Tiga hari berlalu, tiga hari juga Navero sudah tidak bertatap muka dengan Krittin. Setelah kejadian yang tidak terduga kemarin, Navero benar-benar diperingatkan oleh Ricko agar tidak mendekati kamar sang suami dahulu.
Navero tidak membantah. Ia juga paham jika hal itu lebih baik untuk dirinya saat ini. Tetapi tidak tutup kemungkinan desas desus di istana mulai terdengar. Beberapa ada yang menatap heran sang Pangeran pendamping yang masih bisa menjalankan jadwalnya seperti biasanya padahal sang Pangeran Mahkota mereka tengah menjalani siklus Rut.
Namun, desas desus tidak mengenakan itu langsung diberikan peringatan oleh sang Ratu agar tidak ada yang membicarakan tentang Putra Mahkota nya dan pasangan nya di istana mereka. Setelahnya semuanya kembali berjalan normal.
Navero menjalankan jadwalnya seperti biasanya, bedanya sekarang ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mempelajari ilmu sihir. Dan saat ia berjalan menuju ke taman belakang istana, Navero kadang memilih jalan memutar agar bisa melewati kamar Krittin. Sengaja, karena dengan melewati nya saja Navero dapat mencium bau feromon Alpha yang terkadang ia rindukan itu.
Iya rindu. Tiga malam ia memilih tidur sendirian -walaupun sang Ratu menawarkan dirinya untuk menemani- membuat Navero kadang tidak bisa tertidur nyenyak. Berakhir dirinya harus memeluk salah satu baju sang Suami barulah ia bisa tertidur dengan pulas.
Dan karena kejadian ini. Barulah Navero menyadari jika Krittin sudah menjadi sosok yang ia biasakan hadir di sekitarnya saat ini.
Apakah hal ini pertanda hal baik?“Pangeran. Kereta kudanya sudah siap.” Lia berujar saat Navero tengah menggunakan jubah bulunya saat ini, di bantu oleh Rina.
Ia akan keluar lagi untuk melihat kondisi desa yang terkena longsor beberapa hari yang lalu. Syukur nya sekarang keadaan desa tersebut sudah 80% kembali seperti sediakala.
Dan ya, Navero memutuskan menggantikan Krittin untuk melihat seluruh perkembangan dan memberikan tenaga nya untuk membantu langsung ke lapangan.
Hari ini ia pergi sedikit petang. Sekitar pukul 5 karena jadwal pembelajaran sihir nya hari ini benar-benar lama. Mulai dari pukul 10 hingga 4 sore, maka dari itu Navero baru bisa keluar istana sekarang. Kondisi diluar sudah pasti akan bertambah dingin.
Lia sudah mengusulkan agar sang Pangeran tidak perlu pergi hari ini tetapi Navero menentang dan tetap kepada keputusannya. Akhirnya sekarang ia harus mengenakan beberapa lapis baju agar dingin tidak menusuk hingga ke tulangnya.
“Pangeran!” Teriakan senang dari beberapa anak kecil yang ada di penampungan terdengar saat Navero sudah sampai di tenda darurat yang ia persiapkan untuk seluruh rakyat desa.
Navero tersenyum senang melihat beberapa anak yang berlari kesenangan mendatangi dirinya. Ia pun berjongkok dan merentangkan kedua tangannya siap menerima pelukan yang lebih dari lima anak itu.
“Bagaimana kabar kalian?” Navero bertanya sambil tangannya mengelusi rambut anak-anak itu secara bergantian.
“Kami baik Pangeran!”
“Terimakasih baju barunya Pangeran!”
“Terimakasih Pangeran!”
Jawab mereka secara serentak. Navero tersenyum semakin lebar. Ia bahagia setiap melihat kondisi anak-anak korban bencana semakin membaik setiap harinya.
“Salam Pangeran Navero.” Panggilan itu membuat Navero menoleh kebelakang dan mendapati lelaki yang merupakan pemimpin desa.
Navero segera bangkit dan menyuruh para anak-anak untuk kembali bermain sendiri terlebih dahulu.
“Ada kabar terbaru ketua? Apakah seluruh rakyat sudah ditemukan?” Tanya Navero.
“Hari ini kami melakukan pencarian lagi Pangeran, untungnya sudah tidak ada korban jiwa yang kami temukan. Tetapi-”
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness | PoohPavel
Fanfiction[KINGDOM ABO] Lamaran yang di terima Navero sebagai pendamping calon penerus Kerajaan, apakah akan membuat hidupnya lebih baik daripada sekarang? "Omega, sayang. Lihat aku." Navero menatap mata sang suami yang kini berwarna keemasan. Warna mata sang...