Rora terbangun dari tidur siangnya, kemudian ia mengecek jam pada ponselnya yang menunjukkan pukul dua siang.Ada empat pesan yang belum dibaca dari seseorang, yang membuat ia tersenyum hanya dengan melihatnya.
Kak Asa
|Ra?
|Jadikan nanti sore?
|Gue jemput ya
|Dandan yang cantik
Iya|
Rora beranjak dari kasurnya dan segera masuk ke kamar mandi. Setelah selesai ritual mandinya, ia melamun di depan lemari yang terbuka lebar. Kebingungan sendiri memilih pakaian apa yang sekiranya pantas dikenakan. Kemudian dia mengeluarkan dan memadu madankan semua pakaian Yang ada.
Setelah merasa sudah ada yang cocok. Ia segera mengganti pakaian dan untuk wajahnya ia hanya memoles bedak dan sedikit lip balm.
Ruka yang sedang menonton TV di ruang keluarga seketika melirik ke arah tangga ketika mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru.
" Kenapa? Baju gue kebalik ya?" Tanya Rora ketika kakaknya hanya diam memandanginya.
"Ternyata Adek gue bisa cantik juga"
"Tiap hari kali, loe aja yang ga pernah nyadar. udahlah kak Asa udah nunggu didepan. Bye Abang jelek"
"Kudu sabar gue punya Adek kayak loe"
.
.
.
Asli ini awkward banget.
Rora diam, Asa juga diam. Padahal Asa mengendarakan motornya dengan sangat pelan tapi tidak ada pembicaraan yang mengisi diantara keduanya."Loe uhah mahan behum?" Tanya Asa memecah keheningan.
"Hah?"
"Loeudah makan belum?" Ucap asa setelah membuka kaca helm full face nya
"Terserah kak asa aja mau kemana"
"Lah"
"Iya kak , gue ikut aja"
Ternyata setelah dibuka pun Rora masih tidak mendengarnya. Tiba-tiba tangan kiri Asa memegang sebelah tangan Rora yang ada disamping pinggangnya, lalu ia menariknya hingga melingkar sempurna di atas perutnya. Posisi ini membuat Rora mau tidak mau ikutan maju mendekati Asa.
Ia bisa mencium wangi parfum yang Asa gunakan."Loe udah makan belum? Kalo belum kita makan dulu"
"O-oh iya kak ,belum". Rora kembali menarik tangannya pada posisi semula, didalam hatinya ia merutuki diri sendiri.
.
.
.
Asa menepikan motornya di warung bakso Pinggir jalan. Dari cara menyapa Asa yang terlihat bersahabat dengan penjualnya, Rora berpikir mungkin Asa sudah menjadi langganan disini." Mas, kayak biasa ya dua" seru Asa dari mejanya yang langsung di balas acungan jempol oleh penjualnya.
Selagi menunggu makanan datang, mereka fokus memainkan ponsel masing-masing untuk menghilangkan rasa bosan.
Setelah bosan dengan ponselnya, Asa mengalihkan pandangannya melihat-lihat ke arah orang yang berlalu lalang keluar masuk warung, sampai tiba-tiba pandangannya tertuju pada orang yang ada didepannya.
Rora tengah menatap ponselnya dengan serius, entah apa yang sedang ia lihat.
"Ra"
"Kenapa kak?" Tanya Rora sambil memasukkan ponselnya ke dalam mini bag nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh wasiat mommy [HIATUS]
Fiksi Penggemarmau gimana lagi gue tolak juga gak bisa toh mami nya dia sama mami gue Sabahatan. pas ketemu di acara keluarga atau cuma sekedar makan-makan aja selalu manggil gue dengan sebutan mantu. ~rora apa-apaan sih nyokap, orang ga terlalu kenal dan sama se...