"Nah, gini saja." Taufan memakaikan blazernya untuk menutupi tubuh perempuan itu setelah membenarkan posisi tidur yang benar.
Diperhatikannya dia. Kalau dilihat-lihat dari dekat gini, perempuan tersebut terlihat ayu Dimata Taufan. Taufan pun tersenyum.
"Cantik bgt. Dia siapa ya? Rasanya aku tidak pernah melihatnya di sekolah. kenapa dia bisa ketiduran di sini?" tanya Taufan kepada dirinya sendiri. Bisa jadi perempuan itu jarang keluar kelas, makanya gak pernah kelihatan. Taufan jadi ingin mengenal perempuan ini yang sudah pasti murid kelas dua belas bareng Hali.
"Aku harus berbaikan sama Hali dulu tuk mengenalnya," gumam Taufan mengingat kalau ia lagi diem-dieman dengan Halilintar.
Taufan mengedarkan matanya sekali lagi dan kali ini ia menemukan tas milik Hali di dekatnya.
Diambilnya tas tersebut. Kalau tasnya Halilintar masih ada di sini berarti kakaknya belum pulang. Lalu kemana perginya Hali?
Taufan pun mengambil hapenya lagi dan mulai menghubungi kakaknya ntu.
Saat itulah suara deringan hape Hali terdengar dari tas yang sedang Taufan pegang.
"Ck, hapenya ditinggal." Karena itulah Taufan pun memutuskan tuk membangunkan perempuan didekatnya.
"Amjir, g bangun-bangun." Sekarang Taufan gak tau harus bagaimana.
.
..Singkat cerita Taufan membawa cewek itu ke ruang kesehatan sekolah. Untungnya di sana sudah ada seseorang yang bisa dimintai bantuan. Yaitu Yaya, anak PMR yang sedang bertugas sore itu.
"Siapa dia, Fan?" tanya Yaya kemudian setelah memeriksa tubuh perempuan tadi.
Taufan mengedikkan bahunya. "Gak tau. Dari kelas Hali."
"Owh, kok dia pake seragam cowok?" Kali ini Yaya menatap Taufan curiga.
"Lah, mana kutahu. Waktu aku ke kelasnya saja dia udah pake itu."
"Owh, gitu. Trus mana Halinya? Kamu ke kelasnya mau pulang bareng Hali kan tadi?"
"Nah itu. Hali ga ada di manapun. Aku malah ketemu cewek ini sama tasnya Hali doang."
"Yang benar?!"
"Beneran kok."
"Yodah. Kalo dia gk bangun-bangun berarti udah jadi tanggung jawabmu ya."
"Yah kok gitu.. hmm tapi gpp sih," kata Taufan sambil senyum-senyum yang terlihat seperti senyum mecum di mata Yaya. Reflek saja Yaya menampol muka Taufan.
"Duh kok tiba-tiba nampol?"
"Maaf reflek."
..
.Ditunggu sampai sore menjelang magrib pun cewek itu gak bangun-bangun. Yaya udah pulang duluan. Karena itulah Taufan nekat membawanya pulang.
"Asdgfg! Taufan, siapa cewek itu?!!" Ucap Gempa tentu saja kaget melihat Taufan pulang-pulang bawa cewek.
"Ceritanya panjang, Gem."
"Dipersingkat masa g bisa?"
"Intinya aku nemu di kelasnya Hali. Sendirian. Entah ketiduran atau pingsan. G tau rumahnya di mana."
"Trus mana Halinya?"
"G tau."
"G lapor ke guru?"
"Gurunya udh pada pulang."
"Orang lain memangnya g ada yg bisa dimintai bantuan?"
"G ada."
"Waktu kau membawanya, memangnya tidak ada yang curiga?!"
"Gak ada. Aku kan diam-diam bawanya. Lewat jalan yang sepi orang."
"Ishh kau ini.. sepertinya belum pernah ditimpuk pake mejikom yaa!"
Dan begitulah. Mereka sempat berdebat. Meksipun pada akhirnya membiarkan cewek itu menginap di rumah mereka.
"Kita tungguin saja Hali pulang. Dia sudah pasti kenal cewek itu," kata Taufan setelah membiarkan perempuan tadi tiduran di kamar Hali.
"Aku ga mau ngikut-ngikut lah kalo semisal kamu dilaporin nyulik anak orang." Gempa tidak peduli lagi dan langsung pergi ke kamarnya.
