan. Dimana setelah pulang tentunya dia harus melihat keberadaan sang anak. Itu sudah menjadi kebiasaannya setelah pulang dari perusahaan. Setelah melihat keberadaan istri dan anaknya, rasa lelahnya sirna begitu saja.
Dia tersenyum, berjalan mendekati ranjang itu lalu duduk di pinggiran kasur sambil menatap dua orang kesayangannya.
Celine yang merasakan adanya pergerakan pun terbangun, perlahan kedua netranya menangkap sang suami yang duduk disampingnya sambil memancarkan senyuman hangat.
"Sudah bangun, hm?" Ucap Arthur lembut.
"Kamu sudah pulang?" Ucap Celine sambil memposisikan tidurnya menjadi duduk setelah dia memindahkan El dengan hati-hati.
Arthur tersenyum "Baru saja sampai".
Celine mengangguk singkat, dia lalu merapikan kemejanya yang masih memperlihatkan kedua buah dadanya.
"Aku mandi dulu" ucap Celine yang diangguki oleh Arthur.
Setelah kepergian Celine, Arthur pun mulai menjalankan rencana jahilnya. Dia mulai mencium seluruh wajah El, berniat untuk membangunkan anak itu.
"Eungh..." Lenguh El dengan tangan yang mendorong kepala Daddy-nya.
Arthur hanya tersenyum dan kembali menciumi anaknya. Hal itu tentu membuat sang anak merengek dan menangis kencang.
"HUWAAA!....NO! NO! DADDY JAHAT! HUWAAA!".
Arthur sontak panik, jika Celine mendengarnya maka tamatlah riwayatnya.
"Ehh? Kenapa nangis, sayang. Jangan nangis dong...".
"HUWAAA! MOMMY! MAU MOMMY!" teriak El semakin kencang.
Tentu Celine yang mendengar tangisan sang anak pun dengan cepat berlari ke arah kamar sang anak. Dirinya bahkan belum sempat membuka pakaiannya untuk sekedar mandi saja.
"Ada apa?" Tanya Celine tergesa-gesa.
Arthur hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya "Hehe, sorry sayang".
"Mo-mommy...mau Mommy...".
Celine berjalan mendekat dan langsung menggendong tubuh anaknya "Susst, kenapa hm? Kenapa nangis?".
El memeluk erat leher Celine "Daddy jahat! El tidul Daddy dandu...El no lite!".
"Arthur" tegur Celine memandang Arthur dengan tajam.
Sang pelaku hanya tersenyum tanpa dosa. Lebih baik dia diam dari pada berucap, bisa-bisa ibunda ratu akan mengamuk nanti.
"El mandi sama Mommy ya?".
El menggeleng "Uyyu".
"Nanti dong sayang. El mandi dulu, habis itu baru Uyyu".
Celine membawa El keluar kamar, meninggalkan Arthur yang masih terduduk diam. Lelaki itupun terkekeh sambil menggeleng, dia lalu memutuskan untuk merapikan tempat tidur anaknya.
"Ada-ada saja anak itu".
To be continued...
Jangan lupa voting dan komen kawan-kawan.
Maaf jika ada salah kata maupun alur yang tak jelas.
This is my book, so it's up to me.Timakacih udah baca ya! Dadah!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan D'angelo Family (Slow Update)
AcakElzania Ghisella D'angelo atau biasa yang dipanggil dengan El itu adalah seorang anak perempuan berumur tiga tahun. Anak yang begitu cantik jelita terlahir dari keluarga yang sangat kaya raya, ayahnya adalah seorang CEO atau Presdir yang begitu terk...