Chapter 3

297 30 0
                                    

“Mengapa Lady Malia tidak ikut bersama kita?”

Akhirnya setelah keheningan yang melanda mereka lebih dari 50 menit itu terpecah saat Krittin membuka suaranya.

Navero yang tadinya menatap keluar kereta kuda kini menaruh seluruh atensinya menatap Krittin.

“Ibunda masih memiliki banyak tanggung jawab di istana.” Hanya itu jawaban yang bisa Navero berikan.

Tidak mungkin kan dia memberikan jawaban yang sebenarnya? Yang ada Pangeran Krittin nanti akan terus memberikan pertanyaan padanya. Sedangkan Navero masih tidak ingin menceritakan segalanya kepada calon suaminya itu. Mungkin nanti.

“Aah benar. Saya lihat beberapa kali Lady Malia cukup sibuk di istana. Sepertinya Yang Mulia Raja sangat mempercayainya.”

Navero tersenyum kecil. Bukan. Ayahnya itu bukan sangat mempercayai sang Ibunda, melainkan Yang Mulia Ratu mereka yang terlalu malas mengerjakan semua hal.

Ia selalu meminta agar Lady Malia saja yang menutupi beberapa tugas yang seharusnya dilakukan oleh sang Ratu itu. Bahkan untuk bersosialisasi kepada para rakyat pun sang Ratu tetap meminta agar Lady Malia yang menggantikan nya.

Sehingga para rakyat bahkan lebih menghormati Lady Malia daripada Ratu mereka sendiri.

“Pangeran Krittin. Berapa lama perjalanan kita menuju Vieno?” Navero mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka.

“Sekitar 2 hari. Kita akan tiba di Vieno besok malam.”

Sesuai dugaan Navero. Mereka akan cukup lama di perjalanan. Sepengetahuan Navero mereka akan melewati perbatasan yang ada di wilayah Linge. Salah satu Kerajaan yang ada di bawah kuasa Luxe.

“Jika kehadiran saya membuat anda tidak nyaman, ucapkan saja. Saya bisa ikut berkuda bersama para prajurit.”

Ucapan Krittin membuat Navero menggelengkan ucapannya, “Tidak Pangeran. Saya baik-baik saja. Anda sudah cukup baik menekan feromon nya.”

Krittin pun tersenyum senang. Mungkin mereka berdua masih canggung berada di satu lingkup ruangan seperti ini. Tapi Krittin tidak akan bohong jika ia merasa nyaman. Mungkin Navero tidak sadar jika sedari tadi feromon nya yang sangat lembut dan harum itu menguar sedikit. Hanya sedikit, tidak akan sampai membuat Alpha nya hilang kendali.

“Tapi Pangeran. Apakah tidak ada efek samping dari perbuatan anda ini? Maksud saya, anda pahamkan jika feromon yang keluar dari tubuh kita merupakan keharusan walaupun masih bisa kita minimalisir.”

Krittin nampak diam terlebih dahulu.

“Jangan berbohong kepada saya Pangeran. Saya tidak ingin karena hal ini, membuat kita berdua menjadi tidak nyaman.” Navero menatap Krittin dengan lekat. Berharap agar lelaki di hadapannya ini tidak menyembunyikan apapun.

“Saya hanya merasa sedikit sesak jika harus menahan feromon terlalu lama. Tidak akan berbahaya untuk saya, anda tidak perlu khawatir Pangeran.” Krittin memberikan senyuman kepada Navero agar sang Pangeran percaya kepada kata-katanya.

“Kita akan beristirahat di perbatasan kerajaan Linge Pangeran Navero. Tidak perlu khawatir.”

“Baik Pangeran.”

|••••|

“Pangeran Mahkota, kita akan beristirahat sekitar 2 menit lagi.” Suara Ricko yang berkuda di samping kereta terdengar oleh Krittin yang kini tengah duduk memperhatikan Navero yang ada di hadapannya dengan kondisi menutup kedua matanya.

“Saya hanya ingin menutup mata sebentar Pangeran.”

Begitu katanya tadi kepada Krittin. Tapi Krittin yakin jika kini Navero sudah mulai masuk kedalam alam bawah sadarnya. Mereka sudah berjalan sekitar 7 jam lebih tanpa berhenti, maklum saja jika kini Navero seperti nya sudah mulai kelelahan.

Happiness | PoohPavelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang