Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Halooo
Sebelumnya aku minta maaf kalo ada kesalahan dalam cerita ini, aku juga baru belajar.
Sebenarnya cerita ini udah lama aku buat, cuman gak berani publish, takut aja gitu kalo semisal ada yang gak suka sama ceritaku.
Tapi, sekarang aku ngeberaniin diri buat publish cerita ini.
Jadi mohon dukungannya dengan cara komen dan vote yaa☺
Kalian bisa panggil aku 'ainun'
Kalian asal mana nih??
Btw, kalian tau cerita ini dari mana?
Jangan lupa follow akun aku juga
Happy reading all🪄
"jadilah manusia hebat, jangan pernah mengeluh akan sesuatu, jika kamu dalam masalah cukuplah berdoa kepada Tuhan. Selalu bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan, dan janganlah kamu merendahkan orang-orang yang berada di bawah kita."
Seorang gadis memasuki sebuah rumah yang tampak sederhana dengan penampilan berantakan. Dapat ia lihat ayahnya sedang duduk di sofa sambil merokok."Kesini kamu!" Perintah pria paruh baya itu. Dengan langkah pelan gadis itu mendekati ayahnya sambil menunduk, takut.
"Sini uang kamu!" Pinta pria paruh baya itu.
"Uangnya gak ada yah," Cicit gadis itu sambil menunduk ketakutan.
PLAKK!
"KENAPA UANG NYA GAK ADA HAH?!" Bentak pria paruh baya itu pada gadis dihadapan nya.
"HARUS BERAPA KALI SAYA BILANG, HAH?! KALO HABIS JUALAN UANGNYA KASIH KE SAYA!!" Pria paruh baya itu beralih menjambak rambutnya.
Gadis itu memegangi tangan ayahnya yang menarik rambutnya. "Hiks, m-maaf yah, tadi aku di copet."
Hendra menarik rambut gadis itu dari belakang dengan kuat hingga gadis itu mendongak. "Jangan bohong kamu!"
"Hiks, a-aku gak bohong yah."
Hendra beralih mencengkram dagu gadis itu dengan kuat. "Kalau sampai besok kamu nggak kasih ayah uang, ayah bakalan jual kamu!!" Setelah mengatakan itu, Hendra menghempaskan wajah gadis itu dengan kasar dan berlalu dari sana.
Gadis itu menghapus air matanya, ia berjalan memasuki kamarnya dengan perasaan sedih. Sesampainya dikamar, ia terduduk di lantai dekat kasur dengan tangan yang memeluk lututnya.
Perlahan air matanya turun kembali. Gadis itu menangis dalam diam. Kenapa ayahnya selalu memperlakukan nya dengan kasar? Selama ini, ia selalu menuruti perintah dari ayahnya, tapi mengapa ayahnya tak pernah bersikap baik padanya?
Gadis itu ialah, ARSYILA HAURA FARINZHA. Gadis yang memiliki mata hazel. Haura berumur 18 tahun. Tidak seperti anak diluaran sana yang melanjutkan pendidikannya, Haura justru disuruh bekerja setiap hari oleh ayahnya, hendra.
Haura hanya tinggal berdua bersama ayahnya di rumah sederhana yang sekarang mereka tempati.
Bunda Haura sudah meninggal sejak satu tahun yang lalu karna mengalami kecelakaan. Dulu keluarga Haura bisa terbilang keluarga kaya raya, tetapi semenjak meninggal nya bunda Haura, perusahaan keluarga mereka bangkrut dan terpaksa tinggal di rumah yang sederhana ini. Sikap ayahnya juga berubah saat bunda nya meninggal, ayahnya jadi lebih kasar padanya dan selalu menyuruhnya bekerja.
Sebenarnya Hendra bukanlah ayah kandungnya. Dulu Bunda dan ayah kandungnya bercerai saat umurnya masih 3 tahun. Bundanya menikah lagi dengan ayah tiri nya yang sekarang saat umurnya menginjak 16 tahun. Untuk ayah kandungnya, Haura tak tau keberadaan nya dimana dan bentuk wajahnya, karna semua foto ayah kandungnya telah dibuang oleh bundanya, Mengingat jika masa lalu mereka cukup berantakan.
"Tuhan, mengapa takdir ku seperti ini?" Lirihnya.
"Bunda, Haura kangen sama bunda. Bunda gimana kabarnya disana? Haura pengen ketemu bunda. Haura pengen peluk bunda, pengen makan masakan bunda. Bunda... Apa Haura mati aja biar bisa ketemu sama bunda?"
Haura menggelengkan kepalanya, menepis pikiran buruknya. "Aku harus tetap semangat, nggak boleh ngomong gitu lagi, nanti bunda ikutan sedih kalo liat aku kayak gini."
Allahu akbar
Allahu akbar
Suara adzan dzuhur terdengar, Haura bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu. Ia akan melaksanakan sholat dzuhur.
Selesai wudhu, Haura memakai mukenah dan menggelar sajadah. Ia mulai melaksanakan sholat dengan khusyuk.
Selesai dengan sholatnya, Haura bangkit dan bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Dipagi hari, ia akan berjualan kue dijalan dan jika disiang hari, ia akan bekerja di sebuah cafe sampai jam sepuluh malam. Memang melelahkan, tetapi haura juga butuh uang untuk kebutuhan hidupnya.
Ayahnya? kerjaan lelaki itu hanya keluyuran terus, Hendra juga sering pulang larut malam dengan keadaan mabuk.
Haura memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan. Lalu mengambil tas dan akan berangkat ke cafe.
Untungnya cafe tempat ia bekerja mau menerimanya. Pasalnya, dulu ia beberapa kali melamar pekerjaan di tempat lain namun tidak diterima, dan akhirnya ia diterima kerja pada cafe tempat sekarang Haura bekerja.
Memang sangat melelahkan jika berada di posisi Haura, apalagi ayahnya yang selalu berbuat kasar kepadanya. Tapi, Haura yakin jika kebahagiaan akan datang pada waktunya. Kita hanya perlu bersabar dan bersyukur dalam menjalani hidup, jika kita selalu mengeluh pasti kebahagiaan itu tak akan datang. Maka dari itu, kita sebagai manusia yang masih mempunyai tempat tinggal harus selalu bersyukur, padahal diluaran sana masih banyak manusia yang dibawah kita, contohnya tak memiliki tempat tinggal, makan pun sehari sekali.
Dulu bunda nya pernah bilang.
"Haura jadilah manusia hebat, jangan pernah mengeluh akan sesuatu, jika kamu dalam masalah cukuplah berdoa kepada Tuhan. Selalul bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan, dan janganlah kamu merendahkan orang-orang yang berada di bawah kita. Bunda mau kamu menjadi perempuan yang memiliki hati yang baik."
Rasanya sangat menyedihkan jika mengingat ucapan bunda nya dulu, sosok ibu yang selalu mengajarkan Haura akan pentingnya bersyukur sekarang sudah tiada.
--------
Gimana sama bab pertama?
Maafin kalo agak gaje ceritanya😭
Aku kalau mau nulis nunggu mood bagus dulu, jadi kalau semisal jarang up maafin aku yah....
Jangan lupa vote dan komen ya!!
Next gak nih?
Jangan lupa follow akun IG sama tiktok ku
Ig: wp.syafitrah29
Tiktok: nnsy.nunSalam sayang🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
DevaRa
روحانياتJudul Awal: Haura Arsyila Haura Fharinza Gadis yang selalu mendapatkan perlakuan kasar dari ayah tirinya. Bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nya bersama sang ayah adalah kebiasaan baginya. Hingga pada suatu hari ayahnya menju...