I Love You

436 36 9
                                        

Mata Jase terbuka perlahan. Dia terdiam beberapa saat, merasakan detak jantung dan hembusan nafasnya yang sudah teratur. Jase mengedarkan pandangan lalu mendapati Hagio dan Nick yang tertidur di sofa.

'Mereka di sini? Menungguku?'

Jase bangun dan memilih duduk di ranjangnya. Diam memperhatikan sosok ayah dan anak itu.

Berbagai macam perasaan tengah bergumul dihatinya saat ini.

Terkejut karena melihat dua sosok itu yang menunggunya disini. Menyiratkan bahwa mereka sudah peduli dan memperhatikan dirinya.

Bahagia karena beberapa waktu ini hubungan dia dan Hagio semakin membaik. Mereka sudah sangat dekat, tak ada kecanggungan lagi saat ini. Begitupun dengan Nick, anak itu semakin manja padanya. Jase merasa dia benar-benar telah memiliki sebuah keluarga. Keluarga yang selama ini dia impikan. Keluarga yang hangat, ceria dan saling melengkapi.

Sedih karena dibalik kebahagiaan yang dia rasakan saat ini, ada sebuah luka yang harus dia sembunyikan.

Takut jika waktunya tiba, semua ini akan hilang begitu saja. Dia akan ditinggalkan Hagio dan Nick. Terparahnya mereka akan membenci dirinya.

Jase tak bisa membayangkan jika itu terjadi. Dia tak bisa kehilangan Hagio dan Nick. Dia sudah sangat mencintai ayah dan anak itu.

Bingung. Jase sangat bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia seperti dikejar waktu. Xenon bagaikan bom waktu untuknya.

"Owh papa bangun?"

Suara Nick mengembalikan kesadaran Jase. Dia tersenyum saat Nick berjalan menghampiri dirinya.

Nick duduk di samping Jase. "Papa ok? Ada yang sakit?"

"Hm, ok boy. Papa udah baik-baik aja."

"Ahh syukurlah. Aku langsung kesini setelah mendapat kabar papa pingsan. Aku takut kondisi papa sangat buruk sampai harus dirawat."

"Papa hanya kelelahan Nick."

"Pasti salah ayah."

Jase kaget dengan ucapan Nick. Bagaimana bisa Nick berfikir begitu??

Melihat wajah bingung Jase, Nick langsung menjelaskan isi kepalanya.

"Ayah pasti sudah memberi banyak kerjaan buat papa. Ditambah waktu ayah sakit, papa yang mengambil alih semua kerjaan ayah."

Terdengar kekhawatiran dari kalimat protes Nick.

"Hei bukan salah ayahmu boy. Memang waktunya papa sakit aja. Ini hal wajar. Jangan khawatir berlebihan ya."

"Ahh papa selalu begitu."

Jase tersenyum melihat raut wajah Nick yang protes.

"Tapi benar papa sudah baik-baik aja sekarang?"

"Iya boy. I'm ok."

Jase masih melihat kekhawatiran di wajah Nick. Dia rasa dia perlu melakukan sesuatu agar anaknya itu bisa tenang.

"Mau memastikan sendiri kalau papa baik-baik aja?"

"Gimana?"

Jase merentangkan kedua tangannya. "Hug me?"

Tanpa berfikir, Nick langsung memeluk Jase. Jase bisa merasakan Nick memeluknya dengan erat, seakan takut mereka tak pernah bisa berpelukan lagi setelah ini.

Jase menepuk-nepuk pelan punggung Nick. Berusaha memberi kenyamanan dan ketenangan untuk sang anak.

"Janji ya pa, ini yang terakhir. Aku ga suka papa masuk rumah sakit."

CONQUER || HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang