After all, were twin's.. right? Ft. SolThorn

150 46 1
                                    

- Karena itu, maaf sudah tidak mengerti dirimu.

Pagi itu, sarapan hasil masakan Gempa telah tersaji di meja makan. Semenjak ayah dan ibu pergi ke luar negeri, Gempa yang meng-handle masakan untuk mereka. Ia cukup tau, kalau saudara-saudaranya yang lain tidak begitu menyukai makanan luar dan lebih memilih masakan rumahan.

Begitu Duri turun, ia melihat kak Gempa dan kak Taufan sudah berada di meja makan. Kak Taufan membantu kak Gempa untuk memindahkan makanan ke dalam piring.

"Kak, aku mau siram tanaman sebentar ya. Baru sarapan" ucap Duri.

Kak Gempa menoleh, "jangan lama-lama ya Duri. Nanti takut telat."

Duri mengangguk. Ia lalu melangkahkan kakinya menuju taman belakang sambil bersenandung kecil. Sudah rutinitasnya setiap pagi ia menyiram tanaman sebelum berangkat ke sekolah.

Ketika ia sampai ke taman belakang, bukannya di sambut oleh bunga-bunganya yang cantik, justru ia melihat Solar sedang berada di sana.

Tamannya berantakan.

Dapat ia lihat, Solar yang sudah rapih dengan seragam sekolah lengkap dan tas di punggung sedang berjongkok sambil memegang salah satu pot bunga nya. Duri mengedarkan pandangannya. Tamannya yang cantik kini berubah kacau. Tapi ada satu hal yang membuat ia sangat marah.

Bunga mataharinya. Bunga kesayangannya yang seharusnya berdiri cantik itu kini telah layu di bawah tanah.

"KAMU APAIN TAMAN AKU?!" teriaknya marah.

Solar yang semula membelakangi Duri, kini menengok sambil masih memegang pot bunga.

"Bukan aku yang ngerusak!" seru Solar balik.

"Bohong ya?!" Tuduh Duri, ia mengambil paksa pot bunganya dari tangan Solar, "terus kamu ngapain di sini?!"

Solar yang dituduh seperti itu jelas sangat marah. Tangannya mengepal di kedua sisinya. Ia tidak menyangka jika Duri langsung menuduhnya seperti itu. "Aku baru sampai sini, begitu aku lihat taman ini sudah berantakan" ujar Solar menjelaskan.

Duri masih tidak percaya, ia berjalan menuju bunga mataharinya yang sudah tidak berbentuk. "Kamu ngapain di sini emang!?, biasanya kamu gak pernah nyentuh taman kok sekarang ada di sini!"

Wajah Solar memerah menahan emosi, ia cukup sakit hati oleh perkataan Duri. "SUDAH AKU BILANG ITU BUKAN AKU! KENAPA KAMU NUDUH AKU TERUS?!" teriaknya marah.

Mendengar teriakan Solar, semua saudara mereka yang lainnya segera menuju tempat Solar dan Duri berada. "Kenapa kalian ribut-ribut?" tanya gempa.

Duri menengok ke arah Gempa, air mata menggenang di pelupuk matanya. "Kak Gem.. Solar ngerusakkin taman aku.."

Solar berkilat marah, "NGGAK YA, KAMU JANGAN NUDUH SEMBARANGAN!!."

"TAPI KAN KAMU ADA DI SINI PAS TAMANNYA BERANTAKAN!!."

"BUKAN BERARTI KAMU BISA NUDUH AKU SEMBARANGAN!."

"KAMU KAN SELALU NGGAK SUKA SAMA TAMAN AKU!."

Haduh, Gempa pusing pagi-pagi sudah disuguhkan adegan bertengkar oleh adik-adiknya yang paling kecil ini. Ia memegang kepalanya pening, tatapannya beralih pada Halilintar, meminta bantuan.

"Diam kalian! Ini masih pagi, jangan bertengkar!" seru Halilintar dengan garang.

"Tapi abang.. tamanku rusak semua.." ucap Duri, air mata sudah mengalir di wajahnya.

"Kan sudah aku bilang itu bukan aku! Kenapa kamu gak percaya sih!?" sahut Solar.

"Kan kamu yang ada di sini tadi!"

𝘽𝙤𝙀𝙡 & 𝘽𝙤𝙁𝙪 𝙄𝙣𝙩𝙚𝙧𝙖𝙘𝙩𝙞𝙤𝙣'𝙨 ʚɞTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang