{02} Preman

70 30 2
                                    

Assalamu'alaikum

Aku balik lagi

Kalo semisal ada typo ataupun kata"nya kurang di mengerti maafin ya.... aku juga masih belajar nulis hehe.....

Happy Reading🪄




"Tuhan, kapan aku bisa bahagia?"
-Arsyila Haura Farinzha

_________

Haura berjalan keluar dari cafe, tepat pada pukul 22.15 malam. Ia telah selesai bekerja dan sekarang waktunya untuk pulang.

Haura melangkahkan kakinya menuju ke arah sepedanya. Ya, Haura memiliki sepeda pemberian dari bunda nya dulu saat hari ulang tahunnya. Ia mulai menaiki sepedanya dan meninggalkan area cafe, tempat ia bekerja.

Jarak cafe dengan rumahnya agak lumayan jauh, tapi tak apa-apa, Haura sudah terbiasa bolak-balik ke cafe.

Di pertengahan jalan, terlihat dua orang preman berpakaian acak-acakan. Kedua preman itu menghampiri dan menghadang jalan Haura.

Haura yang memang bisa di bilang gadis penakut, tentu saja sudah gelisah di tempat. Ia memandang dua preman itu dengan pandangan ketakutan dan tubuh yang mulai panas dingin.

"Mau apa kalian?" Tanya Haura was-was. Bahkan ia sudah turun dari sepedanya.

Kedua preman itu memandang Haura dengan mata berbinar. "Nggak usah takut, cantik," Ucap preman berambut gondrong dengan tubuh gemuk.

"Kita gak bakalan gigit kok, tenang aja," Sahut yang satunya, berambut pirang.

"Pergi gak! Kalo kalian gak pergi, saya bakal teriak." Haura sudah mengambil ancang-ancang untuk berteriak, namun pergelangan tangannya lebih dulu di cekal oleh preman berambut pirang.

"Walaupun kamu teriak, nggak ada yang bakal tolongin kamu, disini sepi, gak ada orang," Sahut preman berambut gondrong.

Haura mengedarkan pandangannya, benar saja, ternyata tidak orang disekitar sini kecuali mereka.

"Lepas!" Desis Haura, mencoba melepaskan tangannya dari si preman berambut pirang itu.

"Tuhan, lindungi aku" -batin Haura.

Haura tersentak kaget saat tangannya mulai ditarik secara kasar. Perlahan tapi pasti, air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya jatuh membasahi pipi mulus Haura. Di dalam hati, ia terus meminta doa agar ada orang yang berhati malaikat yang dapat menolongnya.

Haura terus memberontak saat tangannya ditarik secara paksa agar mengikuti kedua preman itu.

Sepedanya pun bahkan mereka bawa.

Dari kejauhan seorang laki-laki yang memang tak sengaja melewati jalan yang sepi itu memandang ke arah seorang gadis yang tengah ditarik secara paksa oleh kedua preman.

Laki-laki itu berlari menghampiri kedua preman itu. Tanpa aba-aba, laki-laki itu langsung menendang preman berambut pirang hingga jatuh tersungkur.

Haura tersentak kaget, ia menoleh ke arah belakang, tepatnya pada laki-laki yang baru saja menendang preman berambut pirang itu. Dalam hati Haura mengucap banyak syukur karna ada orang yang datang menolong nya.

Preman berambut gondrong melayangkan pukulan kepada laki-laki itu, namun cepat ditangkis, laki-laki itu menghajar preman berambut gondrong dengan membabi buta. Sedangkan preman berambut pirang mengambil sebuah balok kayu yang tak jauh dari sana, preman itu mulai mengambil ancang-ancang untuk memukul laki-laki itu dari arah belakang, namun urung saat Haura berteriak.

DevaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang