14. Ada sesuatu yang salah

11 5 0
                                    

Namun, satu serangan malah berakhir gagal, "Apa?!" Karena hal tersebut, aku langsung kena serangannya hingga membuatku terpental hingga berakhir membentur belakang sofa, "Argh!" Perutku yang kena langsung merasa sakit yang tiada tara.

"Tampaknya, ada sesuatu yang akan aku dapatkan jika berhasil membawa jiwamu ke dunia bawah," katanya sambil berjalan mendekat, pisau tergenggam erat di tangannya. "Kehidupanmu di sini tak ada artinya. Bersiaplah untuk penderita 12 tahun kedepan!"

Ayunan tangan beserta pisau yang tergenggam erat di tangannya mengarah tepat padaku. Dengan reflek cepat, aku menghindar, membuat pisau itu hanya menusuk bagian belakang sofa. "Sialan!" Pisau itu tertancap dalam, menunjukkan betapa kuatnya serangan tadi.

"Apa yang harus aku?!" batinku, mencoba mencari jalan keluar, "Aku tidak tahu harus melakukan apa..."

"Cho Hee!" Mendengar suara yang sangat familiar, aku segera menengok ke arah pintu.

Ternyata itu adalah Tae Hyun. Karena kehadiran Tae Hyun, aku langsung berteriak dengan histeris, "Youngjae kesurupan! Aku tidak tahu bagaimana mengeluarkan roh dalam tubuhnya." Mendadak, suaraku menjadi terhentikan dan nafasku seperti ditahan oleh sesuatu yang tak terlihat.

Roh itu menyadari kehadiran Tae Hyun dan langsung menoleh dengan tatapan tajam. "Ha? Tae Hyun? Ternyata kau sudah dewasa sekarang. Jadi, ini anakmu?" ujarnya dengan nada penuh sarkasme, seolah mengancam.

Tae Hyun tidak tinggal diam. Dengan penuh keberanian, dia melangkah maju mendekati roh tersebut. "Bagaimana kau tahu namaku?" tanyanya, suaranya tegas dan penuh tantangan. Di balik punggungnya, dia meraih sesuatu yang tersembunyi, sementara aku berjuang untuk tetap sadar.

"Hahaha, baiklah. Jika itu yang kau inginkan, aku akan membunuhmu!" Dengan cepat, roh itu berlari ke arah Tae Hyun. Namun, Tae Hyun tidak gentar. Dengan gerakan cepat, dia menempelkan sebuah jimat di kening Youngjae. Terkejut, mataku membesar, belum pernah aku melihat Tae Hyun melakukan sesuatu seperti itu sebelumnya.

Namun, tampaknya cara yang dilakukan Tae Hyun berhasil. Dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat roh itu meronta-ronta kesakitan. Jeritannya menggema di seluruh ruangan, sebelum akhirnya ia terjatuh ke lantai dengan bunyi yang menggetarkan. Tubuhnya menggeliat sejenak, sebelum akhirnya diam tak bergerak.

Nafasku juga kembali normal seperti biasa. Ini sangat melegakan, sekali sebelum akhirnya aku bangun dan bergegas menuju Tae  Hyun yang berusaha membangunkan Youngjae, "Tae Hyun! Apa yang barusan terjadi?! Apa yang kau lakukan?!"

"Tidak apa-apa, bawa dia ke kamar dulu," kata Tae Hyun dengan tegas. "Nanti aku akan jelaskan semuanya. Jangan khawatir, dia akan sadar kembali seperti semula."

"Baiklah," jawabku, segera menuruti perkataannya. Aku menggotong tubuh Youngjae bersama Tae Hyun menuju kamarnya, berusaha menjaga agar dia tetap stabil selama perjalanan. Setiap langkah terasa berat, tetapi aku tahu kami harus cepat.

Begitu sampai di kamar, aku segera meletakkan tubuh Youngjae di kasur. Setelah itu, aku menatap Tae Hyun dengan penuh rasa ingin tahu. "Tae Hyun, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau bisa pulang ke rumah?" tanyaku, kebingungan dan cemas.

Dia langsung menatapku dengan tajam, kemudian menjawab, "Aku pulang ke rumah untuk mengambil berkas yang tertinggal." Setelah terdiam sejenak, dia melanjutkan, "Kau baik-baik saja? Apakah kau terluka?" Kekhawatiran terlihat jelas di wajahnya.

Aku langsung menunjukkan ekspresi frustrasi. "Tentu saja aku terluka. Lihat saja, keningku ini juga berdarah. Tapi yang lebih penting, bagaimana dengan anak kita? Apakah dia benar-benar tidak waras?! Aku sungguh takut sekali dengan kejadian tadi. Apa kau akan pergi lagi?"

Who Are You? (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang