Erika sudah siap dengan carrier besar yang ada di punggungnya. Ia berencana akan mendaki gunung hari ini. Bersama rekan kerjanya Bimo.
Ia bukanlah seorang pendaki yang handal. Bahkan ini masih yang akan ketiga kalinya ia akan mendaki. Tetapi di umur yang sudah menginjak kepala tiga dan juga belum menikah, ia ingin mencoba banyak hal. Dan salah satunya menjadi traveller dadakan.
"Dimana cuy?" Tanyanya yang mulai resah karena Bimo tak kunjung tiba.
"Sabar bentar, ini udah di jalan. Mau nyampek kok." Jawab Bimo.
Erika berdecak lidah. "Ah, males gue lama-lama begini. Nggak ontime banget sih!" Serunya kesal.
Terdengar suara tarikan nafas Bimo. "Ya sabar neng. Namanya juga macet. Nih, dah mau sampai depan kost lu nih. Keluar cepat!" Balas Bimo.
Panggilan itu pun langsung di putus oleh Erika. Erika bergegas memakai sepatu gunungnya. Dan segera keluar dari kostnya.
Erika celingak celinguk kanan kiri. Tidak menemukan tanda-tanda kedatangan seorang Bimo. Tetapi justru, sebuah mobil mewah berukuran besar tampak berhenti di depannya.
Erika tercengang melihat kaca mobil yang turun dan menampakkan Bimo yang ada di dalam mobil tersebut.
"Mobil siapa ini?" Batin Erika.
...
Erika duduk mematung di kursi penumpang. Ia menelan gumpalan besar di tenggorokannya. Kemudian melirik sengit Bimo.
Pria bertubuh besar itu balik menatap Erika dengan tatapan polos. Ia menaikkan alisnya. "Apa?" Tanyanya tanpa suara.
"Lu gilak ya?!" Seru Erika kesal namun tetap tanpa suara.
"Kenapa?" Masih tak tau salahnya dimana Bimo begitu terheran.
"Lu bilang pergi bareng teman lu! Temen lu direktur?!" Seru Erika kesal.
"Tau gitu gue nggak akan pakai celana sependek ini. Pakai celana training gue!"
Pria yang duduk di kursi penumpang bagian depan adalah Ricky Danjatra, Direktur keuangan Golden Company pusat.
Pria yang berstatus duda ini, kerap sekali menjadi incaran kaum hawa. Selain karena parasnya yang tampan, sikap rendah hatinya juga sangat mempesona. Apa lagi, ia merupakan seorang direktur keuangan. Yang selalu di cap sebagai pria kaya di mata banyak orang.
"Mba namanya siapa?" Dari suaranya Ricky terdengar sangat rendah hati dan dermawan.
"Nama saya Erika, Pak." Jawab Erika canggung. Ia geregetan sendiri dan masih mencoba berdamai dengan dirinya.
"Mba Erika asalnya dari mana?" Tanya Ricky lagi.
"Bogor Pak," Jawab Erika singkat dan penuh keseganan.
"Owh dekatlah ya. Udah sering mendaki mba?"
"Baru dua kali sih Pak,"
"Wah, hebat ya. Ke gunung mana aja itu?"
Anjir! Kenapa gw terjebak disini?! Niat mau liburan malah kaya lagi kerja gw! Erika bersungut-sungut dalam hati.
"Papandayan sama galunggung, Pak." Erika menatap Ricky yang hanya kelihatan sebelah kanan wajahnya. Seketika, perasaannya mencelos. Ia langsung mengalihkan pandangannya.
Ia tidak tahu harus bersyukur atau harus menangis. Jujur ia tertekan karena teman mendaki mereka adalah bosnya. Tetapi ia juga senang karena dua hari kedepan, ia bisa menatap duda tampan itu tanpa beban.
...
"Aduh anjir capek banget!" Erika seketika membekap mulutnya sendiri. Ia lupa bahwa ia sedang bersama direktur keuangan saat ini. Ia harus bersikap sopan dan tidak boleh mengucapkan kata-kata mutiaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mamaku Star Girl
RomanceErika tidak menyangka bahwa akhirnya yang menjadi jodohnya adalah seorang duda. Awalnya semua baik-baik saja. sampai akhirnya ia bertemu dengan kedua anak Ricky. Semuanya mulai terasa begitu berat..