JERATAN [4]

12 10 5
                                    

CHAPTER 1 [4]
JERATAN [4]
By: leekay_clowpd

Direktur Najime merasa ragu bahwa Pak Siba adalah pelakunya. Pak Siba mengakui bahwa ia memang berniat membunuh Natobi, namun ia tidak melakukannya tepat waktu. Sementara itu, Mona juga tidak melihat siapa yang masuk ke gang tersebut. Renjiro kemudian menyimpulkan bahwa pelaku sudah berada di TKP sejak pertarungan antara dirinya dan komplotan Takashima berlangsung. Pelaku mungkin menyaksikan pertarungan Renjiro, namun Renjiro tidak menyadari kehadirannya saat itu.

Dari kejauhan, Yuki masih melihat Renjiro. Namun, polisi yang menjaga TKP melarang siapapun mendekat. Selain Yuki, banyak orang di sana yang penasaran siapa yang mampu melawan komplotan Yakuza, sehingga mereka mengerumuni TKP.

Renjiro kebingungan dengan tempo waktu yang tidak masuk akal. Ia menyimpulkan beberapa hal:
1. Pelaku sudah berada di TKP dan menyaksikan pertarungan antara Renjiro dan komplotan Takashima.
2. Pelaku melakukan pembunuhan saat Pak Siba bersembunyi.
3. Pelaku memiliki kesempatan melarikan diri meskipun ada Mona di depan dan Renjiro yang berjalan menuju sekolah.

Renjiro bertanya-tanya apakah pelaku masih berada di sana, tetapi itu tampak mustahil karena polisi sudah memeriksa dan hanya menemukan Pak Siba. Renjiro kemudian menyadari satu hal: bagaimana Takashima dan Suzune melarikan diri saat Renjiro sibuk memukuli Natobi, Manabu, dan Sobaru?

Renjiro menarik kesimpulan bahwa mungkin ada ruangan tersembunyi di sekitar sini yang menghubungkan TKP dengan sekolah Tokyo High atau tempat lain.

Renjiro menghampiri Yuki yang berdiri di sana. "Yooo," sapa Renjiro. "Kamu tak perlu khawatir dengan diriku. Kamu bisa pulang ke sekolah. Pak Takamura mungkin menunggumu kembali dari toilet," ucap Renjiro dengan tatapan dingin.

Yuki menjawab dengan nada keras, "Bodoh, kamu pikir karena apa aku ke sini?"

Renjiro tertawa. "Kembalilah ke sekolah jika kau ingin selamat."

Yuki kemudian menatap Renjiro. "Aku menunggumu di depan halte bus A3."

Renjiro mengangguk.

Direktur Najime bertanya kepada Renjiro, "Siapa yang kau sapa itu, teman sekolahmu? Kalau aku tidak salah, aku melihatmu di kelas, dia teman sebangkumu."

Renjiro mengangguk, mengisyaratkan bahwa pernyataan Najime benar.

Detektif Karen menemukan sebuah benda mencurigakan, yaitu sebuah bingkai foto di tengah gang. "Ini aneh, siapa yang menyimpan bingkai di sini, apalagi tergantung di dinding gedung," gumam Detektif Karen.

Renjiro menghampiri bingkai foto itu dan menyadari bahwa bingkai ini telah rusak dan menyerupai kurung tutup. Renjiro kemudian menggunakan benda aneh ini untuk memberikan informasi nama pelaku kepada direktur Najime sebelumnya. Renjiro kemudian mencari benda lainnya dan menemukan sebuah tiang jemuran dengan satu garis vertikal dan dua garis horizontal.

Renjiro menyadari bahwa bingkai foto dan tiang jemuran ini adalah kode yang bisa digunakan untuk menguji kepekaan direktur Najime. Ia kemudian membuat kode dari benda-benda aneh ini untuk mengungkapkan identitas pelaku.

Pak Siba terus memohon untuk ditangkap, mengakui bahwa ia berniat membunuh Natobi. Namun, Direktur Najime tak ingin menghukum orang yang tidak bersalah dan menunggu kesaksian dari Manabu dan Sobaru.

Direktur Najime menerima kabar bahwa kondisi Manabu dan Sobaru telah membaik. Mereka segera pergi ke rumah sakit untuk menginterogasi mereka, meninggalkan Renjiro di TKP.