"Yah, Gem. Kok gitu sih.. "
..
.Malamnya Hali bangun. Ia tentu bingung melihat dirinya sudah ada di kamarnya sendiri.
"Gara-gara ramuannya si solar itu tubuhku terasa lemas," gumam Hali mendudukkan diri di sisi ranjang sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. Ketika menyadari rambut yang panjang dan tubuh ceweknya Hali kembali panik.
"Anjr, kok aku masih jadi cewek?!!" Ucapnya buru-buru mencari hape tuk menghubungi Solar sembari misuh-misuh sendiri.
"Solar harus tanggung jawab. Mana dia belum kasih duitnya," gerutunya. Setelah menemukan hapenya di dalam tas. Hali liat ada puluhan panggilan tak terjawab dari Taufan maupun Gempa serta pesan dari mereka yang menanyakan keberadaan Hali. Selain itu ada juga notifikasi lain dari Solar. Ternyata Solar sudah mengiriminya uang. Uangnya dikirim bahkan lebih dari yang Hali minta.
"Owh, syukur deh dia sudah tf." Hali gak jadi ngomelin Solar. Tadinya ia memang berniat gitu.
Akan tetapi..
"Tunggu.. aku harus tetap ngomelin dialah!! Ini bagaimana mengembalikan tubuhku.. dasar Solar bgst. Hah, sial."
Hali merasa kesal lagi. Ia segera saja menghubungi nomor telepon Solar.
"Halo-"
"Solaaaar!! Ramuan terkutuk mu benar-benar bgst Skali! Kenapa kau tidak bilang kalau itu untuk mengubah gender hah!! Kembalikan tubuhku seperti semulaaa!!" Seru Hali begitu sambungan telepon terhubung ia langsung mengeluarkan isi hatinya.
Dari seberang telepon, Solar terdiam sejenak. Sebelum kemudian bilang, "Wah ramuanku ternyata manjur juga. Nanti ku tf uang bonusan lagi untukmu. Bye."
Tut! Tuut! Tuuuut!
Telepon langsung dimatikan oleh solar. Hal itu memancing emosi Hali.
"Asdjakdkdjjk! Malah dimatikan. Ngejak ribut bgt si kacamata itu.. aaaargh!!" Hali mencoba menelpon lagi sampai berkali-kali. Tapi solar sepertinya mematikan hapenya.
Brak!
Saking emosinya, Hali melempar hapenya ke tembok. Hali gak peduli hapenya rusak. Ia bisa beli lagi pake duitnya Solar.Tok! Tok!
"Maaf mengganggu. Apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja?" Kata Taufan dari balik pintu kamar tak lama kemudian.Hali terdiam. Baru ingat kalau di rumah ia tidak sendirian. Saat itulah Hali baru kepikiran juga dengan kondisi tubuhnya yang lagi jadi cewek. Bagaimana ceritanya ia sampai di rumah kalau bukan Taufan atau Gempa yang membawanya kemari?
"Jangan bilang mereka tau aku jadi cewek gara-gara si bensin itu?" gumam Hali meneguk ludahnya.
Tapi Hali merasa heran dengan Taufan yang barusan bilang gitu. Kalau pun Taufan tau ia jadi cewek, ada kemungkinan adeknya yang jahil itu menertawainya. Dan Hali liat sepertinya Taufan tidak tau.
Untuk memastikannya Hali pun beranjak dari ranjangnya dan membuka pintu kamarnya.
Dilihatnya Taufan tampak salting. Taufan pun berkata, "Hmm, tadi aku mendengar keributan. Kupikir mungkin terjadi apa-apa denganmu. Oia maaf aku membawamu ke rumahku soalnya kamu gak bangun-bangun sih. Trus kamu gak perlu panik. Aku gak ngapa-ngapain kamu kok. Hehe."
Hali menatap Taufan dengan datar. Mendengar hal itu sudah dapat dipastikan Taufan benar-benar tidak tau.
..
....
.
Upnya seminggu sekali
Jan lupa votkom
KAMU SEDANG MEMBACA
Run To You
Short StoryTauHali.. SolHali.. TauHaliGem Hali yang mudah marah dan Taufan yang ngambekan. "Aku tidak suka melihat orang yang terlalu pendiam, apatis, sok cool galak kek Hali." Begitu kata Taufan sebelum bertemu dengan seorang perempuan yang sifatnya sebelas...