Zhian memarkirkan motornya di pojok SPBU. Sedikit melirik sekitar dia masuk ke dalam toilet SPBU tersebut.
Sepi, tak ada orang di dalam.
"Lo lama banget Zhi."
Hampir saja Zhian berteriak karena tiba-tiba bilik di belakangnya terbuka.
"Ya kak! Lo ngagetin gue anjir."
"Oh sorry."
Jase keluar bilik, mendekat ke arah Zhian lalu berdiri tepat disampingnya sambil meletakkan sesuatu.
"Pelacak? Siapa yang lagi lacak lo kak?"
"Menurut lo siapa yang lagi nyariin gue?"
"Kak Xenon? Ga mungkin kak. Gue hampir 24 jam sama dia, ga mungkin dia bisa tau lo dimana terus sampai pasang pelacak gini."
Jase memejamkan matanya sesaat.
"Tadi pagi dia ketemu sama Carel. Gue rasa dia emang udah tau gue dimana dari lama tanpa sepengetahuan lo."
Zhian terdiam tak percaya, bagaimana bisa dia kecolongan seperti ini?
Jase meletakkan alat penyadap itu di wastafel lalu menyalakan kran air, membiarkan alat itu rusak.
"Kayaknya kita udah ga bisa ketemu kayak gini lagi Zhi, terlalu bahaya buat lo."
"Kak maksud lo gimana?"
Jase menatap Zhian dari pantulan cermin di depan mereka.
"Xenon bisa aja udah tau kalau selama ini lo udah bantuin gue kabur dari dia. Gue ga mau dia ngelakuin hal gila sama lo."
"Ck. Engga lah kak, gimana juga gue tetep adiknya dia ga bakal aneh-aneh ke gue. Justru gue khawatir sama lo kalau dia udah tau dimana lo sekarang."
Jase ingin kembali bicara tapi seseorang masuk ke dalam toilet yang juga membuat Zhian langsung diam dan sibuk mencuci tangan di wastafel.
Setelah melihat orang asing itu masuk ke dalam salah satu bilik, Jase memberikan secarik kertas pada Zhian tanpa bersuara. Zhian mengerti maksud dari Jase. Setelah Zhian mengangguk, Jase pun keluar toilet terlebih dahulu sambil membawa alat penyadap tadi lalu membuangnya di tempat sampah.
*****
Tidur Hagio pagi ini terusik dengan suara berisik dari luar. Samar-samar dia mendengar suara dribble bola dan suara ocehan dari Nick.
Hagio bangun dan melihat kearah jendela. Nick dan Jase sedang bermain basket di halaman belakang rumah mereka. Hagio memperhatikan bagaimana Jase bisa mengimbangi permainan Nick, walaupun tubuhnya lebih kecil dari anaknya itu tapi dia bisa membuat game yang seru untuk sang anak.
Lamat-lamat terukir senyum dibibir Hagio. Sudah lama dia tak melihat Nick sebahagia itu, bisa tertawa selepas saat ini. Hagio harus mengakui kalau Jase sudah berhasil mengambil hati anaknya.
Lalu bagaimana dengannya?
Hagio jadi teringat kejadian semalam.
Flashback.
Hagio pulang dengan pikiran kacau saat ini, sangat terlihat dari raut wajahnya yang buram.
"Mas baru pulang?"
Hagio mengabaikan sapaan Jase dan lebih memilih melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Jase tentu tak nyaman dengan sikap Hagio tapi dia sudah terbiasa dengan hal itu. Tanpa patah arang, Jase menyusul Hagio di kamarnya hanya untuk menanyakan keperluan suaminya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
CONQUER || HEEJAKE
RomanceDibayangi kesalahan masa lalu membuat Jase bertekad merubah jalan hidupnya. Dia sadar kesalahannya sulit untuk dimaafkan tapi dia tetap berusaha untuk memperbaiki semuanya dengan harapan dia bisa sedikit mengurangi rasa bersalahnya itu.