Time Bomb

267 32 9
                                    

Jam menunjukan pukul 9 malam. Hagio baru saja pulang setelah pertemuan dengan client berkedok makan malam. Lelah dirasa tapi lelahnya seketika hilang saat melihat Jase yang sedang sibuk membicarakan acara ulang tahun Nick di telpon. Sepertinya tengah bicara dengan Carel.

"Iya Rel, dari pagi aja biar sorenya engga gelabakan."

"...."

"Hm. Iya pake yang itu aja yang kemarin, Nick suka warnanya."

"...."

"Oh iya lupa aku, nanti biar aku yang ngomong sama Levin."


Hagio menyenderkan dirinya ditangga, tersenyum melihat tingkah Jase yang asik bicara tanpa sadar dirinya sudah pulang. Sesekali mengangguk atau menggelengkan kepalanya saat bicara seakan tengah bicara secara langsung pada adiknya itu. Menggemaskan ucap Hagio dalam hati.

"Loh mas? Sudah pulang?" Tanya Jase kaget saat dia membalik tubuhnya setelah dia mematikan ponselnya.

"Iya baru aja."

"Kok ngga ngomong mas, aku jadi ga tau."

"Aku liat kamu lagi asik telponan jadi ya aku diem aja."

"Kenapa engga manggil aja sih mas?" Jase mendekat lalu mengambil tas kerja yang masih Hagio pegang.

"Aku ngga mau ganggu kamu."

"Engga akan ganggu dong mas. Jangan mulai deh kayak sama siapa aja."

"Loh sama suami kecil aku kan?"

Jase tersipu dengan jawaban Hagio "mas ih-"

Hagio tertawa melihat rona merah di wajah Jase. Pria bersurai legam itu langsung merangkul yang lebih muda. Mereka berjalan menuju kamar Hagio.

"Mas aku siapin air mandi sama kopi?"

"Hm kopi ngga usah sayang, kayaknya aku mau langsung tidur nanti."

"Capek banget ya?" Jase bertanya dengan kepala yang sedikit mendongak mengingat perbedaan tingginya dengan sang suami.

"Hm, lumayan. Semenjak kamu libur kerjaan berasa lebih banyak."

Saat memasuki kamar, Jase meletakkannya tas Hagio dimeja sementara Hagio memilih duduk di kasur.

"Maaf ya mas karena aku, kerjaan kamu jadi numpuk. Besok aku masuk kerja aja ya."

"Jangan dulu-" Hagio mengulurkan tangan pada Jase.

Jase menyambut ukuran tangan Hagio, diapun duduk disamping suaminya itu masih dengan tangan yang saling bertaut.

"Kamu masih harus istirahat total sayang. Lagipula kamu udah sibuk sama acara Nick. Kerjaan kantor masih bisa dihandle sama Levin. Jangan dipikirin ya."

Jase sungguh takjub dengan perubahan sikap Hagio. Kini suaminya itu benar-benar sangat berlaku lembut dengannya. Memperhatikannya dan mengkhawatirkannya seperti ini. Membuat Jase merasa Tuhan sudah memberikan surga untuknya.

"Hei sayang-"

"Owh-"

"Kok ngelamun? Mikirin apa?"

"Engga, aku cuma masih engga nyangka aja sekarang aku bener-bener ngerasa punya rumah mas. Aku punya kamu."

Hagio tersenyum mendengar ucapan Jase, diapun langsung membawa Jase dalam pelukannya.

"Iya aku juga sekarang udah ngerasa aku hidup lagi. Dulu aku ngerasa aku udah mati rasa tapi karena kamu hati aku berdebar lagi. Hidup aku berwarna lagi sayang. Makasih ya udah sabar nunggu aku."

CONQUER || HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang