Chapter 1

541 45 2
                                    


“Jangan harap hanya karena kau seorang Omega, aku akan memperlakukanmu dengan baik.”

Pergelangan tangan Navero yang di genggam kuat oleh salah satu guru akademi nya saat ini sudah mulai terasa sakit. Sepertinya Navero akan mendapatkan luka lebam lagi di tubuh nya.

“Aku tidak mengharapkan apapun.” balas Navero tidak ingin dirinya terus dihina seperti ini. Dia sudah selalu berusaha untuk melawan, tapi hinaan dan cacian tidak pernah lepas dari harinya.

Karena mendengar jawaban dari Navero yang melawannya 'lagi', guru akademi bagian sejarah yang seorang Beta itu bersiap mengangkat tangannya-

“Pangeran Navero.”

Tetapi tertahan karena sudah ada suara seorang perempuan yang bergema di dalam ruangannya.

Navero yang namanya dipanggil pun menghentak kan tangannya mengakibatkan genggaman erat itu terlepas,“Ada apa Emida?”

“Yang mulia Raja memanggil anda Pangeran.”

Navero mengangkat alisnya bingung. Untuk apa ayahnya itu memanggil nya di jam-jam sibuk seperti ini? Apa lagi yang diinginkan oleh ayah nya itu darinya?

“Apa terjadi sesuatu Emida?” Navero berucap sambil berjalan mendekati Emida yang berada di ujung pintu ruangan, meninggalkan Sang guru atau bisa disebut Sofistes itu dengan acuh.

“Saya tidak bisa menjelaskannya sekarang Pangeran, sebaiknya Anda segera menuju ke ruang perjamuan.”

Navero masih sangat penasaran saat ini. Apalagi mendengar kata ruang perjamuan. Bangsawan mana yang kini tengah berkunjung? Atau bagian kota mana? Bagian kerajaan mana? Untuk apa sang ayah memanggil nya ke ruang perjamuan jika memang sang Yang Mulia Raja tengah menyambut tamu.

Tidak mungkin kan ayah nya itu akan memarahinya atau pun menghinanya di depan tamu kerajaan?

Emida membiarkan Navero melewati tubuhnya sambil ia kembali menghadap ke dalam ruangan dan menatap tajam seorang Sofistes yang masih berdiri dengan raut wajah tidak suka di tengah ruangan itu.

“Seorang Sofistes seharusnya mencerminkan sikapnya dengan baik.” setelahnya barulah Emida menyusul pergerakan Navero yang sudah cukup menjauh.

“Emida. Jujur kepadaku? Sebenarnya ada apa? Apa aku melakukan kesalahan lagi di mata Yang Mulia Raja? Atau aku akan segera di asingkan?”

Emida menatap prihatin melihat Pangeran yang sudah ia jaga dan kawal sedari kecil. Melihat pertumbuhan sang Pangeran juga membuat rasa sayang tumbuh di hati Emida.

Apalagi saat lelaki itu pertama kali diumumkan sebagai seorang Omega, bukannya Alpha seperti harapan Sang Raja. Emida ada pada saat momen itu terjadi.

Saat itu ayah kandung Navero sangat marah dan murka, ia merasa tertipu karena Navero selama ini terlihat dari fisik dan juga wajah sangat seperti Alpha.

Sang Raja berucap jika Navero dan Ibundanya, Malia sengaja tengah menipu dirinya. Dan mereka berniat menutup-nutupi jika Navero hanyalah seorang Omega yang lemah. Padahal kebenarannya tidak seperti itu.

Navero sendiri bahkan merasa jika dirinya adalah Alpha selama ini. Ia tidak merasakan adanya tanda-tanda jika dirinya adalah Omega. Tetapi Dewa berkata lain. Dirinya malah dinyatakan sebagai Omega saat menginjak umur 17 dan dari situlah awal neraka kehidupannya dimulai.

“Pangeran, Anda tidak melakukan kesalahan apapun maka harap tenangkan diri Anda. Didalam sudah ada ibunda Anda Malia dan semua pertanyaan Anda akan segera terjawab.”

Navero sudah akan mengajukan pertanyaan kembali tapi Emida sudah membuka pintu ruang perjamuan membuat Navero menegakkan tubuhnya dan bersikap sopan selayaknya Pangeran.

Happiness | PoohPavelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang