20

155 32 2
                                    

Malamnya, di kamar serba warna putih biru.

Taufan lagi rebahan. Ia lagi mantengin hape. Skrol-skrol fotonya Lili. Waktu di lab rumahnya Solar, diam-diam Taufan motoin Hali yang masih jadi cewek. Dan gak sekali ia memfotonya.

“Buat kenang-kenangan. Siapa tau ramuan Solar yang kemarin benar-benar membuat Hali gak bisa jadi cewek lagi. Hm, tapi semoga saja ramuannya gak manjur. Biar aku bisa liat Lili lagi,” gumam Taufan masih berharap akan sosok Lili hadir dalam hidupnya.

..
.

Di tempat lain. Tepatnya rumah Solar.

Malam itu, Solar juga lagi rebahan. Ia tampak memandangi langit-langit kamar sambil melamun. Dalam pikirannya terus terngiang sosok perempuan cantik tapi galak dan ekspresinya datar.

Siapa lagi perempuan itu kalau bukan Hali.

Solar mengusap wajahnya dengan lelah. Lalu dia menggumam, “Padahal niatku iseng bikin ramuan itu untuk Hali, tapi kalo dipikir-pikir Hali yang perempuan kelihatan cakep banget. Kenapa aku malah kepikiran terus yak?”

..
.

Seminggu berlalu dan Hali udah gak jadi cewek lagi. Hali merasa lega, lain halnya dengan Taufan yang malah resah dan gelisah.

Di rumah Taufan sering banyak diemnya, malah sesekali liatin kakaknya berharap tiba-tiba jadi cewek lagi. Sayangnya itu tidak akan terjadi. Tampaknya ramuan dari Solar memang manjur kali ini.

..
.

“Huh, ini gak bisa dibiarkan. Aku baiknya harus gimana yak?” gumam Taufan siang itu.
Tanpa sadar langkah kakinya berhenti didepan sebuah lab sekolah.

Untuk beberapa saat Taufan hanya diem doang di depan ruangan itu.

Sebelum kemudian seseorang memanggilnya dari dalam sana. Siapa lagi kalau bukan Solar. Pintu lab memang sedang terbuka. Dan Solar akhirnya menyadari kehadiran Taufan.

“Weh, ngapain bengong di situ?” ucap Solar berjalan menghampiri.

Taufan menatap Solar, lalu pandangnya beralih pada tabung reaksi yang memang lagi dipegangin Solar.

“Itu kamu bikin ramuan apa lagi, Sol?” Taufan malah balik nanya.

“Owh, ini aku bikin ramuan kayak yang aku kasih sama ka Hali.”

Mendengar jawaban itu membuat mata Taufan bersinar kembali. Ia jadi punya rencana. Pengen kasih ramuan itu ke Hali.

“Hmm, coba kupinjem bentar.” Begitu kata Taufan sambil menjulurkan tangannya.

Solar dengan polos malah kasih tuh tabung reaksi. Solar pikir Taufan mau pinjem buat lihat-lihat doang, mana tau dia malah..

“Kubawa pergi dulu ya. Makasih. Bye!!” Begitu kata Taufan langsung melangkah seribu.

“Woi! Ramuan gue jangan diambil!!” seru Solar gak nyangka kalau ramuannya dibawa pergi.

“Solar, ini gimana? Ada bahan kimia yang tumpah-tumpah tuh,” ucap seseorang dari dalam ruangannya.

Solar yang berniat ngejar Taufan pun harus mengurungkan niatnya. Ia tak bisa meninggalkan lab.

‘Huh amjir ka Taufan. Padahal aku susah-susah bikin ramuan itu tuk kuberikan diam-diam sama ka Hali lagi,’ gumamnya dalam hati.

Ternyata Solar juga punya niat yang sama seperti Taufan.

..
.




Run To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang