"Loh sayang tumben kamu belanja sebanyak ini" ucap tasya saat melihat anaknya yang datang dengan banyak belanjaan di kedua tangannya.
"Heheh,, soalnya Asya pengen ganti model pakaian Asya biar lebih oke, jadi belanjanya sekalian" jawab Asya dengan cengirannya, lalu ia melengos berjalam menuju kamarnya setelah menjawab pertanyaan sang mamah.
"Hei Sya tunggu dulu" cegah tasya.
"Kenapa mah?"
"Ntar malam kita bakal makan malam sama keluarga om bima, jadi kamu siap siap jangan sampe lupa" ucap tasya.
"Siap, mamah ku" lalu Asya langsung bergegas menuju kamarnya, ia akan memulai rencananya malam ini.
***
"Sayang cepetan, udah belum dandannya, sebentar lagi kita berangkat" teriak tasya dari lantai bawah menunggu Asya yang belum selesai bersiap.
"Iya, bentar lagi Asya turun" Asya kembali melihat dirinya di pantulan cermin yang ada di kamarnya, setelah merasa pas iapun langsung beranjak keluar dari kamarnya.
Perlahan Asya menuruni tangga dengan anggunnya.
"Ya ampun anak papah makin cantik aja sih" puji rio sang papah yang melihat Asya dengan penampilan barunya.
"Iya dong, kan anak mamah ini mau ketemu sama calon suami dan mertuanya" timpal tasya.
"Ih mamah sama papah bisa aja, kan Asya jadi malu"
"Ututu anak papah bisa malu juga" canda rio.
"Emang papah kira Asya apaan"
"Heheh papa bercanda sayang, yaudah yu berangkat, takut kemaleman kalo ga berangkat dari sekarang" ajak rio.
"Yu" ucap Asya dan mamahnya bersamaan.
"Ehh papah hampir lupa, kita tunggu kakak kamu dulu, katanya dia mau ikut" ucap rio.
Asya menghela nafasnya, ia tidak yakin rencananya akan berhasil jika ada sang kakak.
"Oh kakak mau ikut juga?" tanya Asya.
"Hmm, kan biasanya kakak kamu selalu ikut sayang" ucap tasya.
Tak lama datanglah sania dengan dress sexy nya yang menampakkan lekuk tubuhnya yang menggoda, Asya semakin tidak yakin dengan rencananya untuk menghoda Arga, sementara kakaknya jauh lebih menggoda dengan belahan rendah di dada dan pahanya.
"Ayo aku udah siap" ucap sania.
"Loh Asya kamu keliatan beda malam ini" lanjut sania saat melihat penampilan sang adik yang jauh berbeda dari biasanya.
"Iya, aku lagi pengen ganti gaya aja sih ka" jawab Asya, yang di balas dengan anggukan oleh sania.
Kini keluarga rio pun pergi menuju restoran tempat pertemuan keluarganya dan Keluarga bima.
"Ehhh pah, Asya pengen ke toilet dulu sebentar, kalian duluan aja ke dalem ntar Asya nyusul"
"Kamu ini, yasudah kita masuk duluan" ucap rio.
Asya pun bergegas mencari kamar mandi, kebetulan ia kebelet, entah karena gugup atau apa ia merasa gelisah saat ini.
Setelah selesai Asya langsung berjalan menuju ruangan yang sudah di pesan keluarga Arga untuk mereka makan di sini, namun karena terlalu fokus dengan ponselnya yang membalas pesan dari kia, ia tak melihat jika saat memasuki lift ada Arga di dalamnya.
"Asya" panggil Arga.
Asya mendongak menatap pria yang jauh lebih tinggi darinya.
"Loh bang Arga, Asya fikir abang udah di dalem"
"Bang Arga hei, kenapa bengong" lanjut Asya melambaikan tangannya di depan wajah Arga, saat pria itu hanya diam menatapnya.
"Ehhhh iya kenapa tadi" ucap Arga, entah mengapa melihat penampilan Asya saat ini membuatnya terpesona, gadis di depannya ini terlihat lebih dewasa dan sexy di matanya.
"Bang Arga baru dateng?" tanya Asya.
"Iya abang baru dateng, soalnya abis ketemu sama klien dulu" jawab Arga yang tak mengalihkan tatapannya dari Asya.
"Oh iya" kini keduanya sama sama terdiam.
"Sya" panggil Arga.
"Hmm, kenapa?"
"Malam ini kamu kelihatan berbeda dari biasanya"
"Kenapa, ga cocok ya sama Asya" murung Asya menatap Arga.
"Cocok, bahkan sangat cocok, kamu kelihatan lebih cantik memakai dress itu" puji Arga.
"Makasih, abang juga ganteng banget malam ini, ya meskipun abang selalu ganteng sih" tutur Asya yang membuat Arga terkekeh.
"Kamu ini bisa aja"
"Asya serius, abang tuh selalu ganteng di mata Asya" ucap Asya, memandangi Arga dari atas sampai bawah.
"Apalagi pake kacamata, beh auranya makin makin deh" puji Asya.
"Hahah, makasih Sya"
Setelah pintu lift terbuka, keduanya pun berjalan beriringan menuju ruangan tempat keluarga mereka berada.