Gadis itu mati, saat kembali membuka matanya, ia menyadari bahwa dirinya telah masuk ke dalam sebuah novel dengan latar belakang abad pertengahan.
Dia masuk ke dalam tubuh seorang putra mahkota yang ditinggalkan dan diabaikan oleh kaisar, ayah kand...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading(^-^)
....
Satu minggu telah berlalu. Arcell dan semua rombongan yang ikut dengannya untuk memusnahkan suku Barbar telah berkumpul di lapangan Kediaman Count Bathory.
Saat melihat semua orang telah siap untuk berangkat, Arcell ingin naik ke atas kuda miliknya. Namun, suara lembut Amora yang memanggilnya membuat pemuda itu berhenti dan menoleh ke belakang.
Amora berdiri di samping Count Bathory dengan senyuman manis. Wajah cantiknya terlihat begitu mempesona.
"Ada apa?" Arcell bertanya.
Dengan senyuman lembut, Amora berjalan mendekat dan berdiri di depan Arcell yang berdiri di samping kuda putih miliknya.
"Semoga Yang Mulia memenangkan pertempuran ini dan kembali dengan selamat. Saya menantikan kemenangan dan kepulangan anda di sini, semoga dewa memberkati." Amora berbicara dengan suara lembut dan menatap lekat manik pemuda di depannya.
Arcell tersenyum tipis dan hanya mengangguk. Lama-lama ia merasa muak dengan gadis sok akrab di depannya ini. Padahal dirinya hanya iseng saja mengajaknya berdansa di istana dulu karena tidak ingin berdansa dengan protagonis perempuan. Tapi, sepertinya gadis ini sudah berpikir terlalu jauh.
Melihat Putra Mahkota hanya tersenyum dan tidak membalas, Amora tidak berkecil hati. Gadis itu hanya berpikir bahwa Putra Mahkota hanya sedang serius kali ini dan mengkhawatirkan pertempuran ini.
Setelahnya, Arcell naik ke atas kudanya.
Relion, Putra dari Granduke Arcolando juga ikut menunggangi kuda mereka masing-masing. Begitu pula dengan Malven sang Ajudan Kaisar, Helios Komandan Istana dari devisi 2 dan Luden Putra dari Count Bathory ikut menunggangi kuda mereka masing-masing mengikuti Putra Mahkota yang sudah berjalan di depan terlebih dahulu.
Rombongan itu berjalan melewati jalanan dan ditonton oleh semua rakyat yang tinggal di Wilayah Count Bathory. Mereka semua berteriak heboh menyemangati para prajurit yang akan segera memusnahkan suku Barbar yang telah membunuh beberapa orang dari keluarga mereka.
Untuk mencapai Wilayah suku Barbar, mereka semua harus melewati sebuah hutan lebat terlebih dahulu. Baru setelahnya mereka akan mencapai gurun pasir, dimana Wilayah suku Barbar berada.
....
Di dalam hutan, Louis dan semua prajurit memilih untuk beristirahat di dekat air terjun. Awalnya, pemuda itu tidak ingin istirahat dan langsung pergi ke Wilayah suku Barbar untuk memusnahkan mereka. Namun, satu prajurit yang dirinya utus beberapa hari yang lalu untuk memata-matai Wilayah suku Barbar telah kembali dan mengatakan bahwa niat Putra Mahkota untuk bertempur dengan mereka telah diketahui.
Ternyata, masih ada satu orang dari suku Barbar yang bersembunyi di Wilayah Count Bathory untuk mengawasi Putra Mahkota. Orang itu mengetahui niat Arcell untuk membasmi suku mereka, ia lalu kembali ke Wilayah suku Barbar dan membeberkan semuanya kepada Pemimpin mereka di sana.