Saat ini Asya sudah di ijinkan pulang setelah di rawat selama dua minggu di rumah sakit.
"Abang" panggil Asya kepada Arga.
Saat ini di ruangannya sudah ada orang tua, kakaknya dan Arga.
"Kenapa hm?"
"Gendong" pinta Asya merentangkan tangannya.
"Hmmm, anak papah menja banget sih" ucap rio, ayah dari Asya dan sania.
"Heheh" kekeh Asya.
"Ayo" Arga lalu menggendong Asya.
Kini keduanya sudah berada di mobil Arga, orang tuanya dan kakaknya berada di mobil lain, jadi hanya ada dirinya dan sang kekasih saja di dalam mobil.
"Abang sayang ga sama Asya?" tanyanya secara tiba tiba.
"Kenapa ko nanyanya kaya gitu?" heran Arga tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan, karena ia saat ini sedang mengemudi.
"Ih jawab aja abang"
"Abang sayang sama kamu sya" jawab Arga.
"Cinta ga sama Asya?"
"Hm?" Arga menaikkan sebelah alisnya dengan pertanyaan yang di ajukan Asya, karena selama ini gadis itu tak pernah menanyakan hal tersebut.
"Ngga yah" murung Asya.
"Sya maafin abang" ucap Arga merasa tak enak, ia juga bingung harus menjawab apa, karena ia tidak pernah berfikir ke arah sana, selama ini ia hanya menjalaninya saja.
"Gapapa ko, abang ga perlu minta maaf, tapi Asya bakal bikin abang cinta sama Asya" ucap Asya dengan semangatnya.
"Hahah kamu ini, yaudah abang tunggu langkah kamu kedepannya buat bikin abang cinta sama kamu" ucap Arga dengan kekehannya.
Tak terasa mobil yang di kendarai Arga sudah tiba di depan rumah Asya.
"Mau abang gendong lagi?" tanya Arga sebelum ia turun dari mobilnya.
"Mau dong" girang Asya.
Arga pun kembali menggendong Asya menuju kamarnya.
"Ya ampun sayang, itu kasihan dong Arganya" ucap tasya saat melihat Arga kembali menggendong Asya.
"Heheh, orang abang yang nawarin, iya kan" ucap Asya menatap Arga.
"Iya tante Arga yang nawarin, kalo gituh Arga bawa Asya ke kamarnya dulu" ijin Arga.
"Iya sayang, makasih ya" ucap tasya.
"Iya tante"
Arga pun melangkahkan kakinya menuju kamar Asya.
"Asya berat ya bang" ucap Asya saat Arga sudah merebahkannya di ranjang miliknya.
"Malahan kamu ringan banget sya" jawab Arga sambil menyelimuti tubuh mungil Asya.
"Abang mau kemana abis dari sini"
"Abang mau ke kantor lagi" jawab Arga.
"Hmm, oke deh, semangat ya kerjanya" ucap Asya.
"Siap, kalo gituh abang tinggal dulu ya" pamit Arga.
Asya mengangguk anggukan kepalanya, hingga Arga sudah tak terlihat lagi dari pandangannya.
Merasa bosen hanya diam di dalam kamar, Asya pun memutuskan untuk keluar mencari udara segar, hingga sayup sayup suara terdengar samar di pendengaran, ia pun memutuskan mencari sumber suara yang tak asing di telinganya.
Deg
Jantungnya seakan berhenti berdetak untuk sesaat, ketika melihat pemandangan di depannya, ia merasa yakin dengan penglihatannya tentang hubungan kekasihnya dan sang kakak, Asya melihat dua orang yang di sayanginya itu sedang berpelukan dengan romantisnya di taman belakang rumahnya, hingga ia pun memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka.
"Ga, kamu bakal tetap milih aku kan" ucap sania yang terdengar di telinga Asya.
"Sudah sejauh ini, kamu masih meragukan aku?"
"Aku bukannya ragu, cuman aku takut kamu bakal berpaling dari aku, apalagi ngeliat perlakuan kamu sama Asya tadi" terang sania.
Arga merenggangkan pelukannya, lalu ia menangkup wajah sania, menatap dalam matanya.
"Hei dengerin aku, aku hanya menganggap Asya ga lebih dari seorang adik, jadi kamu ga perlu takut ah" ucap Arga menenangkan.