7✨ | Perasaan

3 2 0
                                    

Maya mendorong Bima yang terus menerus menangis sambil memeluknya, begitu juga dengan Petal yang berisik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maya mendorong Bima yang terus menerus menangis sambil memeluknya, begitu juga dengan Petal yang berisik. "Kau tahu kami harus melewati sungai dan kaki Bima hampir hancur lebur karena menarik gerobak. Lalu ada laba-laba besar yang menyerang kami dan hampir memakan dirimu, lalu...," oceh Petal. 

Hanya itu yang bisa didengar oleh Maya, karena setelah itu Petal berceloteh semakin cepat dengan nada suaranya kian melengking. Telinga Maya sampai terasa panas.

"Sebenarnya ada apa sih dengan kalian," Maya melipat kedua tangannya sambil memandang Bima dan Petal.

Kepala mereka sudah benjol, akibat pukulan keras hadiah dari Maya. Sambil sesenggukan, Bima mulai menceritakan kejadian ketika Maya diterkam oleh monster serigala besar hingga tewas sampai akhirnya mereka bertiga berakhir di rumah penyihir bernama Hermina.

"Jadi, dimana penyihir yang bernama Hermina itu?" Tanya Maya. Bima dan Petal celingak-celinguk, mereka baru menyadari Hermina tidak ada disana sejak Maya sadarkan diri.

"Hei! Hermina! Dimana kau?" teriak Petal.

Merasa terpanggil, Akhirnya Hermina keluar dari tumpukan kayu reyot, "aku disini."

Maya menatap Hermina, "Jadi kau yang membantuku untuk..., hidup kembali?" Hermina mengangguk cepat.

Sebenarnya Maya bingung. Dia yakin pernah belajar tentang tubuh, jiwa, dan roh. Maya tahu, tidak ada cara bagi seseorang untuk bisa hidup kembali, karena memang begitulah hukum alam. Konsepnya pasti tidak semudah yang dijelaskan Bima, karena ia percaya, setiap tindakan memiliki sebuah konsekuensi.

"Tapi bagaimana?" Maya ingin mendengar penjelasan yang bisa dia terima.

Sejenak Hermina mulai berpikir, "sebenarnya bisa dikatakan kau hidup kembali, tapi sebenarnya tidak juga. Pasti kau akan mengerti seiring waktu berjalan. Intinya, jiwamu memang sudah mati, sekarang kau bisa hidup karena serpihan jiwa dirimu dari dunia lain ada di dalam ragamu. Akan ada saat dimana jiwa itu tidak berada di ragamu."

***

Sejujurnya, Maya masih bingung. Bukankah tujuan dia mencari bunga emas untuk mempersingkat waktu hidupnya? Kalau dipikirkan secara logika, Maya meminta untuk mati bukan? Lalu kenapa Bima dan Petal bersusah payah menghidupkan dirinya kembali?

Bima hanya beralasan, "kita sudah sepakat untuk menemukan bunga emas bersama-sama, jadi kau tidak bisa pergi sebelum kita mendapatkan bunga emasnya." Maya hampir dibuat kehabisan emosi mendengar alasan Bima.

Mau bagaimana lagi.

Karena Maya sudah 'hidup kembali,' tidak ada gunanya juga mengeluh. Maya akan menjalani kehidupan ini seperti biasa. Menghabiskan waktu bersama Bima dan Petal, melawan monster di hutan, melakukan perjalanan jarak jauh, hingga nanti mereka menemukan bunga emas itu. Maya juga merasa tidak ada yang berubah dengan kondisi tubuhnya. Masih sama seperti sebelum dia mati. 

Dongeng Sesudah TidurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang