Bercerita tentang seorang pria yang memiliki rasa obsesi tinggi kepada seorang gadis bernama Cleoza Caldara.
Gazzaydan Pratama, pria kejam yang tidak pernah mau membiarkan gadis polos seperti Cleoza pergi dari hidupnya.
°°°°°
"Jangan pernah berpiki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I'm crazy about you."
-𝐆𝐚𝐳𝐳𝐚𝐲𝐝𝐚𝐧 𝐏𝐫𝐚𝐭𝐚𝐦𝐚-
°°°°°
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°°°
20 - Meet🌵
Hari ini adalah hari kematian bagi setiap anak sekolah, hari Senin. Entah kenapa meskipun pelajarannya tidak terlalu mengerikan, tetapi rasanya berat untuk menjalani hari Senin.
Pagi ini, Cleoza diantar oleh Jeffry. Gadis dengan bandana pink lucu itu turun dari atas motor kakaknya.
"Makasih, Bang," ucapnya kepada Jeffry dengan senyuman manis.
Jeffry mengangguki ucapan terima kasih Cleoza. "Nanti pulang, gue jemput. Ayah sama Bunda nitipin lo sama gue," ujarnya membuat Cleoza tak bisa apa-apa.
Sejak hari dimana keluarga Gazza datang ke rumahnya dan Gazza menginginkan pernikahan keesokan harinya, keluarga Cleoza menolak. Hardian berpikir jika pernikahan anaknya berlangsung keesokan harinya itu sangat mendadak. Terlebih mereka harus mencari dulu hari yang baik untuk pernikahan Gazza dan Cleoza. Mereka tidak bisa meninggalkan adat dan tradisi mereka.
Setelah berbincang lebih banyak, akhirnya mereka menemukan hari yang baik. Pernikahan Gazza dan Cleoza akan berlangsung dua minggu setelah pertemuan kedua keluarga itu. Mereka juga sepakat untuk tidak membiarkan Gazza dan Cleoza untuk bertemu dulu karena sebentar lagi mereka akan melangsungkan pernikahan. Hal itu membuat Gazza maupun Cleoza tidak saling bertemu. Itulah alasan mengapa sekarang Cleoza diantar oleh Jeffry-kakaknya.
Cleoza mengangguk pasrah. "Oza masuk dulu, ya, Bang," pamit Cleoza lalu dianggukki oleh Jeffry.
Cleoza berjalan masuk ke dalam sekolah, sementara Jeffry pergi untuk ke kampus karena hari ini ada kelas pagi.
Cleoza berjalan memasuki kelasnya. Ia lalu duduk di bangku miliknya. Ketika ingin menelungkupkan kepalanya, gadis itu sedikit menyipitkan mata saat melihat sesuatu yang menyembul di laci mejanya.
