Toxic Relationship

322 34 7
                                    

"Jadi kamu ada belajar bersama temanmu boy?"

"Hm. Kami belajar di rumah Taro pa. Beda satu blok dengan rumah kita. Jadi nanti papa gak usah jemput, Taro yang akan antar aku pulang."

"Ah begitu. Baiklah. Belajar yang benar boy."

"Tentu. Sudah ya pa ini sudah mau jalan. Bye. Love you."

"Hmm take care. Love you to boy."



Jase tersenyum mendengar ucapan hangat anaknya.

Anaknya. Sekarang Jase benar-benar bisa mengakui kalau Nick adalah anaknya karena Hagio sudah mengatakan kalau Nick adalah anak mereka berdua.

Senyum Jase masih mengembang lebar meskipun sesi telepon dia dan Nick sudah selesai. Niatnya dia memang akan menjemput Nick seperti biasa. Tapi ternyata sang anak memberi kabar duluan kalau dia ada kegiatan bersama temannya.

Senyum Jase bukan hanya karena ucapan cinta yang hangat dari Nick tapi juga perasaan lega dia saat tau bahwa Nick sekarang sudah mempunyai beberapa teman yang baik.

Walaupun Jase baru mengenal Nick selama dua tahun tapi dia benar-benar memposisikan dirinya sebagai orang tua yang baik untuk Nick. Dia terus memantau perkembangan anak bertubuh bongsor itu.

"Menikmati peranmu dengan baik sayang?"

Jase menghentikan langkahnya saat dia melihat sosok yang tiba-tiba menghadang jalannya. Lamunannya tentang perkembangan Nick pun langsung lenyap seketika.

"A-apa yang kamu lakukan di sini?"

"Menunggumu."

"Tak ada yang perlu kita bicarakan Xenon."

"Kamu yakin?" Xenon bertanya dengan smirk diwajah tampannya.

Xenon melihat Jase yang berdiri dengan kaku saat ini. Seperti dia sedang bertemu dengan setan. Itu menyebalkan.

Jase memang terdiam sambil meremat ponsel ditangannya. Kentara sekali jika dia sangat terkejut dengan kehadiran Xenon yang ada di area parkir kantor Hagio ini.

"Ayolah sayang, aku bukan setan. Kenapa kaku seperti itu hm? Mana pelukan hangatmu untukku?"

"Jangan bercanda Xenon."

"Siapa yang bercanda? Apa perlu aku ijin pada Hagio?"

"XENON!"

Diluar dugaan, Xenon tak menyangka kalau Jase bisa membentaknya seperti ini. Lebih mengesalkan lagi itu semua karena dia menyebut nama pria itu. Pria yang sudah mencuri tunangannya.

"Kamu mau ikut denganku atau aku akan temui dia sekarang?"

Wajah Jase yang tadinya takut seketika mengeras saat mendengar ucapan Xenon.






*****



Zhian terlihat memasuki lobby rumah sakit sambil mengenakan perban ditangannya.

Tidak. Dia tidak sedang sakit. Tangannya pun baik-baik saja. Dia hanya sedang melakukan penyamaran dadakan saat ini.

Dia terus melangkah mengikuti pria dengan rambut sedikit panjang yang memakai jeans robek-robek dengan jacket boomber dan kacamata hitam.

"Orang gila mana yang memakai style seperti itu untuk ke rumah sakit? Meragukan sekali dia seorang detektif." Ocehan Zhian.

Zhian memang tengah mengikuti detektif Ben saat ini. Suruhan Xenon.

CONQUER || HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang