"Lo siapa? Gak usah coba-coba sksd sama kita deh" tuduh Alarick lalu menyemburkan asap rokoknya diwajah Asteria. Asteria tertawa lalu mencekram kerah jaket kulit Alarick
"Sksd? Haha, are you serious? Kalian terlalu rendahan untuk gue deketin" tawa Asteria
"Jaga mulut lo ya! Ternyata muka doang lo cantik, hati lo busuk!" Geram Erza tak terima disebut rendahan
"At least muka gue cantik, lah lo? Udah hati lo busuk, muka lo apakabar?" Balas Asteria santai, begitu lucu melihat lawan bicaranya terpancing emosi seperti ini, namun ia tak bisa berlama-lama disini karena masih ada hal yang harus di urus.
"Y'all really got me fucked up, udah lah, to the point aja ya, ganti hp gue" ucap Asteria karena sudah muak dengan perdebatan ini
"Matre juga lo, haha. Tapi sorry gue gak sudi ganti hp lo. Cari gadun aja sana biar dibeliin hp" tolak Alarick lalu melepaskan cengkraman Asteria dengan paksa
"Lo cowo? Sifat bertanggung jawab lo mana? Ciri-ciri cowo yang kalo abis ngehamilin ceweknya langsung ngilang" ucapan gadis itu semakin membuat Alarick kesal
"Kenneth ngapain nyimpen lonte gini si dirumahnya?" Bisik Rey kepada David membuat David menyiku perut lelaki itu, bisa repot jika ucapan kurang ajar dari Rey didengar gadis itu
"Lonte? Siapa yang bilang adik gue lonte?" Suara berat itu membuat mereka semua menoleh, Kenneth.
"Gue gak bermaksu—" sebelum menyelesaikan kalimatnya, sebuah pukulan lebih dulu mendarat di rahang Rey yang pastinya berasal dari Kenneth.
Niat yang awalnya untuk melerai pertikaian malah berujung semakin parah, amarahnya memuncak ketika mendengar adiknya dimaki seperti itu.
"Adik gue bukan lonte!"
"Kenapa malah jadi gini, sih?" Batin David panik, ia mencubit pinggang Samudra yang sedari tadi diam, menyuruhnya untuk bertindak. Samudra mengela nafas lalu menarik Kenneth yang sedang memukul Rey dengan membabi buta.
Para pengawal juga membantu untuk melerai mereka berdua. Asteria hanya diam lalu menghampiri kakaknya yang sedang ditahan oleh Samudra.
"Kakak kenapa kesini? Zvesda bisa ngurusin ini sendiri, dengan begini kondisi kakak bisa makin parah. Jangan dilanjutin lagi, ya. Sekarang kakak balik istirahat" ucap Asteria lembut sambil mengelus-elus punggung Kenneth
"Pak Jahron, tolong bawa kakak ke kamar ya, Asteria harus ngurus sesuatu dulu" lelaki paruh baya yang dipanggil Jahron tadi langsung mengangguk dan membawa Kenneth ke kamar
Asteria pun pergi meninggalkan mereka semua menggunakan motor vespa orange nya. Namun sialnya, dipertengahan jalan ia malah hampir menabrak seorang anak kecil. Ada benda asing yang masuk ke matanya tadi hingga matanya sempat buram.
Asteria menepi sejenak, lalu menarik tangan anak kecil itu agar tidak berdiri di tengah jalan. Sepertinya anak perempuan ini baru menduduki sekolah dasar.
"Jangan nangis ya.. orang tua kamu dimana, cantik?" Tanya Asteria lembut kepada anak perempuan yang sedang menangis itu.
"Aku takut.. bibi hilang.." cicitnya dengan air mata yang membasahi pipi chubby nya. Asteria mengelus-elus kepala gadis itu, merasa kasian.
"Nama kamu siapa?" Ujar Asteria, niatnya ia akan mengantarkan gadis itu pulang terlebih dahulu.
"Regina, aku umur 7 tahun" Asteria tertawa sejenak mendengar hal itu, gadis yang bernama Regina ini begitu imut dan menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARIA (REWRITE)
Fiksi Remaja"Treat me like a game, and I'll show you how it's played" ~ Asteria Maverick ••• @AElysiahere ⚠️ HARSH WORDS, ADEGAN PEMBUNUHAN, DARK ROMANCE, SEMUA HAL NEGATIF DI DALAM CERITA INI TIDAK DIBENARKAN! DILARANG PLAGIAT❌‼️ MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI!!