Malam hari yang biasanya tenang di istana kini berubah menjadi kecemasan bagi semuanya. Navero dan Krittin dari tadi saling menggenggam tangan karena khawatir dengan kondisi sang Ratu yang mendadak mengalami sakit perut malam ini.
Dan saat sang tabib keluar dari kamar sang Ratu, Raja Vieno langsung mendekat dan mendengarkan penjelasannya diikuti Krittin dan Navero yang berada di belakang.
“Waktu kelahiran Ratu akan segera tiba Yang Mulia, Kemungkinan pagi ini kita sudah bisa memulai proses kelahirannya. Saya mohon undur diri agar bisa mempersiapkan semua keperluannya Yang Mulia.”
Setelah tabib itu pergi, Raja Vieno menatap kedua putranya yang masih menampilkan wajah khawatir nya.
“Tenanglah, Ratu akan baik-baik saja. Kalian berdua bisa kembali ke kamar. Ayah yang akan menjaga Ibunda malam ini.” Ujar sang Raja membuat Krittin menatap Navero dan mengajaknya meranjak dari sana.
Awalnya Navero seperti enggan bergerak tapi ia akhirnya ikut juga di tuntun Krittin agar kembali ke kamar mereka. Dalam perjalanan, beberapa kali ia merasa gelisah. Saat menunggu tabib memeriksa sang Ratu tadi, Navero tanpa sengaja mendengar suara rintihan sang Ratu yang menahan sakit.
Tangannya tanpa sadar terangkat memegang perutnya sendiri. Bisakah? Batinnya. Navero tidak paham mengapa ia jadi kepikiran tentang dirinya yang harus mengandung keturunan Kerajaan. Dengan kondisi Omeganya yang masih belum stabil saat ini pasti akan sangat susah.
Ya, tapi kita tidak pernah tau rencana yang di takdirkan untuk kita Navero. Maka dari itu Navero menghapus angan-angannya dan kini sudah naik ke atas kasur bersama dengan Krittin yang sudah membentangkan tangannya, siap menerima makhluk lain yang akan masuk ke dalam dekapan nya.
Kebiasaan baru dua Pangeran itu setelah tiga minggu belakangan ini adalah berpelukan saat tidur. Setelah malam Navero meminta untuk di peluk saat tidur, dirinya merasa lebih aman dan nyaman hingga pagi harinya. Akhirnya tanpa di minta, Krittin terkadang sudah membuka lebar tangannya dan Navero akan menerima nya dengan senang hati. Dan Omeganya juga tidak protes tentang hal itu.
Omong-omong tentang Omega. Veli benar-benar tidak ingin muncul lagi hingga sekarang. Navero sudah mencoba berbagai cara agar dapat membujuk sang Omega, tetapi tidak ada yang berhasil. Krittin juga acap kali sudah meminta maaf dan memanggil-manggil nama sang Omega tapi tetap tidak dihiraukan.
Akhirnya mereka berdua menyerah dan memberikan waktu untuk sang Omega. Mungkin saat Omega sudah merasa lebih baik ia akan muncul dengan sendirinya.
“Apakah Ibunda akan baik-baik saja?” Navero bertanya dengan matanya yang menelisik pakaian yang dipakai oleh Krittin.
“Ibunda akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir Na. Sekarang, kita harus tidur beberapa jam dahulu dan kembali bangun saat sudah waktunya kelahiran. Aku sudah meminta Ricko agar segera memberitahu kita.”
Elusan pada punggungnya terasa oleh Navero. Navero pun hanya mengangguk mendengar ucapan Krittin dan kini semakin membenamkan dirinya ke dalam pelukan. Mencoba untuk tidur dengan aroma feromon Krittin yang sudah bisa ia terima sekarang.
Navero dapat merasakan dirinya yang baru saja tertidur beberapa jam tetapi Krittin sudah membangunkannya kembali dan mereka berdua berjalan dengan tergesa-gesa ke arah kamar Raja dan Ratu.
Waktu kelahiran Ratu sudah tiba! Dan kini Navero sudah dapat melihat wujud kecil yang berada di gendongan sang Ratu. Tengah tertidur dengan damai bayi yang merupakan adik perempuan Krittin itu.
Navero sang takjub melihat bayi sang Ratu. Mukanya masih terlihat merah dan badannya masih sangat kecil. Kulitnya tampak sangat lembut sehingga Navero bahkan takut untuk menyentuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness | PoohPavel
Fanfiction[KINGDOM ABO] Lamaran yang di terima Navero sebagai pendamping calon penerus Kerajaan, apakah akan membuat hidupnya lebih baik daripada sekarang? "Omega, sayang. Lihat aku." Navero menatap mata sang suami yang kini berwarna keemasan. Warna mata sang...