Manabu dan Sobaru memberikan kesaksian bahwa Pak Siba adalah pelaku pembunuhan Natobi. Namun, Direktur Najime tetap keras kepala, tidak ingin menghukum orang yang tidak bersalah. Najime mengingat kode yang dikatakan Renjiro: bingkai foto yang rusak di sebelah kanan membentuk kurung tutup menyamping dan tiang jemuran dengan satu garis vertikal dan dua garis horizontal.


Najime merenung dan menyadari sesuatu. "Aku tahu siapa pelaku pembunuh Natobi," ucapnya kepada semua orang di sana. "Detektif Karen, kita kembali ke TKP. Aku yakin dia masih ada di sana," lanjutnya.

Sementara itu di TKP, Renjiro berjalan menuju tempat di mana Yuki menunggunya. "Yoo, apakah kamu menungguku terlalu lama?" tanya Renjiro.

Yuki merasakan ada yang aneh, Renjiro yang biasanya dingin kini terlihat penuh semangat. "Apakah kamu sudah berubah, Renjiro?" tanya Yuki.

"Aku tidak pernah berubah sejak dulu. Aku hanya diam untuk menilai orang lain. Jadi, Yuki, apakah kamu adalah orang yang..." Belum sempat Renjiro berucap, terdengar suara dari kejauhan, "Tangkap anak itu," teriak Direktur Najime.

Yuki tersenyum kemudian berkata, "Ini ulahmu kan, Renjiro?" tanya Yuki. "Aku memang sudah mengagumimu sejak melihatmu bertarung pagi tadi. Aku senang dendamku bisa terbalaskan berkatmu."

Renjiro bertanya, "Dendam?"

Yuki menjelaskan, "Kakakku dibunuh oleh komplotan Takashima saat dia melewati gang sempit itu. Andai polisi tidak segera datang saat itu, mungkin aku akan menghabisi semua orang di sana."

Yuki melanjutkan, "Renjiro, terima kasih karena membantu membalaskan dendamku. Bisakah kita menjadi teman sekarang?"

Renjiro menjawab, "Kamu adalah orang yang membuatku kembali percaya pada diriku sendiri. Aku akan menunggumu keluar dari masa hukumanmu, Yuki."

Yuki mengangguk, "Hmm, kita akan bertemu lagi, Renjiro."

Polisi langsung memborgol Yuki dan membawanya ke mobil polisi. Yuki berteriak, "Aku akan menantikan itu, Renjiro."

Direktur Najime mendekati Renjiro yang berdiri di Halte A3. "Dia temanmu, kan, Renjiro?"

Renjiro berkata, "Ya, dia temanku," ucapnya dengan senyuman indah yang terpancar.

Yuki yang berada di dalam mobil juga tersenyum ke arah Renjiro. "Jumpa lagi, Renjiro. Kamu harus memperbaiki sifat sosialmu. Aku menantikan teman-teman barumu, Renjiro," teriak Yuki dari dalam mobil sebelum mobil polisi itu membawanya menuju pengadilan.

Renjiro kemudian bergumam, "Padahal aku berharap kita bisa ikut dalam festival sains nanti," gumamnya dalam pikiran. "Pak Najime, bagaimana kau menyadari Yuki adalah pelakunya?" tanya Renjiro.

Pak Najime bergumam, "Kode yang kau berikan itu, bingkai foto yang  membentuk kurung tutup, menyerupai huruf 'Yu' (ユ). Dan kode satu garis vertikal dua garis horizontal menyerupai huruf 'ki' (キ). Jadi jika kita gabungkan, membentuk nama 'Yuki' (ユキ). Itu adalah huruf dalam katakana Jepang."

Renjiro mengangguk, mengisyaratkan bahwa Najime benar. "Ya, apa yang Anda katakan tepat. Yuki memang membunuhnya di saat-saat terakhir."

Direktur Najime kemudian tersenyum dan mengantar Renjiro ke sekolah untuk memulihkan nama baiknya.  Dalam mobil Renjiro memandang keluar melalui jendela, berpikir kira-kira hukuman apa yang akan diterima Yuki. Renjiro berharap hukumannya bisa diperingan karena dia masih dibawah umur.

Next aku akan memberikan penjelasan....
Follow me: leekay_clowpd

***

DAM : END GAME (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang