Saat itu akhir Agustus, menjelang senja, ketika hujan badai yang tak terduga mulai turun. Para pejalan kaki yang terkejut mencari tempat berteduh di kedai teh atau kopi yang berjejer di jalan-jalan di dekatnya.
Namun, bagi Bona, hujan merupakan berkah yang tak terduga karena semakin banyak pelanggan yang datang dan keuntungan kedai kopi pun meningkat lebih besar daripada kemarin.
Berhenti di luar pintu kaca toko, seorang pelanggan yang membawa tas hitam di bahunya mengibaskan hujan dari pakaiannya sebelum masuk. Rambutnya sebahu dan tingginya sekitar 170 sentimeter. Dia mengenakan pakaian sederhana berupa kaus putih dengan pakaian kamuflase, dan air yang menetes dari pakaiannya, membentuk genangan air di lantai.
Bona mengenali gadis itu, meski tidak tau namanya, ia tahu gadis itu adalah mahasiswi dari universitas terdekat dan sering berkunjung ke sana.
"Kopi hitam, tanpa gula." perintah gadis itu.
Perintah yang biasa. Namun, suara gadis itu terdengar serak dan kasar, mungkin karena rasa tidak nyamannya karena hujan. Jika dia tidak segera mengganti pakaiannya yang basah, dia akan masuk angin.
Bona mengerutkan kening saat rambut basah menempel di wajah gadis itu, dan dia berkata dengan lembut,
"Ada payung di balik pintu. Mengapa kamu tidak mengambilnya saja? Pulanglah dan ganti dengan pakaian yang lebih hangat. Kamu bisa mengembalikan payung itu lain waktu."
Pihak lain mendengar kata-katanya, berhenti sejenak, dan kemudian mengeluarkan ponsel untuk membayar kopinya.
"Baiklah," kata gadis itu, dan sebelum Bona bisa menjawab, dia mengambil payung dan bergegas menuju hujan.
Bona menatap sosok gadis yang menjauh itu dan berpikir, sungguh orang yang aneh.
Setelah lebih dari setengah jam, saat Bona sedang membuat kopi, gadis itu kembali. Dia duduk di meja dekat bar, rambutnya kini setengah kering dan tidak lagi menempel di wajahnya. Dengan rambut yang terurai, wajah yang anggun menampakkan dirinya. Bibirnya yang tipis dan pangkal hidungnya yang tinggi, dipadukan dengan sepasang mata berwarna hitam yang terangkat di ujungnya, membuatnya tampak sangat menarik perhatian.
Sederhananya, dia cantik.
Bona membawa kopi itu ke gadis itu, "Ini kopi hitammu."
"Terima kasih."
"Sama-sama. Selamat menikmati." Jawab Bona dan kembali ke konter.
Pelanggan ini tidak banyak bicara dan bisa dibilang tipe pendiam. Selain saat memesan atau mengantar kopi, keduanya jarang bertukar kata-kata.
Karena hujan, selain dari pelanggan yang datang sebelumnya, tidak ada pelanggan baru yang datang. Jadi Bona hanya bisa menghabiskan waktu dengan duduk di belakang meja kasir dan mengecek ponselnya. Dia menerima pesan dari temannya, Seola, yang mengundangnya untuk makan hot pot pada Minggu malam di kedai hot pot terkenal, YuXi.
Dia memikirkannya dan menjawab, "Baiklah, tapi hanya jika kamu bisa mengantarku ke sana sepulang kerja."
Dia menekan tombol 'kirim', dan bayangan menutupi layarnya, dia melihat ke atas-
"Halo, ada perlu apa?" tanya Bona sambil meletakkan ponselnya dan berdiri untuk menyambut gadis itu.
"Hmm." Orang lain mengangguk, wajahnya tegang dan tidak tersenyum. "Saya tidak punya uang tersisa di Kakaopay saya. Bisakah saya menggunakan uang tunai untuk ditukar dengan saldo sebanyak 40.000 won?"
"Ini mendesak," tambah gadis itu.
"Baiklah, biar aku pindai ponselmu." Bona menjawab, keluar dari kotak obrolannya dan mengklik opsi 'pindai'.
Kode QR milik orang lain tersebut memerlukan permintaan pertemanan agar dapat mengaksesnya, jadi tanpa banyak berpikir, Bona mengklik dan langsung mengirimkan undangan pertemanan.
Pihak lainnya segera menerima permintaan tersebut.
"Siapa namamu?" tanya Bona saat dia mentransfer uang.
"Son Eunseo."
"Baiklah, namaku Kim Bona."
"Hmm. Terima kasih." Ye Xun masih tidak banyak bicara dan menyerahkan 40.000 won kepada Bona sebelum kembali ke mejanya.
###
Kedai kopi itu tutup tepat pukul sepuluh malam. Bona mengunci kedai dan berjalan pulang.
Bona menyewa sebuah tempat yang hanya berjarak beberapa menit dari sana. Dia tinggal di kompleks perumahan berpagar, di lantai lima belas gedung apartemen tinggi, di apartemen 1504. Hanya ada dua tempat yang disewakan di lantai ini, jadi apartemen di seberangnya, 1503, kosong.
Setelah mandi, dia memeriksa ponselnya dan melihat pemberitahuan di KakaoTalk dari Eunseo. Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk di satu tangan, dia membalas pesan itu dengan tangan lainnya.
Eunseo: Apakah kamu sibuk?
Bona: Tidak, hanya bersiap mengeringkan rambutku dan tidur.
Eunseo: Oke.
Seluruh percakapan mereka hanya terdiri dari tiga kalimat. Sepertinya tidak ada hal lain yang bisa mereka bicarakan, jadi tanpa berpikir dua kali, Bona dengan santai melempar ponselnya ke tempat tidur dan mengeluarkan pengering rambut.
Rambut Bona berwarna gelap dan tebal, serta mencapai pinggangnya, membuat pinggangnya yang lembut dan ramping tampak semakin menggoda. Ketika wanita mencapai usia dua puluh lima tahun, mereka perlu berusaha lebih keras untuk menjaga bentuk tubuh mereka, dan di usia dua puluh enam tahun, Bona tidak terkecuali. Ia menghabiskan waktunya dengan melakukan yoga, mengikuti kelas kebugaran, dan mengunjungi salon kecantikan setempat, yang memungkinkannya untuk menjaga tubuh yang bugar, kencang, dan sehat.
Meskipun Bona tidak dianggap tinggi, tingginya hampir tidak lebih dari 165 cm, proporsi tubuhnya yang sempurna menutupi kekurangannya. Kulitnya yang pucat melengkapi pinggangnya yang ramping, pinggulnya yang bulat, dan payudaranya yang berukuran C. Menurut temannya, Seola, penampilan Bona bahkan dapat membuat wanita seperti dia jatuh cinta. Bersama dengan kepribadian Bona yang lembut, dia hampir sempurna, dan seseorang yang hanya dapat dicapai oleh orang lain dalam mimpi mereka.
Setelah rambutnya kering, Bona, seperti biasa, mengecek ponselnya sekali lagi sebelum tidur. Ketika melihat pesan yang dikirim pihak lain, dia tercengang.
Eunseo: Apakah kamu punya pacar?
.
.
.
.
.Ayowlapor's Note
'Kedai kopi' yang dimaksud oleh author adalah kedai kopi yang jadi satu dengan toko buku, jadi selain jual kopi pemilik juga memperbolehkan pelanggan untuk baca atau beli buku. Dalam bahasa mandarin, kata 'kedai kopi dan toko buku' memang punya frasa tersendiri dan itu dipakai oleh author. Tapi dalam Bahasa Indonesia kata yang dimaksud tidak ada, jadi aku memutuskan buat pakai kata 'kedai kopi' untuk mendeskripsikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
「✓」 The Warmhearted You - EUNBO VERSION
FanfictionKim Bona, wanita dewasa pemilik kedai kopi yang menjalin hubungan kekasih dengan gadis muda mahasiswa teknik mesin yang setiap hari datang ke kedainya memesan kopi hitam tanpa gula. ⚠️ WARNING ⚠️ - cerita saduran dari novel berjudul sama - gxg Judu...