LANGKAH (8)

24 6 3
                                    

HAPPY READING!!

-
-

--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-


Serenity Grove School, yang kini dikenal dengan nama Sekolah Menengah Atas I sebagai salah satu sekolah unggulan di kota, memiliki sejarah panjang yang dimulai pada tahun 1985. Pada tahun-tahun awal, Serenity Grove School hanya memiliki sedikit siswa dan beroperasi di sebuah bangunan sederhana di pinggiran kota.

Pada masa awal operasionalnya, sekolah ini berfungsi sebagai tempat belajar bagi para siswa dari berbagai latar belakang sosial.

Pada tahun 1989, sekolah ini mengalami renovasi besar-besaran yang melibatkan pembangunan gedung baru dan peningkatan fasilitas pendidikan. Langkah ini diambil untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa yang semakin beragam.

Namun, dedikasi para pendidik dan pendekatan pendidikan yang inovatif menarik perhatian banyak orang tua. Jumlah siswa meningkat pesat, dan pada tahun 1990. Dan memiliki fasilitas baru mencakup ruang kelas modern, laboratorium sains, perpustakaan yang luas, dan ruang terbuka hijau untuk kegiatan luar ruangan.

Seiring berjalannya waktu, Serenity Grove School terus mencatat berbagai pencapaian baik di bidang akademik maupun ekstrakurikuler. Siswa-siswa sekolah ini sering memenangkan berbagai kompetisi sains, matematika, dan seni di tingkat nasional dan tingkat internasional.

Deretan piagam dan piala terpajang rapi di dalam lemari kaca yang memancarkan kilau kebanggaan dan prestasi. Setiap lemari kaca berisi koleksi yang tersusun berdasarkan kategori, seperti akademik, olahraga, seni, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

Di bagian akademik, piagam-piagam dengan bingkai emas menandai pencapaian luar biasa dalam kompetisi sains, matematika, olimpiade nasional dan internasional. Nama siswa-siswa yang menerima penghargaan tersebut tertera dengan tinta hitam yang rapi.

Disebelahnya terdapat deretan foto murid-murid terpajang dengan indah di sepanjang dinding. Wajah-wajah muda dengan senyum penuh harapan dan semangat terlihat berdiri di depan gedung sekolah. Ada foto-foto murid yang sedang menerima penghargaan dalam upacara kelulusan, dengan toga dan topi wisuda yang tertata rapi. Foto-foto perjalanan dan kegiatan sosial juga menghiasi dinding museum. Ada gambar siswa-siswa yang tengah melakukan kerja bakti di lingkungan sekitar sekolah, menanam pohon, atau membersihkan taman.

“Bukankah itu dari kelas empat?”

Jaka tersadar dari lamunannya saat kedua telinganya menangkap suara suara teman sekelasnya. Jaka menarik napas dalam-dalam, dan mengarahkan pandangannya ke sebuah foto yang terpajang di hadapannya. Foto itu menampilkan seorang siswa yang tampak sangat bahagia, senyumnya lebar.

Jaka menatap foto tersebut dengan perasaan campur aduk; ada kebahagiaan, kerinduan, dan kesedihan.

“Abang?” gumamnya pelan, menatap foto Abang kandungnya yang terlihat bahagia dengan bingkai bewarna putih sangat mencolok.

Jaka tersenyum tipis sembari menghapus air matanya yang tiba-tiba mengalir sedih rasanya melihat foto seseorang yang selalu murung selama ini. Jaka mengedarkan pandangannya ke teman teman seangkatannya yang sedang berada di museum sekolah. Museum Sejarah sekolah yang Jaka tau sekolah ini terkenal dengan nama Sekolah Menengah Atas I.

Jaka tidak menyangka bahwa sekolah yang selalu dibicarakan dengan rumor pembully adalah sekolah ini. Serenity Grove School, sekolah idaman para murid SMP. Termasuk Jaka sendiri.

“Seharusnya sekolah ini menjadi sekolah tenang tanpa rumor tetapi ada yang memancing bara api menyala.” gumam Jaka, menatap lurus ke arah visi dan misi sekolah.

Visinya, Menjadi pusat pendidikan yang menginspirasi siswa untuk mencapai keunggulan dalam pengetahuan, keterampilan, dan karakter, sambil memupuk cinta akan alam dan harmoni dengan lingkungan.

Misinya, memberikan pendidikan berkualitas. Menanamkan nilai-nilai etika, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial.

Dan sebuah kalimat yang tidak Jaka pahami yang terdapat di ukiran bawah.

13 5 14 7 5 13 2 1 14 7 11 1 14 13 9 14 1 20

13 5 14 7 5 13 2 1 14 7 11 1 14 13 9 14 1 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-

Di tengah lapangan sekolah yang luas, terik matahari sore memancarkan sinarnya yang hangat. Seorang guru BK berdiri tegak, dengan suara yang tenang namun tegas, guru BK memarahi murid-murid nakal.

“Setiap langkah yang kita ambil membentuk jejak hidup kita. Cobalah untuk selalu bertindak dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Ketika kamu membuat kekacauan di sekolah, ingatlah bahwa tindakanmu memiliki konsekuensi yang lebih dalam dari yang kamu bayangkan. Jagalah kehormatan dirimu sendiri dan hargai tempat belajarmu dengan baik. Ingatlah bahwa kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Gara gara kecerobohan kalian Gedung B terbakar membuat semua murid panik, kalian paham?”

”Paham Ibu!”

Sepuluh pemuda berdiri dengan sikap yang rapi dan tegap di tengah lapangan terbuka. Mereka menghadap ke arah seorang guru atau pengawas yang tampak galak, sesekali mereka mengusap keringat yang membasahi wajah mereka akibat teriknya matahari, namun mereka tetap berdiri dengan tegar.

Kedua mata Jaka menyipit sempurna, ia mencoba melihat dengan baik seorang pemuda berbandana merah yang terlihat tersenyum bahagia. “Bukankah dia?” gumamnya mengingat pemuda itu adalah kakak kelasnya yang memberikan kertas kepadanya.

Setelah keluar dari museum, museum terletak di tengah tengah antara Gedung A, B, C, D, E. Membuat Jaka yang berjalan di belakang dan sekarang sedang menghentikan langkahnya di undakan tangan karena berhenti setelah mendengar bentakan guru bk. Guru bk yang dua hari lalu Jaka temui.

“Memang bisa berlari cepat dari kantin menuju laboratorium gedung B?” tuturnya mencoba memahami, mengapa terasa aneh di pikirannya.

Laboratorium gedung B terletak di ujung lantai dua sedangkan kantin berada di lantai satu di sebelah museum.

“Gua bisa botak kalau gini.” Jaka memejamkan kepalanya sesat terasa pening jika berusaha mengingat ingat dan menebak nebak.

Otaknya pas pasan.

-TBC

-

“Jangan anggap seorang figuran tidak penting.”

-

Salam hangat dari Paii 🥧🤎

SECRET FIGURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang