BMW putih memasuki kawasan kantor Haitham Group dan parkir di salah satu tempat khusus di sisi area. Pagi ini Jase datang bersama dengan Hagio. Suatu momen langka tentunya mengingat selama ini mereka terbiasa ke kantor secara terpisah.
"Harusnya kamu biarkan aku yang menyetir."
Jase menoleh ke samping melihat raut wajah Hagio yang protes.
"Tapi kan mas baru sembuh. Ini hari pertama mas masuk kantor jadi gapapa mas biar aku yang menyetir lagipula mas kan bos aku."
"Hm bos."
Jase hanya tersenyum melihat tingkah Hagio yang masih protes seraya membuka seatbelt.
Masa pemulihan Hagio selama dua minggu di rumah nyatanya sangat mempengaruhi hubungan Jase dan suaminya itu. Hagio sudah mulai memperlihatkan jika dia menerima kehadiran Jase disisinya. Mereka pun mulai terbiasa untuk mengobrol santai. Sikap Jase yang memang selalu memulai percakapan sangat membantu Hagio dalam berkomunikasi tanpa membuatnya merasa canggung.
"Kalian datang bersama?"
Langkah Hagio dan Jase terhenti sebelum memasuki kantor. Ternyata Levin juga baru datang pagi ini.
"Hm."
"Aku bertanya dan jawabanmu hm?"
"Hm."
"Yaak! Jase apa di rumah dia juga seperti ini?? Wah keterlaluan."
Hagio benar-benar tak merespon ucapan Levin dan terus berjalan mendahului Levin dan Jase, membuat Levin kembali mengoceh.
Sementara Jase tersenyum melihat tingkah Hagio dan Levin yang seperti anak kecil itu.
Saat mereka memasuki lift suara Carel terdengar berteriak agar mereka menunggunya.
"TUNGGU! TUNGGU!"
"Woah mas Gio sama kak Jase datangnya barengan? Woahh kabar baik ini." Carel bicara dengan wajah yang sumringah dan tepuk tangan. Jase sedikit tersipu dengan ucapan Carel. Ini memang hal baik untuknya.
Sementara Hagio hanya menggelengkan kepalanya melihat kehebohan adiknya itu.
"Kamu datang jam segini?" Levin menginterupsi kehebohan Carel.
"Kenapa? Ini masih pukul delapan, ga telat kak Levin."
"Justru itu biasanya kamu selalu telat."
"Engga ya! Eh iya sih beberapa kali. Tapi ga setiap hari kak!"
"Kalau karyawan lain pasti sudah di kasih SP kamu."
"Kakak ih."
"Jangan diulangin lagi Rel. Kerja itu harus disiplin."
"I-iya mas Gio."
Carel langsung cemberut saat mendengar ucapan Hagio. Levin juga sedikit kaget padahal niatnya hanya menggoda Carel tapi Hagio malah menanggapi dengan serius.
"Ehm kamu bawa berkas apa Rel?" Tanya Jase untuk mencairkan suasana yang tiba-tiba hening tadi.
"Oh ini iya aku baru ingat, kebetulan ketemu kak Levin."
Carel langsung menyerahkan berkas itu pada Levin.
"Apa ini?"
"Lamaran kak punya temenku tapi aku yakin dia bisa masuk kok disini. Kemaren kakak bilang lagi cari marketing nah aku rasa temenku ini cocok."
Ucapan Carel membuat Hagio penasaran.
"Temanmu? Siapa?"
"Mas ga kenal ini. Tapi kak Jase kenal." Ucap Carel dengan tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONQUER || HEEJAKE
RomanceDibayangi kesalahan masa lalu membuat Jase bertekad merubah jalan hidupnya. Dia sadar kesalahannya sulit untuk dimaafkan tapi dia tetap berusaha untuk memperbaiki semuanya dengan harapan dia bisa sedikit mengurangi rasa bersalahnya itu.