Tidak ada yang baik-baik saja setelah tiga bulan berlalu. Hanya doa yang dilantunkan sepanjang hari. Semuanya kembali ke kehidupan semula.
Pharita dan ruka tinggal di rumah Lisa, awalnya, karena lisa akan merasa kesepian kalau pharita ikut ke rumah keluarga jung hae in, biarlah nanti suami Rora yang tinggal di rumah keluarga itu, begitu pikir lisa.
Setelah menikah Ruka ingin mengingatkan kita untuk jangan termakan dengan romansa yang banyak dikatakan orang-orang, sandaran di bahu suami memang romantis, kalo tidak lebih dari sepuluh menit.
Tapi kalo lebih dari itu, Satu jam pertama tangannya sudah mulai kesemutan, sejam kemudian bahunya mulai sakit. Alhasil ruka merasa nyeri otot pagi harinya.
Pagi itu mereka Pharita dan Ruka sudah dalam keadaan siap, sudah mandi , hanya tinggal berangkat ke kampus. Namun Pharita menyadari gestur tubuh ruka yang kesakitan ketika menggerakkan tangan kiri.
"Kamu sih.. pake ide mau romantis segala sama istri. Lagian semalem tarik aja lengan kamu daripada pegal sampe berjam jam " ucap pharita sambil menempelkan plester pereda nyeri.
Oh iya. Mereka sepakat untuk mengganti nama panggilan, sesuai keinginan bunda Lisa, awalnya pharita bingung harus memanggilnya dengan apa? Kak? Abang? Bojo? Atau mas seperti kata Chiquita?
"Aku niatnya mau terlihat heroik gitu, berkorban menahan rasa pegal biar engga membangunkan kamu"
"Heroik tapi ujungnya malah bikin orang khawatir.. besok-besok kalo mau ngambil tindakan heroik, dipikirin dulu berulang ulang, jangan sampai malah berujung jadi pasien"
"Rela deh jadi pasien, asalkan kamu perawatnya" jawab ruka yang berhasil mendapatkan timpukan bekas Plester tadi.
"Oh iya kayaknya aku mau ngambil SP jadi dua tahun" lanjut ruka
"Semester Pendek? Tapi kenapa?" Pharita tampak terkejut.
" Aku pengen cepet lulus. Kata bunda ,aku harus lanjutin usaha ayah frederic, ga mungkin kan nunggu Chiquita lulus sekolah, belum lagi kuliah"
" Tapi kamu bakal sibuk banget. SKS bakal diperpadat, bisa-bisa tiap hari kamu sampe malem di kampus, kamu bakal kecapean"
"Cape aku akan hilang setiap liat wajah cantik kamu, sayang" ruka menggodanya.
"Ini masih terlalu pagi, Rukaa! Tolong jangan serang aku dengan kata-kata seperti itu, aku belum siap". Ruka terkekeh sepertinya Pharita tidak menyukai hal-hal romantis.
.
.
.
Keadaan sekolah pagi itu terlihat sudah cukup ramai. Banyak murid yang berlalu lalang diarea parkiran, halaman ,juga koridor kelas.Salahsatunya Chiquita, yang terlihat bergegas mendekati tiga remaja yang kini berdiri melingkar dimeja sembari memakan bangkai saudaranya sendiri itu.
"Hai girls, soryy ganggu quality time kalian, tapi kalo gue boleh nanya pacar gue kemana ya?" Tanya Chiquita yang kini sidah sampai di tempat ketiganya.
"Udah resmi nih?" Ucap rora memastikan apa yang didengarnya.
"Lah, ahyeon belom bilang sama kalian soal ini?" Ketiganya menggeleng hampir bersamaan.
" Benar-benar ya tuh cewek. Biasanya kan kalo apa-apa cewek tuh suka curhat sama temen-temennya. Awas aja kalo ketemu gue bakal ngambek gamau tau!"
"Apaan sih Chiq, elo kenapa lagi. Baru juga gue dateng udah marah-marah aja"
Sosok yang dicari tiba-tiba datang bersama adiknya,
"Eh pagi mbak pacar, kamu kemana aja aku kangen" ucap Chiquita ketika melihat ahyeon.
" Ga jadi ngambek nya?". Tanya haerin
"Oh iya makasih udah diingetin. Kamu punya dua kesalahan sama aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh wasiat mommy [HIATUS]
Fanficmau gimana lagi gue tolak juga gak bisa toh mami nya dia sama mami gue Sabahatan. pas ketemu di acara keluarga atau cuma sekedar makan-makan aja selalu manggil gue dengan sebutan mantu. ~rora apa-apaan sih nyokap, orang ga terlalu kenal dan sama se...