"Mama bawa apa?" Kai bangkit dari sofa menyusul ibunya yang baru datang menenteng rantang makanan.
"Ada nasi daun jeruk, udang jamur dan tumis brokoli." Karina menyusun rantang di atas meja makan kecil bercat putih dengan desain ala cafe bar. "Kamu sudah sarapan?"
"Sudah, Ma, bareng Danny."
"Danny sudah berangkat?"
Kai mengangguk. Genap sudah empat minggu sejak ia kembali ke Jakarta. Kai hanya menjalani perawatan selama sepuluh hari di Surabaya, kemudian memindahkan jadwal kontrol ke dokter spesialis di Guna Persada Hospital cabang Jakarta. Para dokter mengatakan tubuhnya cukup cepat memulihkan diri karena sudah terbiasa berolahraga.
"Kamu itu, kok, bandel banget dibilangin? Ayolah, pindah ke rumah Mama, biar kamu nggak sendirian di sini. Apa kamu nggak kesepian, Nak? Siang bolong begini cuma bengong di rumah. Danny nggak ada. Kalau kamu jadi target penganiayaan lagi, bagaimana?" omel Karina sambil bergidik.
Saat Kai Kai pulang dari Surabaya dengan kondisi yang berbeda, Karina menjerit histeris. Takkan sanggup ia berjudi dengan kemungkinan teror tersebut terulang lagi pada putranya. "Di rumah ada Mama, ada Om Irwan. Kamu nggak ada masalah dengan Om Irwan, kan?"
Kai menggeleng cepat-cepat. "Enggaklah, Ma."
Ayah tirinya adalah pria baik hati dan bijaksana. Ketika pria itu melamar ibunya, Kai yang pertama kali menyatakan persetujuan.
"Kalau enggak, kamu di rumah Lio saja. Kamu kan om favoritnya Kyren."
"Aku mau di sini," kata Kai keras kepala.
"Buat sementara saja, Kai, sampai kamu sembuh."
"Mama repot ya, bolak-balik ke sini?" Kai meraih kedua tangan ibunya dan mengecupnya. "Aku minta maaf."
Sang ibu suka memasak. Rasanya terkadang di luar prediksi, tetapi kebanyakan cukup enak. Dapur ibunya nyaris selalu berbau makanan, entah itu aroma ayam kari, bawang goreng, roti panggang mentega, selai nanas, tumis seafood. Kai suka berada di dapur ibunya. Ada saja yang bisa ia jejalkan ke mulutnya. Tetapi, Kai lebih menyukai kesendiriannya di apartemen. Untuk kebutuhan perut ia bisa berlangganan jasa katering maupun membeli makanan daring. Hari ini kemajuan teknologi sudah sangat memudahkan.
Ibunya benar, Kai sehari-hari hanya berdiam di apartemen tanpa pernah merasa bosan. Untuk mengisi waktu ia membaca buku, mengamati pergerakan saham, serta rutin melatih otot tangan dan kakinya untuk memulihkan diri. Latihan ringan saja. Untuk latihan berat ia harus memastikan tulang iganya sudah sembuh sepenuhnya.
Untuk sementara ini Danny pindah menemani Kai di apartemen. Danny juga tidak terlalu suka nongkrong di luar, jadi mereka sehaluan. Terkadang Kai kembali sendirian bila Danny dinas malam.
Urusan pekerjaan kini ditangani sepenuhnya oleh Liona. Sesekali Liona datang bila ada berkas yang perlu Kai bubuhi tanda tangan.
Karina membelai pipi putranya lembut. "Mana pernah Mama merasa repot, Nak? Pikirkanlah lagi. Ikut Mama pulang, ya."
"Maaf, Ma. Aku lebih nyaman di sini."
Karina menghela napas pasrah. "Ya sudah, sesuka kamu saja. Oh ya, bagaimana perkembangan proses hukum?"
Kai mengangkat bahu. "Masih penyelidikan, Ma. Masing-masing yang dicurigai punya alibi. Ya sudahlah. Nggak usah terlalu dipikirkan."
"Eh, mana bisa begitu?" Karina melotot. "Polisi-polisi itu kerjaannya ngapain aja, sih? Coba tanya Danny, gimana itu kinerja institusinya kok nggak beres begitu?"
Kai tersenyum kecil seraya memeluk perempuan berperawakan mungil itu. Takkan ada yang menyangka usia sang ibu sudah berkepala enam.
"Sudahlah, Ma. Aku nggak apa-apa. Kita tunggu saja. Orang bilang keadilan selalunya menang, kan?" hibur Kai. "Anggap saja ini peringatan dari Tuhan agar aku beristirahat selama beberapa bulan. Sebelumnya kerja melulu. Kapan sih terakhir kali aku liburan? Jangan terlalu Mama pikirkan. Ingat usia Mama, nanti Mama sakit. Saat ini seharusnya Mama sudah bersenang-senang. Maafin aku sudah bikin Mama kepikiran."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Undertow
RomanceTujuan hidup Anjani Liharika Gunardi sederhana, menikah sebelum ulang tahunnya ke-30. Tidak lama setelah menyelamatkan seorang korban penganiayaan, Kai William Harald, Anjani memutuskan mendekati pasiennya itu demi mencapai tujuannya. Tujuan hidup K...