Jase nyaris berlari saat meninggalkan rumah itu. Dia tau, dia tidak bisa menghindar dari Xenon. Cepat atau lambat mereka pasti akan bertemu. Semoga setelah ini Xenon akan berhenti mendekatinya lagi, walaupun itu sepertinya tidak mungkin jika mengingat perangai lelaki jangkung itu.
Terpenting sekarang Jase sudah sampai dia jalan besar, dia langsung menghentikan taxi yang dia lihat. Dia harus cepat pergi dari sini.
"Pak cepat jalan pak. Laguna street."
Supir taxi hanya mengangguk saat mendengar ucapan Jase. Sesekali bapak paruh baya itu melihat sosok Jase yang sepertinya gelisah. Dia terus meremat kedua tangannya tanpa henti, nafasnya pun terlihat cepat tak beraturan.
Ingin bertanya tapi dirasa itu kurang sopan. Akhirnya bapak itu hanya diam dan fokus menyetir.
Sudah setengah perjalanan, bapak itu berniat menanyakan alamat pasti yang dituju Jase.
"Mas ini daerah Laguna tepatnya sebelah mana ya?"
Tak ada jawaban, si bapak pun melihat ke arah spion tengah.
"Apa dia tertidur?"
Tapi wajahnya sangat pucat. Bapak itu kembali mencoba memanggil Jase.
"Mas-"
*****
Sam melihat jam di ruangannya. Pukul 4 sore. Sepertinya dia butuh rehat sejenak.
"Sus saya balik jam 8 nanti ya."
"Baik dok."
Sam pun melangkah keluar klinik berencana pulang untuk meregangkan badannya.
Tapi sepertinya rencananya akan berubah saat dia melihat ada pemuda dengan kepala bulat sedang mondar mandir di depan kliniknya sambil mengemut lolipop.
"Di sini klinik bukan game center."
Zhian langsung menoleh dengan wajah serius.
"Gue bukan bocah maniak game ya."
Sam hanya mengangguk mengiyakan.
"Lo harusnya traktir gue ga sih?"
"Kenapa begitu?"
"Ya karena kita teman/?"
"Ck-"
"Jangan mengejek begitu Sam. Gue serius gue lagi butuh teman." Suara Zhian terdengar melemah diujung kalimatnya.
Sam menghela nafas menyadari wajah Zhian terlihat seperti benang kusut.
"Gue tau cafe yang bakal lo suka."
"Benarkah?" Zhian bertanya dengan mata berbinar.
Cepat sekali perubahan wajahnya pikir Sam.
.
.
.Zhian terdiam saat melihat cafe yang dimaksud oleh Sam. Ingin bertanya tapi Sam sudah masuk duluan tanpa menunggu dirinya.
Mau tak mau Zhian mengikuti langkah Sam dan ikut duduk di tempat pilihan dokter muda itu.
Menyadari wajah kesal Zhian membuat Sam bertanya "Kenapa?"
"Kenapa ke sini?"
"Lava cake di sini yang paling enak. Gue rasa lo tau."
Zhian menyipitkan matanya berusaha meminta penjelasan lebih.
"Gue liat lo tempo hari di sini. Tepatnya saat lo ngejar detektif Ben."
"Woah! Lo liat?? Jadi lo tau??" Zhian sungguh terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONQUER || HEEJAKE
RomanceDibayangi kesalahan masa lalu membuat Jase bertekad merubah jalan hidupnya. Dia sadar kesalahannya sulit untuk dimaafkan tapi dia tetap berusaha untuk memperbaiki semuanya dengan harapan dia bisa sedikit mengurangi rasa bersalahnya itu.