"Hi, everyone!" Suara itu membuat semua orang yang berada disana sontak menoleh. Asteria tersenyum lebar sambil membawa banyak kantong belanja berisikan cemilan dan minuman.
Mereka semua dengan kompak menghampiri Asteria, senang akan kedatangannya
"King ku! Long time no see, makin gembul, yah!" Sambut Leo dengan girang, sementara tangannya sudah bergerak untuk mencopet beberapa cemilan yang ada di tas itu
"Kangen aku sama kamu, king" seru Derren, tubuhnya bergerak ingin memeluk Asteria namun dengan cepat sebuah tangan kekar menahannya, Zeev.
"Jangan curi kesempatan!" Sarkas Zeev membuat Derren mencibirkan bibirnya, kesal.
"Gimana kabar lo, Aster?" Tanya Zeev sambil bertos dengan Asteria, Asteria tersenyum lalu mengangguk singkat.
"Seperti yang lo liat, nothing special" jawab Asteria seadanya. Zeev mengangguk singkat lalu mengambil alih kantong-kantong belanjaan yang dipegang Asteria
"Lo duduk dulu, di ruang inti" titah Zeev yang langsung dituruti oleh gadis itu, matanya menelusuri setiap inci sudut tempat ini, rasanya selalu sama, hangat.
"Asteria" Seorang pemuda menghampirinya, tubuhnya tinggi ditambah dengan badannya yang kekar. Asteria menoleh, menatap bingung ke arah wajah familiar itu
"Kok diem aja? Lo lupa?! Gue Putra" ucap Putra, bisa-bisanya gadis itu melupakannya, setidak penting itukah dirinya?
"You look.. so diffrent" balas Asteria tak percaya, wajah temannya sangat jauh berbeda dibandingkan dulu. Rambut yang kini berwarna merah bercampur hitam, telinga yang dipenuhi dengan tindik, warna kulit yang semakin menggelap, tubuh yang besar dan berotot.
Asteria menggeleng tak percaya, "Man.. what's happend with you?"
Putra terkekeh kemudian duduk disamping Asteria sambil menghisap rokok elektroniknya. Sebuah kejadian berhasil mengubah hidupnya sepenuhnya.
"Dia selingkuhin gue, Ter" Asteria menutup mulutnya kaget, dia yang dimaksud Putra adalah mantan kekasihnya, Claudia.
"No way! Kok bisa? Ceritain please.. " Mohon Asteria kepada Putra, karena tak mungkin Claudia berhianat, pikir Asteria. Dimata Asteria, Claudia adalah gadis yang baik dan polos jadi sangat tak memungkinkan jika dia berselingkuh.
"Dia engga se-baik yang lo pikir, Ter. Dia hamil sama cowo lain, padahal gue udah jaga harga diri dia mati-matian.. " Jelas Putra, ia mendongak ke atas menatap langit-langit ruangan itu, menahan air matanya yang siap untuk jatuh kapanpun.
"Lo yakin? Lo udah selidikin tentang hal itu?" Tanya Asteria, tangannya bergerak untuk menepuk-nepuk bahu temannya, merasa iba.
Tiba-tiba Zeev datang sambil membawa minuman untuk Asteria, kemudian bertanya, "Lo udah tau, ya?"
Asteria mengangguk sambil menerima sodoran minuman soda dari Zeev. Zeev mengambil posisi duduk di sofa yang terletak di depan mereka berdua, turut serta berbincang-bincang bersama mereka.
"Gue udah move on dan gak mau inget hal-hal yang berkaitan dengan dia, Ter. Gue benci" Asteria menatap mata Putra dengan dalam, dimata itu tersirat amarah, kesedihan, kecewa, semua bercampur menjadi satu.
"Lo harus cari tau tentang itu, Putra." ucap Asteria tegas, Putra menggeleng
"Udah gue bilang, gue udah iklas dan move on" tolak Putra tetap kekeh dengan pendiriannya, membuat Asteria menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARIA (REWRITE)
Fiksi Remaja"Treat me like a game, and I'll show you how it's played" ~ Asteria Maverick ••• @AElysiahere ⚠️ HARSH WORDS, ADEGAN PEMBUNUHAN, DARK ROMANCE, SEMUA HAL NEGATIF DI DALAM CERITA INI TIDAK DIBENARKAN! DILARANG PLAGIAT❌‼️ MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI!!